marywiguna13
TS
marywiguna13 
Warga Kulit Hitam yang Ditembak Polisi Kulit Putih, Bentuk Rasismekah? #KamisKriminal


Kasus penembakan yang menimpa Ahmaud Arbery dan kematian George Floyd, hanyalah dua dari sekian banyak kasus yang melibatkan warga sipil kulit hitam dan petugas polisi kulit putih. Isu rasisme disebut-sebut sebagai akar dari kasus-kasus yang terjadi tersebut.


Adalah sebuah keharusan bahwa siapapun yang melakukan tindakan kejahatan, untuk dihukum sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Namun, tampaknya hal tersebut tidak sepenuhnya berlaku di Amerika dimana setiap negara bagian memiliki undang-undang yang berbeda untuk setiap pelanggarnya. Karena bahkan petugas polisi yang "katanya" merupakan pengayom masyarakat, justru masih memiliki kemungkinan untuk berlenggang dengan tenang dan bebas dari tuntutan hukum yang menimpanya.
Trayvon Benjamin Martin
5 Februari 1995 - 26 Februari 2012


Trayvon merupakan anak remaja kulit hitam yang berumur 17 tahun. Setelah orangtuanya yang bernama Tracy Martin dan Sybrina Fulton bercerai pada tahun 1999, Trayvon memilih untuk tinggal bersama dengan ibunya, serta kakak laki-laki tirinya di Miami Gardens, Florida. Ibunya bekerja sebagai koordinator program di Miami Dade Housing Authority, sedangkan ayahnya hanya bekerja sebagai supir truk.

Pada tanggal 26 Februari, ayah Trayvon sempat mengajaknya untuk mengunjungi tunangan ayahnya yang bernama Brandy Green yang tinggal di Sanford, Florida. Sementara Tracy dan Brandy pergi untuk makan malam, Trayvon berada di rumah bersama dengan anak laki-laki Brandy dari pernikahan sebelumnya. Trayvon kemudian pergi menuju ke toko 7-11 setempat untuk membeli kudapan. Sekembalinya dari toko tersebut, George Zimmerman yang merupakan sukarelawan untuk keamanan lingkungan, mendapati Trayvon sebagai seseorang yang mencurigakan. George kemudian menghubungi kepolisian Sanford dan melaporkan Trayvon. Saat itu, ada pertengkaran yang terjadi diantara Trayvon dan George, dimana pada akhirnya George menembak Trayvon di bagian dadanya hingga dia tewas.

George Zimmerman

George yang sempat terluka ketika bertengkar dengan Trayvon, tidak langsung ditangkap karena dia mengaku bahwa saat itu dia sedang membela dirinya. Selain itu, polisi mengatakan tidak ada bukti yang dapat digunakan untuk membantah pengakuan George saat itu. Dan berdasarkan hukum Florida, George dilarang untuk ditangkap atau dituntut atas pembelaan dirinya. Merasa keberatan dengan hal tersebut, orangtua Trayvon kemudian menghubungi pihak-pihak yang sekiranya dapat membantu mereka agar George bisa diadili. Dan salah satu diantaranya adalah Kevin Cunningham yang merupakan seorang koordinator media sosial, yang membuat petisi di Change.org yang menghasilkan 2,2 juta tandatangan. Namun, pada tanggal 13 Juli 2013, setelah menjalani beberapa kali persidangan, George dinyatakan tidak bersalah atas tuduhan pembunuhan tingkat dua yang dilakukannya terhadap Trayvon.
Tamir Elijah Rice
25 Juni 2002 - 23 November 2014


Tamir yang bersekolah di Marion-Seltzer Elementary School di Cleveland, baru berumur 12 tahun ketika seorang petugas polisi yang bernama Timothy Loehmann menembaknya hingga tewas.

Pada tanggal 22 November 2014, seorang warga menghubungi 911 dan melaporkan bahwa seorang remaja laki-laki yang sedang berada di gazebo sebuah taman, terlihat mengacung-ngacungkan senjata pada orang-orang di sekitarnya. Timothy dan rekannya yang bernama Frank Garmback, merespon laporan tersebut dan langsung mendatangi tempat dimana Tamir terlihat sedang duduk. Begitu sampai, Timothy melihat sebuah senjata yang disimpan di atas meja dan Tamir kemudian mengambil senjata tersebut, serta menyimpannya di pinggangnya.

Timothy kemudian menyuruh Tamir untuk mengangkat tangannya, namun dia justru malah mengambil senjata dari pinggangnya. Timothy langsung menembakkan dua butir peluru yang mengenai bagian perut dan panggulnya, padahal saat itu Tamir sama sekali tidak menunjukkan ancaman secara fisik maupun verbal. Dan belakangan diketahui bahwa senjata yang dimiliki oleh Tamir, merupakan senjata mainan replika dari senjata airsoft yang sering digunakan dalam olahraga.

Empat hari setelah penembakan terjadi, polisi merilis video yang berasal dari kamera pengintai yang terdapat di sekitar taman Tamir ditembak. Pada tanggal 3 Juni 2015, kantor Sheriff Cuhayoga County memberikan pernyataan bahwa mereka selesai melakukan investigasi dan mereka menyerahkan kasus tersebut kepada Jaksa Wilayah. Dan beberapa bulan kemudian, Jaksa Penuntut memberikan bukti kepada dewan juri. Dimana dewan juri kemudian menolak untuk memberikan dakwaan terhadap Timothy, dengan alasan bahwa Tamir mengambil sesuatu yang tampak seperti senjata sungguhan dari pinggangnya ketika polisi tiba. Keputusan dewan juri tersebut membuat orangtua Tamir menuntut pemerintah kota Cleveland dan mereka mendapatkan kompensasi sebesar enam juta dolar.

Timothy Loehmann

Setelah peristiwa penembakan terjadi, terungkap fakta bahwa Timothy yang dalam pekerjaan sebelumnya adalah sebagai seorang polisi di pinggiran kota Independence, Ohio, dianggap memiliki ketidakstabilan secara emosional dan tidak layak untuk bertugas. Namun, dia tidak mengungkapkan hal tersebut ketika dia bergabung dengan kepolisian Cleveland, dan kepolisian Cleveland juga tidak pernah meninjau arsip milik Timothy sebelum mempekerjakannya. Oleh karena itu, pada 2017 Timothy dipecat karena dianggap menyembunyikan fakta tersebut.
Breonna Taylor
5 Juni 1993 - 13 Maret 2020


Pada awalnya, yang menjadi target polisi adalah dua orang pria yang bernama Jamarcus Glover dan Adrian Walker, yang diduga menerima sebuah paket yang berisi narkoba, yang dikirim ke apartemen milik Breonna, yang ditempati bersama kekasihnya yang bernama Kenneth Walker. Selain itu, berdasarkan penyelidikan yang dilakukan oleh polisi, mobil yang terdaftar atas nama Breonna juga sempat beberapa kali terlihat diparkir di depan rumah Jamarcus, yang merupakan mantan kekasih Breonna.

Pada tengah malam tanggal 13 Maret 2020, tiga orang polisi berpakaian sipil mendatangi apartemen Breonna sambil membawa surat perintah penggeledahan yang ditandatangani oleh Hakim Mary M. Shaw. Polisi mengaku, ketika mereka tiba, sebelumnya mereka sempat mengetuk pintu beberapa kali dan mengatakan bahwa mereka adalah polisi Louisville dan membawa surat perintah penggeledahan. Namun, karena tidak ada jawaban dari dalam, polisi kemudian mendobrak paksa. Sedangkan menurut pengakuan Kenneth, saat itu Breonna justru sempat bertanya beberapa kali ketika dia mendengar seseorang berada di depan pintu apartemennya. Namun, Kenneth dan Breonna juga tidak mendengar jawaban dari luar.

Ketika polisi mendobrak pintu, Kenneth yang memiliki ijin untuk memiliki senjata dan mengira bahwa seseorang yang berada diluar apartemennya adalah penyusup, langsung menembakkan senjatanya dan mengenai kaki salah satu polisi. Membalas tembakan tersebut, polisi lainnya melancarkan sekitar 20 tembakan keseluruh ruangan. Breonna yang merupakan seorang paramedis University of Louisville Health, tewas di tempat dengan delapan tembakan.

Setelah penembakan terjadi, Kenneth ditangkap dan didakwa dengan pasal percobaan pembunuhan terhadap petugas polisi. Namun, Kenneth kemudian dibebaskan dari penjara dan menjalani tahanan rumah, mengingat pandemi yang sedang terjadi. Sedangkan ketiga polisi yang bernama Jonathan Mattingly, Brett Hankison, dan Myles Cosgrove, hanya ditempatkan di bagian penugasan administratif hingga Public Integrity Unit Louisville Metro Police Department menyelesaikan penyelidikannya.

Jonathan Mattingly, Brett Hankison, dan Myles Cosgrove
Philando Divall Castile
16 Juli 1983 - 6 Juli 2016


Penembakan terhadap Philando terjadi di Saint Paul, Minnesota, pada tanggal 6 Juli 2016 jam 9 malam. Saat itu Philando sedang berkendara bersama dengan kekasihnya yang bernama Diamond Reynolds, serta anak perempuan Diamond yang berumur empat tahun. Tepat di perempatan Larpenteur Avenue dan Fry Street, mobil milik Philando diberhentikan oleh dua orang polisi yang sedang berpatroli yang bernama Jeronimo Yanez dan Joseph Kauser. Menurut pengakuan Jeronimo, Philando terlihat seperti seorang tersangka perampokan yang sedang dicari polisi, hanya karena bentuk hidungnya yang lebar.

