l13ska
TS
l13ska
Menikahi Lelaki Yang Mencintai, Apakah Pilihan Tepat?



Disebutkan dalam satu artikel tentang perbedaan cinta lelaki dan wanita. Artikel itu berbunyi seperti ini:
"Seiring berjalannya waktu lelaki cintanya akan memudar kepada istri, sebaliknya setelah memasuki bebeerapa tahun usia pernikahan seorang istri justru akan semakin mencintai suaminya."


Lanjut dalam artikel disebutkan bahwa jika diibaratkan gunung: cinta istri setiap hari akan terkumpul sedikit demi sedikit hingga membentuk gunung yang besar, namun cinta suami seperti gunung yang lama-kelamaan terkikis dan hancur."

Penulispun menyarankan bagi pembaca khususnya wanita untuk menikah dengan pria yang mencintai mereka bukan yang mereka cintai. Saya pun mengamini peryataaan tertulis tersebut. Hingga tanpa sadar hal tersebut menjadi prinsip saya memilih pasangan hidup.

Prinsip memilih pasangan di atas bukan tanpa dasar dan alasan pula.


Quote:

emoticon-Matahariemoticon-Matahariemoticon-Matahari


Menjalani biduk rumah tangga hampir sepuluh tahun membuat saya berpikir ulang tentang pernikahan ini sendiri. Tepatkah keputusanku sebagai wanita untuk menikahi orang yang mencintaiku atau keputusan yang kuambil terlalu gegabah?!

Namun rupanya saya keliru Gan Sis. Dalam sebuah pernikahan agar langgeng tak melulu soal cinta yang harus dikedepankan. Pernikahan itu butuh sebuah komitmen, rasa saling percaya, dan tak kalah penting niat yang baik dan tulus untuk menjalani biduk rumah tangga sebaik-baiknya.

Menikah dengan orang yang mencintai kita itu baik, selagi lelaki yang kita cintai adalah figur yang bertanggung jawab, setia dan bisa diajak komitmen. Faktanya: nasi gak akan matang hanya karena cinta. Uang sekolah anak tak kan terbayarkan hanya dengan kata cinta.

Bisa dibilang, menikah dengan orang yang mencintai bisa jadi boomerang ketika sosok yang menjadi suami kita adalah sosok yang over protektif atau malah tipe "cuek bebek" yang gak peduli ama kebahagiaan kita sebagai istri.

Menikahi orang yang mencintai kita namun ia tak punya jiwa pekerja keras dan cenderung malas hanya akan membuat kita jadi luka. Terlebih jika sudah memiliki buah hati.

emoticon-Matahariemoticon-Matahariemoticon-Matahari


Faktanya meskipun tak banyak, namun ada saja ditemui di luar sana para wanita yang setelah menikah bukan dinafkahi secara lahir dan batin tapi justru menafkahi suami. Betapa banyak perlakuan tak mengenangkan yang harus diterima wanita tulang punggung baik di dunia kerja maupun dalam rumah tangga.




Ada saya temui seorang kawan yang harus bekerja, tapi ibu mertuanya tak bisa menghargainya karena ia tak bisa hamil dan punya anak. Sementara sang suami tak pernah mendukung keinginannya untuk program hamil. Parahnya suaminya adalah seorang pengangguran dan hanya main game setiap harinya. Miris

Ada juga seorang istri yang meskipun harus bekerja, hamil dan merawat anak-anak. Harus memilih bercerai setelah tahu diselingkuhi suami pengangguran selama ini. Dalam hati saya bertanya: itu lelaki apa banci ya?! Kerja gak mau tapi doyan banget ama selangkangan.


Quote:


Jika ini terjadi pastinya rasa sesal akan menghantui langkah kita dalam mengarungi rumah tangga menuju sakinah mawadah warohmah. Terlebih lelaki dari negeri +62 ini terbiasa dididik dengan manja seolah mereka adalah raja. Sehingga banyak istri yang harus ekstra berjuang mendampingi suami dan egonya.

Baru-baru ini banyak sekali pernikahan yang kandas. Di era pandemi ini saja tercatat banyak kasus perceraian yang disebabkan oleh masalah ekonomi. Meskipun tak bisa ditampik, perceraian juga terjadi oleh karena beberapa faktor lain: ketidak cocokan, pasangan selingkuh, kematian salah satu pasangan dan beberapa faktor
lain.




Bisa dimaklumi sih jika banyak pasangan memilih berpisah karena kerasnya hidup saat ini. Lagi-lagi, cinta memang tak pernah cukup. Cinta memang bisa membahagiakan tapi tak pernah bisa mengenyangkan perut. Selain cinta harus ada aplikasi dari cinta itu sendiri yakni kerja keras dan komitmen yg kuat serta rasa saling percaya yang hebat

emoticon-Matahariemoticon-Matahariemoticon-Matahari


Jadi cinta saja bagi saya tak pernah cukup dalam mengarungi bahtera rumah tangga. Mungkin cinta akan cukup ketika ada badai datang menghempas kapal kita. Namun cinta saja takkan cukup untuk memperbaiki kerusakan yang ditumbulkan oleh dahsyatnya badai tersebut.


Bagaimana pendapat sista: cukupkah menikah bermodal cinta?

Dalam Islam sendiri disarankan untuk menikahi pasangan yang sekufu. Sekufu artinya pasangan yang memiliki banyak kesamaan. Bisa dibilang bibit, bebet dan bobotnya jelas.

Ada benarnya juga apa yang diajarkan agama yang saya peluk ini. Memaksakan menikahi orang yang tak sekufu artinya kita menjatuhkan diri dalam penderitaan berkepanjangan.

Berceraipun rasanya bukan solusi terbaik dan tentunya merupakan keputusan sulit ketika masa depab dan kebahagiaan anak jadi pertimbangan. Sebaik-baik proses perceraian, hal itu tetap akan meninggalkan luka pada diri anak-anak.

Dalam keyakinan saya perceraian itu meskipun sesuatu yang dibolehkan namun sangat dibenci Tuhan. Perceraian adalah solusi terakhir yang bisa diambil jika sudah menemukan jalan buntu dari setiap permasalah.

Alangkah baiknya jika ada masalah suami istri saling berkomunikasi dan duduk bersama mencari solusi terbaik. Bukan sedikit-sedikit bertengkar dan mengucapkan kata cerai. Tentu saja bukannya menyelesaikan masalah, malah memperbesar masalah.

Dari thread ini ingin saya sampaikan supaya kita sebagai wanita lebih selektif memilih pasangan hidup. Pacaran lama bukanlah jaminan pasangan kita akan jadi suami yang baik. Saling mencintaipun rasanya kurang bisa dijadikan alasan untuk melangkah ke jenjang pernikahan.

Menikahlah dengan orang yang kita cintai dan balik mencintai kita. Plus sosok yang bertanggungjawab, jujur dan setia. Tak kalah penting seseorang yang open minded, bisa menerima setiap masukan kita. Susah jika memiliki pasangan yang tak mau diajak diskusi dan berpikiran kolot.

Konten Sensitif

Picture: dictio.id


Sebagai wanita, penting rasanya kita bisa merasa dihargai ketika mengutarakan pendapat. Dan setiap keputusan yang diambil para suami untuk kepentingan keluarga haruslah selalu melibatkan istri sebagai pendamping hidup.

Quote:


emoticon-Matahariemoticon-Matahariemoticon-Matahari


Terakhir, buat para sista jangan terburu-buru menikah karena dikejar usia. Jangan pula terlalu nyaman di zona pacaran hingga tak ada target menikah. Menikah itu bukan hanya karena ibadah tapi juga kebutuhan tiap individu.

Semoga kalian yang belum menikah dan berencana menikah, menemukan jodoh terbaik. Bagi Sista yang sudah menikah semoga selalu menemukan kebahagiaan dan bisa mempertahankan janji suci pernikahan hingga maut memisahkan.

Sekian thread saya kali ini, semoga bisa menginspirasi dan menjadi manfaat. Terima kasih buat kaskuser yang sudah komen dengan santai dan sopan.


Narasi: Opini pribadi


Batu, 25 Mei 2022
cheria021silohgustiarny
gustiarny dan 4 lainnya memberi reputasi
5
2.9K
45
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan