Tsuchinoko, Reptil Kriptid Dari Jepang? Indonesia Juga Ada! #KupasMisteri

Beranda
Komunitas
Entertainment
The Lounge
Tsuchinoko, Reptil Kriptid Dari Jepang? Indonesia Juga Ada! #KupasMisteri

baccu

03-06-2022 03:39

Tsuchinoko, Reptil Kriptid Dari Jepang? Indonesia Juga Ada! #KupasMisteri

Pendahuluan

Quote:

Dalam kriptozoologi maupun kriptobotani, kriptid (dari bahasa Yunani: κρύπτω, baca = kryptoyang berarti "sembunyi") adalah makhluk atau tanaman yang konon ada namun tidak diketahui oleh konsensus ilmiah dan sering kali sangat sulit dipercaya kebenarannya karena belum bisa dibuktikan. Mungkin sebagian kita pernah mendengar beberapa kasus penampakan makhluk seperti Yeti, Nessie, Mothman dan lain sebagainya. Namun di thread kali ini, Ane akan membahas salah satu makhluk kriptid asal negeri matahari yaitu Tsuchinoko.

Apa itu Tsuchinoko?

Dalam bahasa Jepang, kata Tsuchinoko berarti “anak tanah” atau “anak martil”, adalah makhluk kriptid jenis reptil yang berwujud seperti ular/kadal serta bersemayam di daerah pegunungan barat Jepang. Ukuran Tsuchinoko berkisar antara 30-80 cm, dengan perut lebih buncit ketimbang kepala dan ekor yang mengecil sampai ujung. Badan mereka juga memiliki sisik yang lebar, taring dan juga diyakini berbisa. Beberapa laporan menyatakan bahwa mereka dapat melompat hingga jarak 1 meter, dan lainnya mengatakan makhluk tersebut juga bisa menggelinding seperti trenggiling dengan menggigit ujung ekornya. Lucunya, Tsuchinoko katanya sangat menyukai sake (minuman beralkohol dari Jepang).

Penampakan Tsuchinoko?

Kerap kali dilaporkan mendiami di paruh terdalam gua berair Shikoku dan gua Honshu, tanda-tanda keberadaan mereka salah satunya terdengar seperti suara tikus mencicit, bahkan di beberapa kasus yang lebih ekstrem, dapat berbicara dengan menirukan suara manusia. Kisah mengenai Tsuchinoko dapat ditelusuri hingga ke era kuno yang tertuang dalam Kojiki. Pada era 90an, karena banyaknya kasus penampakan makhluk tersebut, pemerintah Jepang sempat menawarkan uang sebesar 20 juta Yen (sekitar 2.2 milyar rupiah untuk kurs saat ini) bagi siapapun yang berhasil menangkapnya, namun hingga saat ini belum ada yang berhasil. Beberapa kasus penampakan Tsuchinoko yang berhasil didokumentasikan antara lain:

Spoiler for tsuchinoko?:

Pada bulan Juni 1994, Kazuaki Noda dan istrinya mengatakan tak sengaja berpapasan dengan seekor ular dengan badan sebesar botol bir dan kepala mirip kura-kura.

Kemudian pada bulan Mei 2000, seorang petani bernama Sugie Tanaka dilaporkan melihat seekor ular berwarna perak dengan ekor menyerupai tikus.

Bahkan di tahun yang sama di bulan Juni, seorang wanita bernama Mitsuka Arima mengatakan melihat makhluk tersebut berenang di sepanjang sungai. Bahkan dia menceritakan pengalamannya sebagai berikut:

“Saya sangat terkejut! Saya menunjuk makhluk tersebut sembari menanyakan ‘Makhluk apa kau ini?’, namun tidak ada jawaban, hanya menatap diam. Kepalanya bulat dan matanya terus menatap ke arahku. Bahkan sampai sekarang masih tergambar jelas di ingatanku. Badannya besar dan bulat, seolah-olah terlihat seperti mengambang di air sungai. Saya sudah hidup selama 80 tahun, namun baru pernah menyaksikan hal seperti itu.”

Salah satu kasus yang melibatkan Tsuchinoko datang dari seorang petani yang tidak disebutkan namanya, menjumpai saat sedang memotong rumput. Dia menggambarkan wujud kepala makhluk tersebut seperti Doraemon. Tidak hanya itu, bahkan dia tanpa sengaja melukai badan ular tersebut sebelum akhirnya berhasil kabur. Beberapa hari kemudian, seorang perempuan menemukan bangkai makhluk seperti ular tidak jauh dari tempat itu dan menguburkannya. Berselang beberapa lama kabar tersiar dan pemerintah segera mengerahkan tim peneliti untuk menggali dan di bawa ke universitas lokal. Profesor yang bertanggung jawab meneliti makhluk tersebut mengatakan bahwa kemungkinan besar bangkai tersebut adalah sejenis ular. Beberapa serpihan dan sisik kembali ditemukan namun ternyata berasal dari sisik ular yang telah diidentifikasi.

Tsuchinoko ada di Indonesia?

Ya, kalian tidak salah baca. Bahkan penampakan makhluk kriptid menyerupai Tsuchinoko juga pernah ada di Indonesia, tepatnya dari pulau Jawa di pulau Nusakambangan, namun di sini dikenal dengan nama Ular Pendek. Konon katanya ular tersebut memiliki ciri-ciri yang mirip dengan Tsuchinoko namun dengan panjang berkisar 1 meter dan lebar badan sekitar 20 cm. Beberapa warga sekitar pulau Nusakambangan meyakini bahwa ular tersebut adalah makhluk halus.

Penampakan Ular Pendek pertama kali dilaporkan oleh seorang nelayan yang sedang rehat duduk di atas sebuah batang pohon kelapa. Namun dia menyadari ada keanehan bahwa ada sesuatu bergerak, dengan rasa kaget dia segera mengarahkan lampu senter dan mendapati kalo ternyata ada seekor ular. Karena takut, dia segera berlari pergi.

Kemudian pada tahun 2008 seorang warga bernama Saripudin Hidayat mengatakan dia sedang berpatroli sekitar pulau dengan beberapa temannya dan berhasil menangkap seekor ular dengan wujud aneh. Dia menggambarkan bahwa ular tersebut berwarna coklat kehitaman, badan seperti ular piton dengan panjang sekitar 1 meter. Setelah dimasukkan ke sebuah tong dan dibawa pulang, keesokan harinya ular tersebut ternyata sudah kabur.

Bagi yang belum tahu, pulau Nusakambangan berlokasi di Cilacap, Jawa Tengah ini adalah sebuah ‘alcatraz’ atau lapas keamanan tinggi bagi narapidana berbahaya seperti teroris, bandar narkoba dan pembunuh berantai. Pulau ini juga dikenal sebagai tempat eksekusi mati. Untuk mencegah adanya tawanan yang kabur, pihak lapas sengaja menaruh puluhan karung berisi berbagai jenis ular di area lapas setiap tahun. Jadi bukan tidak mungkin ada beberapa ular yang memang mirip sekali dengan penampakan Tsuchinoko dari Jepang.

Apakah Tsuchinoko Nyata?

Quote:

Jawabannya bisa iya, bisa tidak. Kalo agan dan aganwati pernah menyimak salah satu thread yang membahas Kappa, mungkin sudah tau persepsi jawaban Ane. Setelah menelusuri dan membaca-baca di beberapa sumber, ada kemungkinan kalo Tsuchinoko adalah misidentifikasi dari beberapa spesies ular atau kadal. Lalu kira-kira siapakah tersangkanya? Cekidot!

Mamushi

Salah satu spesies ular paling umum di Jepang yang dikenal dengan nama Mamushi (nama latin: Gloydius blomhoffii) adalah jenis ular beludak (viper) yang memiliki bisa berbahaya. Mereka menghabitat di rawa-rawa, padang rumput, hutan terbuka, bukit berbatu hingga pegunungan. Seperti halnya semua jenis ular, mereka menelan mangsa secara utuh (tidak dikunyah) sehingga perut mereka akan terlihat lebih buncit. Hal inilah yang kemungkinan membuat penampakan Tsuchinoko. Umumnya manusia, hampir pasti takut jika bertemu dengan ular.

Karena adanya rasa takut dan jarangnya melihat ular, orang yang melihat mereka bisa saja menganggapnya seperti makhluk asing. Hal ini semakin diperkuat dengan fakta bahwa ular juga kerap memangsa hewan pengerat seperti tikus. Bukan tidak mungkin saat terdengar tikus mencicit adalah tanda keberadaan ular yang sedang berburu atau menangkap tikus. Terlebih lagi tidak semua orang hafal dan paham dengan jenis-jenis dan nama ular, jadi ketika mereka bercerita dari mulut ke mulut, terciptalah sebuah makhluk kriptid bernama Tsuchinoko.

Kadal Bengkarung / Skink

Coba perhatikan salah satu jenis skink di atas. Apa reaksinya jika seseorang yang belum pernah melihat atau menjumpai hewan tersebut? Secara fisik, deskripsi penampakan Tsuchinoko sangat mirip dengan skink lidah biru. Namun di sini letak keanehannya, skink lidah biru adalah hewan tropis yang penyebarannya lebih banyak di Australia dan Maluku, Indonesia. Namun sekitar tahun 70-an salah satu spesies skink yang dinamai Tiliqua menjadi hewan peliharaan. Karena memang bukan hewan asli, warga yang belum pernah melihatnya pasti kaget dan relatif takut saat berjumpa, hingga muncullah rumor keberadaan makhluk kriptid tersebut.

Death Adder

Khusus untuk penampakan ular pendek, ada kemungkinan pelakunya adalah salah satu jenis ular dengan bisa paling mematikan di dunia, yaitu Death Adder. Dengan ukuran yang tidak terlalu panjang, badan cenderung gempal dan kepala mirip ular beludak (viper), ular ini bisa jadi misidentifikasi dari ular pendek yang muncul di Nusakambangan. Walaupun ada yang ganjil, yaitu penyebaran ular ini terbatas di Australia dan Papua, bukan tidak mungkin bahwa Death Adder bisa sampai di Nusakambangan karena memang pulau tersebut sengaja disebar berbagai macam ular untuk mencegah narapidana yang kabur.

Tsuchinoko = Nyata?

Walaupun secara garis besar skink Jepang berbeda dengan beberapa spesies dari Australia dan Indonesia, bisa jadi memang ada spesies yang belum teridentifikasi dan bersemayam jauh di dalam hutan dan gua-gua di Jepang. Secara global, skink juga dapat ditemukan di daerah rawa, gurun, hutan, bebatuan hingga pegunungan. Bukan tidak mungkin Tsuchinoko adalah reptil liar dengan populasi minim yang sedang menunggu untuk segera ditemukan.

Penutup

Quote:

Begitulah kira-kira analisa, pendapat dan sudut pandang Ane mengenai keberadaan makhluk kriptid Tsuchinoko yang sangat terkenal di Jepang ini. Barangkali ada agan-aganwati yang ingin beropini atau bahkan bisa memberi bukti keberadaan makhluk ini, silahkan reply thread ini ya. Sekian, dan sampai jumpa di thread Ane berikutnya.