Jeronimo Yanez

Jeronimo yang berdiri di sisi kursi pengemudi, meminta Philando untuk menunjukkan SIM dan bukti asuransinya. Dan ketika Philando memberikan kartu asuransinya, Jeronimo memperhatikan ada sesuatu yang diselipkan di dalam sakunya. Philando kemudian mengatakan bahwa dia memiliki sebuah senjata. Sebelum Philando menyelesaikan kalimatnya, Jeronimo menyuruhnya untuk tidak mengeluarkan senjata yang dimilikinya, sedangkan Jeronimo langsung memegang senjata miliknya. Philando menjawab bahwa dia tidak akan mengeluarkan senjatanya, Diamond juga sempat mengatakan hal yang sama. Namun, Jeronimo justru meninggikan suaranya sambil menarik senjata miliknya dan menembakkannya pada Philando sebanyak tujuh kali. Dari lima peluru yang mengenai tubuh Philando, dua diantaranya mengenai bagian dadanya.

Peristiwa tersebut sempat disiarkan secara langsung melalui Facebook milik Diamond. Setelah Philando tewas, Diamond diperintahkan untuk berlutut, kemudian diborgol, dan dipindahkan kedalam mobil polisi bersama dengan anak perempuannya. Dia dibawa ke kantor polisi untuk menjalani interogasi dan dibebaskan pada jam 5 pagi keesokan harinya. Diamond sempat mengatakan bahwa Philando memang memiliki senjata yang didapatnya secara legal. Dia juga menyayangkan sikap Jeronimo dan Joseph yang tidak bersedia untuk memeriksa Philando apakah dia masih bernapas atau tidak.

Sehari setelah peristiwa penembakan terjadi, Jeronimo dan Joseph kemudian ditempatkan dalam masa cuti administratif selama pihak Minnesota Bureau of Criminal Apprehension melakukan investigasinya. Jeronimo kemudian menjalani sidang pertamanya pada tanggal 30 Mei 2017, yang dipimpin oleh Hakim William H. Leary III. Dan Jeronimo akan dihukum minimal 10 tahun jika dia terbukti bersalah. Namun, setelah lima hari persidangan dan 25 jam musyawarah, juri yang beranggotakan 12 orang memutuskan bahwa negara tidak memiliki kewajiban untuk memberikan hukuman terhadap Jeronimo. Pada awalnya, 10 dari 12 orang juri mendukung untuk membebaskan Jeronimo dari jeratan hukum. Namun kemudian, dua orang juri lainnya memberikan dukungan yang sama. Bahkan salah seorang juri mengatakan bahwa, mereka merasa bahwa Jeronimo adalah orang yang jujur.
Yvette Smith
18 Desember 1966 - 16 Februari 2014


Pada tengah malam tanggal 16 Februari 2014, sebuah keributan terjadi diantara anggota keluarga Thomas. Yvette yang merasa kesulitan untuk meredam pertengkaran diantara kekasihnya yang bernama Willie Thomas dan anak laki-laki Willie, kemudian menghubungi 911 untuk meminta bantuan. Ketika dua orang polisi yang menerima laporan dari Yvette datang, Willie sudah berada di luar rumahnya. Dan ketika Yvette membuka pintu, salah seorang polisi yang bernama Daniel Willis mengatakan bahwa dia polisi dan langsung menembak Yvette hanya dalam hitungan detik. Yvette kemudian dilarikan ke rumah sakit dan meninggal enam jam kemudian dengan dua luka tembakan yang berasal dari senjata semi otomatis AR-15.

Pihak 911 merekam bahwa Yvette sempat mengkhawatirkan adanya keterlibatan senjata diantara Willie dan anaknya, namun Willie membantah hal tersebut karena pertengkaran yang terjadi berkaitan dengan persoalan keuangan keluarga. Sedangkan polisi mengklaim bahwa Yvette membawa senjata api dan dia dianggap mengabaikan perintah polisi yang menyebabkan dia ditembak.

Beberapa minggu setelah penembakan, sebuah investigasi yang dilakukan oleh BCSO mengungkapkan bahwa beberapa pengawas telah dengan sengaja merubah catatan pelatihan lapangan milik Daniel agar terlihat lebih akurat. Karena hal tersebut, dua orang polisi berpangkat letnan dan sersan diturunkan pangkatnya menjadi petugas patroli, dan lima orang pengawas tambahan menghadapi tindakan disipliner.

Daniel Willis

Pada tahun 2014, keluarga Yvette mengajukan gugatan terhadap Bastrop County dan seorang Sheriff yang bernamaTerry Pickering. Gugatan tersebut mengklaim bahwa kematian Yvette disebabkan oleh kelalaian petugas polisi Daniel Willis. Hal tersebut didukung dengan catatan yang berisi evaluasi kerja milik Daniel yang menyatakan bahwa Daniel masih membutuhkan lebih banyak pengembangan dalam menangani situasi darurat dan dalam hal penggunaan akal sehat. Namun, dalam pengumuman keputusan sidang yang dilakukan pada bulan April 2016, Hakim menyatakan bahwa Daniel Willis yang sudah diberhentikan dari pekerjaannya, tidak bersalah dan dibebaskan dari segala tuduhan.
Sekian, dan terimakasih.

*
*
*
*
*

sumber 1, sumber 2, sumber 3, sumber 4, sumber 5

aldo12wolfzmusdarkwilliam00gg
darkwilliam00gg dan 10 lainnya memberi reputasi
11
7.1K
224
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan