deni.kaAvatar border
TS
deni.ka
Pergi Tanpa Tujuan Bersama Si Lumba-Lumba
Pada hari Minggu tanggal 16 Januari 2022 saya melakukan perjalanan singkat ke kota Sragen. Sebenarnya perjalanan kali ini bisa dibilang sebagai perjalanan tanpa tujuan, pasalnya saya sendiri naik bus hanya sekadar untuk bernostalgia merasakan sensasi naik bus di jalur Solo-Jogja. Sekitar jam 11.00 saya pun berangkat dari rumah untuk menuju terminal Maospati, perjalanan ini memakan waktu sekitar setengah jam.
 
Sekitar jam 11.30 saya sudah sampai di terminal Maospati, Saya memutuskan untuk berangkat setelah salat duhur saja, karena saat saya tiba di terminal ternyata sudah memasuki waktunya duhur. Toh saya tidak punya tujuan apa pun dalam perjalanan kali ini. Sekitar jam 12.10 saya sudah selesai melaksanakan salat duhur berjamaah di musola terminal. Siang itu cuaca agak mendung gan sist, dan sialnya bus ke  arah Solo agak lama tibanya waktu itu. Justru bus ekonomi jurusan Surabaya terlihat hilir mudik memasuki terminal.

Hampir 15 menit saya bersama seorang mas-mas yang sepertinya juga hendak pergi kea rah barat menunggu di terminal. Untungnya aktivitas bus AKAP tujuan Jakarta yang hilir mudik di terminal Maospati waktu itu bias mengobati rasa bosan yang menggelayuti hati. Akhirnya setelah hampir 15 menit menunggu, bus yang saya hendak naiki masuk ke terminal. Saat bus masuk ke terminal saya berujar dalam hati "Walah kok dapat bodi Jetbus yang rombakan." Padahal saya ingin naik bodi bus Discovery atau Legacy,  tapi saya pikir tak masalah dengan bodinya. Saya juga penasaran bagaimana rasanya naik bus ekonomi yang memakai bodi Jetbus.


Quote:



Perjalanan Maospati-Ngawi


Sekitar jam 12.26 bus dengan nomor polisi W7062UP mulai meninggalkan terminal Maospati, waktu itu bus berangkat bersama bus Sugeng Rahayu Patas tujuan Bandung. Bus waktu itu dipacu santai melintasi Jl. Raya Maospati-Solo, waktu itu okupansi penumpang cukup ramai gan sist. Karena hampir separuh bangku bus terisi.

Oh ya, saya duduk di deret bangku sebelah kanan, di mana ada 3 bangku di deretan tersebut. Sementara deretan bangku sebelah kiri ada dua bangku. Saya duduk di sebelah mbak-mbak yang usianya lebih muda dari saya, niat hati ingin menyapa. Tapi kok saya tidak berani. Lupakan mbak-mbak yang duduk di sebelah tadi, waktunya sekarang membayar karcis. Karena dari arah belakang Pak Kondektur sudah berujar begini "Yang baru... yang baru."

Baru di sini artinya adalah penumpang yang baru naik bus, bagi yang sering naik bus di jalur Sby-Jogja, pasti sudah paham dengan kode tersebut emoticon-Big GrinSaat kondektur mendekat, saya pun berujar untuk turun di Pungkruk (wilayah Sragen), beliau lalu mencoret karcis yang ada di genggaman tangannya, lalu menyerahkan kepada saya. Untuk tarif Maospati-Sragen adalah Rp 27 ribu.


Quote:



Sekitar jam 12.30, bus tiba di Geneng, yang merupakan perbatasan kabupaten Ngawi dan Magetan. Di Geneng ini bus menurunkan seorang penumpang. Setelah itu bus kembali melanjutkan perjalanan gan sist. Jalanan waktu itu situasinya ramai lancar, meski hari Minggu, suasana jalannya tidak terlalu dipadati kendaraan warga yang hendak pergi ke tempat wisata. Mungkin karena efek omicron atau apalah itu namanya.

Oh iya, satu hal yang kurang dari bus yang saya naiki waktu itu adalah 'musik.' Biasanya bus di jalur Surabaya-Jogja selalu memutar musik dangdut koplo, sayangnya bus yang saya naiki tidak dilengkapi TV, jadi perjalanan agak sedikit sepi. Hanya dencitan per daun dan percakapan para kru dan penumpang yang memecah kesunyian waktu itu. Sebagai ganti dangdut koplo, para penumpang mendapat suguhan hiburan dari para seniman jalanan yang naik bus waktu itu.

Jalur nasional di kota Ngawi ini sangat panjang gan sist, berbeda dengan jalur nasional di wilayah Maospati yang cenderung pendek. Sepanjang perjalanan, pemandangan pun berganti-ganti, mulai dari pemukiman penduduk, sawah, sampai hutan. Jadi perjalanan tidak terkesan monoton emoticon-Big Grin

Saya lupa persisnya jam berapa, kemungkinan jam 12.40 seingat saya, bus melintasi jembatan kembar. Itu artinya sedikit lagi bus akan mendekati pusat kota Ngawi, setelah melewati jembatan tersebut nanti akan ada perempatan lampu merah. Jika lurus ke arah pusat kota, belok kiri ke arah Solo, dan jika belok kanan ke arah Karangjati.


Quote:


Bus pun belok kiri menuju wilayah terminal Ngawi Lama, bisa dibilang ini adalah titik "check point" bagi bus di jalur Sby-Jogja. Karena orang-orang banyak yang memilih naik bus dari area ini. Di Ngawi Lama ini juga terdapat banyak agen bus malam.

Di terminal Ngawi Kama ini juga, beberapa musisi jalanan kembali masuk. Selain itu ibu-ibu penjual arem-arem dan aneka jajanan lain juga akan naik di sini.


Quote:


Di sini bus menaikkan beberapa penumpang, hanya berhenti sebentar bus lalu melanjutkan perjalanan kembali. Setelah dari terminal Ngawi Lama, bus tiba di sebuah perempatan lampu merah, jika belok kiri bisa ke arah Paron dan Jogorogo, ambil kanan lalu lurus ke arah terminal Ngawi baru. Jika ambil kanan ke pusat kota.


Quote:



Masuk terminal Ngawi Baru (Kertonegoro) sekitar jam 12.50, saat berhenti di shelter pemberangkatan ternyata di sebelah bus yang saya naiki ada bus Sugeng Rahayu trayek Surabaya-Solo-Semarang yang juga barusan masuk. Seingat saya bus tujuan Semarang itu bernopol W7211UZ.

Selalu menarik melihat persaingan tim Jogja dan tim Semarang di jalur Ngawi, Sragen sampai Solo. Biasanya Sugeng Rahayu tim Semarang dikenal lebih kencang, karena mereka memburu waktu untuk bisa sampai tepat waktu ke Semarang. Melihat bus yang saya naiki dipacu dengan santai, agaknya tidak mungkin mengejar bus tujuan Semarang tersebut nanti.


Membelah Hutan di Kota Ngawi


Bus tidak lama berhenti di terminal ini, sekitar jam 13.06 bus kembali berangkat dari terminal Ngawi Baru. Sebelumnya bus tujuan Semarang berangkat lebih dulu, disusul bus Gunung Mulia dan Sugeng Rahayu Patas tujuan Bandung. Selepas terminal bus masih berjalan beriringan, namun selepas Watualang, tiga bus lainnya dipacu lebih kencang. Sementara bus yang saya naiki tetap melaju santai.

Di daerah Watualang, persisnya di sebelah barat terminal Ngawi ini ada beberapa rumah makan langganan bus AKAP, seperti rumah makan Taman Sari dan Duta. Selepas Watualang, bus akan menuju daerah Sidowayah. Di daerah ini ada semacam terminal kecil untuk angkutan desa (angdes), di sini juga ada banyak agen bus malam.

Tiba di Sidowayah jam 13.12 bersama dengan Gunung Mulia, entah tujuan ke mana bus tersebut. Di sini tidak ada penumpang yang naik, bus lalu berangkat lagi meninggalkan Gunung Mulia yang sepertinya mendapat tambahan penumpang di sini.


Quote:



Selepas Sidowayah, bus akan membelah kawasan hutan yang cukup panjang. Kawasan hutan ini membentang sampai ke wilayah Gendingan. Sekilas informasi gan sist, bagi kalian yang kebetulan melewati wilayah hutan di Ngawi ini harap berhati-hati. Yang pertama karena ada pos polisi, di daerah ini jangan sampai menyalip kendaraan di garis marka lurus.Karena di wilayah ini ada kamera yang terpasang entah di mana yang terhubung dengan pos polisi tersebut.

Jika ada yang melanggar, petugas akan langsung melakukan penindakan, jadi tetap patuhi aturan yang berlaku. Pasalnya di wilayah hutan ini marka lurusnya memang panjang, jadi terkadang membuat orang tidak sabaran untuk menyalip. Kedua yang wajib diwaspadai adalah ngantuk atau bisa juga hilangnya konsentrasi mengemudi.

Jalur ini memiliki beberapa area rawan baik di tikungan, tanjakan atau turunan. Karena jalan ini membentang panjang, jadi pengemudi wajib terus berkonsentrasi saat melewati jalur tersebut. Di sekitar jalur ini juga terdapat rest area, di mana terdapat banyak warung di sisi kiri dan kanan jalan. Biasanya rest area tersebut didominasi oleh truk. Jadi jika merasa lelah atau ngantuk lebih baik istirahat dulu. Nah itu sekilas info dari TS emoticon-Big Grin


Quote:



Lanjut lagi ceritanya, jadi sekitar jam 13.26 bus tiba di terminal Gendingan bersama Harapan Jaya dan Sugeng Rahayu tim Semarang. Bus yang saya naiki bersama Harapan Jaya masuk terminal ini, sementara bus arah Semarang hanya menunggu di luar. Dan tak lama berselang kembali melanjutkan perjalanan.

Sebelum tiba di Gendingan, selepas Sidowayah, bus saya disalip Harapan Jaya. Bus tersebut bersama Sugeng Rahayu Semarangan baru terkejar saat akan memasuki wilayah Gendingan. Di terminal kecil ini bus tidak berhenti lama, dan di sini ada beberapa penumpang yang naik. Bus berangkat lagi sekitar jam setengah dua lebih sedikit, berbarengan dengan Harapan Jaya.


Quote:



Skitar jam dua kurang bus tiba melewati pondok pesantren putri Gontor, itu artinya kita hampir mendekati batas provinsi Jawa Timur. FYI Mantingan ini merupakan wilayah di ujung barat kabupaten Ngawi yang berbatasan dengan kabupaten Sragen. Sama seperti Sidowayah dan Gendingan, di sini juga terdapat banyak agen bus malam berbagai tujuan.

Setidaknya butuh waktu satu jam lebih sedikit untuk melintasi jalur nasional di kota Ngawi, setelah melewati tugu perbatasan provinsi Jateng dan Jatim. Tibalah kita di daerah bernama Banaran, yang merupakan bagian dari kabupaten Sragen.


Quote:




Menuju Tujuan Akhir, Sragen


FYI selepas Mantingan, Pak Sopir sempat sedikit mengeluh bahwa, ia tidak mendapat penumpang satu pun di Mantingan. Ia menduga penumpang tersebut sudah diangkut Sugeng Rahayu tim Semarang. Memang sopir bus Jogja biasanya tidak akan terlalu "ngoyo" (ngotot) untuk mengejar bus tujuan Semarang, karena sudah dipastikan mereka tidak akan sempat untuk menyalip bus tersebut. Saya jadi penasaran untuk naik bus trayek Semarang tersebut lain waktu.

Entah mengapa bus yang saya naiki berjalan santai di kecepatan 70/80 km/jam, mungkin karena bus di belakangnya masih jauh jadi Pak Sopir memutuskan untuk lebih santai mengemudinya. Sekitar jam 13.52 bus tiba di pintu tol Sambungmacan (Sragen Timur), merupakan akses tol baru di Sragen yang mulai beroperasi tahun lalu. Jadi saat ini Sragen punya dua akses pintu tol, yakni Pungkruk dan Sambungmacan.


Quote:



Dari Sambungmacan ini bus terus melaju ke barat menuju terminal Pilangsari, dan entah mengapa setiap kali melintasi Sragen, pasti ada proyek perbaikan jalan. Entah apa yang diperbaiki ? emoticon-Bingung (S)

Sekitar pukul 14.00 bus tiba di lampu merah Pilangsari, di sini sebelum lampu merah, lagi-lagi ada proyek perbaikan jalan. Jadi dari perempatan lampu merah Pilangsari ini bus akan belok kiri, jika lurus ke arah pusat kota. Jika belok kanan adalah jalan satu arah dari Solo.

Biasanya ketika malam hari, bus dan kendaraan besar lainnnya akan lurus menuju pusat kota. Tetapi jika hari masih terang, kendaraan besar akan dialihkan melewati depan terminal Pilangsari (Jl. Jaka Tingkir) untuk kemudian menyusuri pinggiran kota Sragen. Ini adalah salah satu keunikan kota Sragen, jika kita naik bus, sejenak kita akan diajak city tour emoticon-Big GrinWaktu itu bus yang saya naiki tidak masuk terminal, memang terminal ini agak sepi, untuk penumpang jarak pendek biasanya akan naik di luar terminal.


Quote:



Dari depan terminal, bus terus mengarah ke barat menyusuri Jl. Jaka Tingkir, jalan ini cukup sempit, sehingga jika ada dua kendaraan besar dari arah berlawanan salah satu harus mengalah. Tak lama berselang bus tiba di sebuah perempatan jalan, saya tidak tahu nama perempatan ini. Tapi jika belok kiri akan mengarah ke Ngarum, kalau belok kanan mengarah ke Pelem Gadung. Kalau lurus saya tidak tahu akan mengarah ke mana emoticon-Hammer (S)

Dari perempatan tersebut bus belok kanan, menyusuri pinggiran kota Sragen. Di mana di kanan kiri jalan banyak terdapat area pertokoan. Sampai di Jl. RA Kartini bertemu bus Laju Prima dengan bodi SR2, entah ke mana tujuan bus tersebut.


Quote:


Sepanjang menyusuri jalan RA. Kartini, bus yang saya naiki melaju beriringan bersama Laju Prima. Setelah sekitar 15 menit menyusuri Jl. RA Kartini, bus tiba di pertigaan dekat stasiun Sragen. Dari pertigaan ini bus ambil kiri, lalu kembali bergabung dengan jalan utama di pusat kota Sragen, yakni Jl. Sukowati.

Jl. Sukowati cukup ramai waktu itu, sempat terjebak kemacetan, tapi tidak lama. Dan sekitar pukul 14.30 bus tiba di pertigaan lampu merah Pungkruk. Di sinilah saya mengakhiri perjalanan, saya turun bersama seorang ibu dan seorang anaknya yang duduk di bangku di depan saya.


Quote:



Penilaian TS


Saya sangat menikmati perjalanan kali ini, bus nyaman dan bersih serta kru yang ramah. AC bus juga tidak terlalu dingin. Sayangnya bus yang saya naiki tidak dilengkapi TV, jadi tidak bisa menikmati irama kendang dangdut koplo khas Jawa Timur. Untuk masalah waktu tempuh memang bus ini agak telat gan sist, biasanya Maospati-Solo ditempuh dua jam. Tapi kali ini waktu dua jam ditempuh sampai Sragen.

Saya memaklumi hal tersebut, mungkin juga karena efek kelelahan dari Pak Sopir jadi beliau terkesan santai dalam perjalanan waktu itu. Selain itu jarak antara bus yang tidak serapat biasanya di masa pandemi ini juga jadi faktor lain mengapa bus yang saya naiki tidak dipacu kencang.

Bagi yang sedang tidak terburu-buru Sugeng Rahayu dengan nopol W7062UP ini bisa jadi pilihan. Untuk waktu tempuh sendiri biasanya tergantung kondisi dan situasi di jalan, bisa lebih lama atau lebih cepat. Di thread selanjutnya saya akan menceritakan pengalaman naik bus yang di luar ekspektasi saya, tentunya masih di jalur Jogja-Solo-Surabaya. Sekian dan sampai jumpa emoticon-Hai


Quote:




Sumber Tulisan: pengalaman Pribadi
Foto: milik pribadi pastinya emoticon-Big Grin
zerauwAvatar border
makiinunAvatar border
senggolbacok83Avatar border
senggolbacok83 dan 22 lainnya memberi reputasi
23
9K
69
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan