marywiguna13Avatar border
TS
marywiguna13 
Jika Korea Utara dan Korea Selatan Bersatu #RabuRandom


Sepertinya akan terlalu panjang jika kita bicara tentang sejarah Korea. Karena menurut timeline Wikipedia, pendirian negara tersebut diawali pada tahun 2333 SM pada masa pemerintahan kerajaan Korea pertama yang bernama Gojoseon, yang dipimpin oleh seorang raja yang bernama Dangun Wanggeom. Belum lagi perjalanan panjang pada masa kekuasaan tiga kerajaan yang berbeda yaitu kerajaan Silla, Goryeo, dan Joseon, hingga perjalanan pada masa kolonialisme Jepang.


Namun, jika ditanya alasan mengapa Korea terpecah menjadi Korea Utara dan Korea Selatan? Maka cerita perjalanannya dimulai ketika Jepang berperang melawan China dalam Sino-Japanese War yang terjadi pada tahun 1894-1895.

******************************

Pada tahun 1870, Korea merupakan negara klien terbesar China karena berlimpah batu bara dan besi. Namun, Korea menjadi daya tarik Jepang karena kedekatannya dengan pulau-pulau Jepang, dan kekayaan sumber daya alam yang mereka miliki. Pada tahun 1875, Jepang memaksa Korea untuk meninggalkan hubungan luar negerinya dengan China, dan membantu memodernisasi Korea. Di sisi lain, Jepang justru mencoba untuk menggulingkan pemerintah Korea. Namun, raja Korea yang berkuasa saat itu diselamatkan oleh seorang Jenderal Tiongkok yang bernama Yuan Shikai, yang membunuh banyak penjaga kedutaan Jepang pada tahun 1884. Walaupun keduanya sempat menandatangani konvensi Li-Itō, namun perdamaian diantara Jepang dan China tidak berlangsung lama.

Perang antara Jepang dan China dideklarasikan pada tanggal 1 Agustus 1894 dan berakhir pada bulan Maret 1895. Pasukan Jepang berhasil menggulingkan pasukan Tiongkok, yang pada akhirnya membuat China berhasil mengakui Korea sebagai negara yang independen dengan menandatangani Perjanjian Shimonoseki.

Rusia yang saat itu membanggakan diri sebagai salah satu kekuatan teritorial terbesar di dunia, melihat potensi di Semenanjung Korea ketika mereka berhasil menyewa pelabuhan Port Arthur yang terletak di Semenanjung Liaodong. Keprihatinan Jepang atas Rusia yang berniat untuk menguasai Semenanjung Korea, membuat Jepang mengusulkan sebuah kesepakatan kepada Rusia dengan menyerahkan daerah Manchuria, bukan Korea. Namun, Rusia menolak tawaran tersebut. Pada tanggal 8 Februari 1904, tentara Jepang menyerang angkatan laut Rusia di pelabuhan Port Arthur, dan Russo-Japanese War pun terjadi.

Setelah Perang Dunia II berakhir dan dimenangkan oleh Jepang, namun Jepang harus menyerahkan semua daerah kekuasaannya yang dimiliki secara paksa, termasuk Korea, kepada negara-negara Sekutu. Jepang kemudian pergi meninggalkan Korea, dan digantikan oleh Uni Soviet yang datang untuk menginvasi Korea. Pasukan Uni Soviet yang maju dengan cepat, membuat pemerintah Amerika menjadi cemas bahwa Uni Soviet akan menduduki seluruh wilayah Korea. Oleh karena itu, Amerika mengusulkan pembagian Semenanjung Korea menjadi dua zona pendudukan dengan garis paralel ke-38 sebagai garis pemisah. Dan Uni Soviet menerima usulan tersebut.


Pembagian Semenanjung Korea berdasarkan garis paralel ke-38 tersebut tidak berlangsung lama, yaitu sejak tahun 1945-1950. Karena pada tahun 1950, Korea Utara berusaha untuk menginvasi Korea Selatan dalam upayanya untuk menyatukan kembali Semenanjung Korea di bawah pemerintahan komunis yang dianutnya. Perang Korea yang dimulai sejak tanggal 25 Juni 1950 dan berakhir pada tahun 1953, membuat Semenanjung Korea dibagi oleh Zona Demiliterisasi Korea (DMZ) hingga saat ini.

Zona Demiliterisasi Korea di Panmunjom

******************************

Walaupun uji coba rudal dan nuklir di Korea Utara meningkat sejak Kim Jong Un mengambil alih kekuasaan pada tahun 2011, namun prospek perdamaian dan reunifikasi antara Korea Utara dan Korea Selatan tampaknya terlihat lebih cerah. Setelah Kim Jong Un melakukan pertemuan dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae In pada tanggal 27 April 2018, dan dengan Presiden Amerika Donald Trump ditahun yang sama untuk membahas denuklirisasi, Kim Jong Un berjanji untuk mengakhiri uji coba senjata dan setuju untuk membongkar situs uji coba nuklir Punggye-ri. Dan Kim Jong Un juga mengindikasikan, bahwa bentuk kesepakatan apa pun untuk denuklirisasi tidak akan bergantung pada pasukan Amerika yang meninggalkan Korea Selatan.



Sebagai tanggapan atas hal tersebut, Korea Selatan telah menghentikan propaganda yang menggelegar di DMZ, yang merupakan zona demiliterisasi yang terletak di desa Panmunjom, yang telah memisahkan kedua negara sejak Perang Korea yang terjadi pada tahun 1950-1953, dan kerap menjadi lokasi perundingan antara Korea Utara dan Korea Selatan. Presiden Korea Selatan Moon Jae In juga telah mengindikasikan bahwa dia dapat mengajukan deklarasi perdamaian resmi dengan Korea Utara di Majelis Umum PBB. Selain itu, Seoul telah menawarkan konsesi ekonomi dan politik jika Pyongyang mengizinkan inspektur nuklir ke fasilitas militernya. Dan walaupun kedua belah pihak memberikan respon positif atas persoalan reunifikasi, namun ada beberapa rintangan utama yang tentunya harus dihadapi jika reunifikasi antara Korea Utara dan Korea Selatan mampu terwujud.

Quote:


Kim Jong Un memiliki prioritas untuk melindungi rezim dinastinya. Oleh karena itu, kecil kemungkinannya bagi Korea Utara untuk menyetujui rencana reunifikasi antara Korea Utara dan Korea Selatan. Karena hal tersebut dianggap sebagai pertanda kehancuran bagi Korea Utara sendiri. Lagipula, Korea Selatan yang bersifat demokratis tidak akan senang berada di dalam kekuasaan yang bersifat totalitarianisme Stalinis. Dengan begitu, memperbaiki kesenjangan politik akan tetap menjadi masalah besar.

Namun, pilihan pengaturan "satu negara dengan dua sistem" memiliki kemungkinan untuk digunakan. Seperti China dan Hongkong yang memiliki dua sistem politik di bawah payung negara yang sama. Hal tersebut diketahui oleh Kim Jong Un akan melemahkan posisinya. Karena dengan melonggarkan kontrol internal seperti pertukaran orang, informasi, dan modal, akan membuat 25 juta rakyatnya akan mulai melakukan agitasi demi kesetaraan ekonomi dengan 50 juta rakyat Korea Selatan.

Quote:



Masalah ekonomi akan menjadi salah satu hal yang memerlukan perbaikan yang tidak mudah. Korea Utara yang sebagian besar wilayahnya agraris memiliki Gross Domestic Product (GDP) kurang dari 1% dari Korea Selatan, yang merupakan negara dengan ekonomi terbesar ke-11 di dunia dan memiliki beberapa perusahaan teknologi, serta rekayasa teratas. Dengan demikian, menggabungkan sisi ekonomi dari kedua negara tersebut akan mendatangkan kesulitan yang lebih buruk ketimbang ketika Jerman Timur dan Jerman Barat bersatu pada tahun 1990.

Oleh karena itu, rencana reunifikasi memerlukan waktu yang lama dan harus dilakukan secara bertahap agar tingkat perekonomian Korea Utara dapat membawa standar hidup mereka ke tingkat yang lebih praktis dan memungkinkan asimilasi penuh. Karena jika Korea Selatan berjuang melawan pertumbuhan yang lamban, kaum muda yang banyak menganggur, dan populasi yang menua, maka hal-hal tersebut masih terbilang jauh dari proporsi yang menarik. Selain itu, jika Korea Selatan menyerap jutaan warga Korea Utara yang tidak berpendidikan, bahayanya akan dua arah. Spekulasi sumber daya oleh pengusaha Korea Selatan yang rakus kemungkinan akan marak, dan pengamanan harus dilakukan untuk memastikan warga Korea Utara yang tidak bersalah agar mereka tidak ditipu.

Quote:



Korea Selatan adalah salah satu negara yang memiliki kemajuan tercepat, paling kitschy, dan paling kompetitif di dunia. Korea Selatan juga melahirkan K-Pop dan Cosplay, menawarkan rage roomsuntuk menghilangkan stres, ruang video game 24 jam, dan kafe hewan eksotis untuk bermain dengan meerkat.

Namun, budaya K-Wave membuat orang Korea Selatan cenderung menyembunyikan serangkaian penyakit sosial yang mereka miliki. Korea Selatan memiliki waktu untuk bekerja paling lama kedua dari semua negara maju. Bahkan anak-anak sekolah pun memiliki waktu untuk belajar selama 16 jam sehari, dalam upaya mereka untuk mendapatkan akses ke salah satu dari tiga universitas terkemuka yaitu Seoul National University, Korea University, dan Yonsei University. Korea Selatan memiliki tingkat bedah kosmetik dan bunuh diri remaja tertinggi di dunia. Hal kontras antara persaingan yang ketat, lingkungan yang kacau balau, dan Korea Utara yang terkolektivisasi ini tidak bisa lebih mencolok lagi.

Sementara semua pria Korea Selatan menghabiskan waktu selama dua tahun untuk menjalani dinas militer, sedangkan bagi semua pria Korea Utara adalah sepuluh tahun, dengan sekolah di bawah rezim yang tidak lebih dari indoktrinasi yang mampu mematikan pikiran. Oleh karena itu, tidak heran jika para pembelot Korea Utara sering berjuang untuk berasimilasi, menderita depresi, gagal mendapatkan pekerjaan, dan kadang-kadang mereka memutuskan untuk kembali ke tempat asal mereka di Korea Utara. Sebuah program akan diperlukan untuk memberi orang Korea Utara keterampilan dan peluang yang dibutuhkan untuk bersaing dengan orang-orang di Korea Selatan. Namun, hal tersebut akan memicu kebencian dan kerusuhan sosial. Selain itu, warga Korea Utara terutama mereka yang pernah menjadi anggota militer yang memiliki kemampuan untuk menggunakan senjata, maka mereka memiliki kemungkinan akan memanfaatkannya untuk melakukan pencurian kecil-kecilan untuk bertahan hidup.

Quote:



Korea Utara diyakini memiliki anggota pasukan tentara tetap sebanyak 1,1 juta orang, dan anggota pasukan tentara cadangan sebanyak 7,7 juta orang. Korea Utara juga dilaporkan memiliki lebih dari 1.300 unit pesawat tempur, sekitar 300 unit helikopter, 250 unit kapal amfibi, 430 unit kapal perang, 4.300 unit tank, 2.500 unit kendaraan lapis baja, 70 unit kapal selam, dan 5.500 unit peluncur roket ganda. Selain itu, Korea Utara juga memiliki 60 buah bom nuklir, kumpulan rudal jarak pendek dan rudal antarbenua, dan persediaan 2.500-5000 ton senjata kimia.

Jika Korea Utara dan Korea Selatan bersatu, mereka akan memprioritaskan untuk memperbanyak atau mencegah aset-aset tersebut dijual. Sayangnya, dunia hanya tahu sedikit tentang lokasi gudang senjata yang rezim berkuasa saat ini miliki, atau rantai komando yang mengendalikannya. Namun, hal yang paling mengkhawatirkan adalah kelompok rahasia yang terdiri atas sejumlah ilmuwan nuklir dan rudal yang akan kehilangan pekerjaannya, dan mereka memiliki kemungkinan untuk menjual keterampilan yang mereka miliki kepada kelompok kriminal atau teroris. Sama halnya seperti program rudal Korea Utara yang dibangun atas ide seorang ilmuwan Uni Soviet yang dibuang, kemudian direkrut oleh rezim yang berkuasa saat ini.

Quote:


Pengaturan keamanan di Asia Timur bisa dibilang sangat seimbang, Korea Selatan dan Jepang berperan sebagai sekutu utama Amerika, dan Korea Utara didukung oleh China dan Rusia. Ancaman Korea Utara menjadi sebuah alasan besar mengapa Amerika tetap mempertahankan sekitar 40.000 tentaranya di Jepang dan sekitar 28.500 tentaranya di Korea Selatan. Dukungan China sendiri terhadap Korea Utara berasal dari keengganan Korea Utara untuk bersatu dan bersekutunya Korea Selatan dengan Amerika yang mungkin akan menempatkan tentara Amerika di perbatasannya.

Reunifikasi, atau bahkan perjanjian perdamaian secara formal antara Korea Utara dan Korea Selatan, akan melemahkan argumen Washington untuk terus menghadirkan para tentaranya di Korea Selatan. Namun, akan muncul sebuah pertanyaan, mengapa tentara Amerika masih berada di Korea Selatan jika Korea Utara sudah memiliki rezim perdamaian? Hal tersebut akan membuat Korea Selatan tidak akan stabil secara politik. Dan di bawah kekuasaan Presiden Xi Jinping, China telah membidik Korea Selatan sebagai tuan rumah dalam persoalan baterai anti-rudal THAAD Amerika. Hal tersebut diharapkan akan diperkuat jika ancaman Korea Utara dinetralisir, yang akan meningkatkan pengaruh regional China, dengan mengorbankan Amerika.

******************************

Reunifikasi antara Korea Utara dan Korea Selatan tidak hanya memberikan berbagai rintangan dari berbagai sisi yang harus dihadapi. Namun, berbagai pihak pun mendukung akan terwujudnya hal tersebut. Karena reunifikasi antara Korea Utara dan Korea Selatan juga diyakini akan memberikan pengaruh atau keuntungan yang baik.

Jika Korea Utara dan Korea Selatan bersatu, maka keduanya dapat memiliki implikasi yang besar bagi keseimbangan kekuatan terutama di kawasan Korea itu sendiri, karena Korea Selatan telah dianggap oleh banyak orang sebagai kekuatan regional. Terwujudnya reunifikasi akan memberikan akses menuju ke persoalan tenaga kerja yang murah dan sumber daya alam yang melimpah di Korea Utara. Dimana jika hal tersebut dikombinasikan dengan teknologi dan modal yang dimiliki oleh Korea Selatan, maka akan mampu menciptakan potensi pertumbuhan ekonomi yang lebih besar daripada Jepang pada tahun 2050, dan mempercepat integrasi regional perdamaian dan kemakmuran dengan menjadi basis utama dan sumber kerjasama politik dan ekonomi. Selain itu, penggabungan militer Korea Utara dan Korea Selatan akan memiliki jumlah militer cadangan terbesar, serta sebagai salah satu dari sekian negara yang memiliki peretas militer terbesar.

Kemudian, reunifikasi antara Korea Utara dan Korea Selatan akan menjadi cara yang pasti untuk memecahkan masalah proliferasi senjata nuklir di Semenanjung Korea dan sekitarnya. Keduanya juga akan berkontribusi terhadap perdamaian dan stabilitas kawasan Korea dengan menghilangkan sumber ketegangan dan konflik yang kritis.

******************************

Sekian, dan terimakasih.

*
*
*
*
*

sumber 1, sumber 2, sumber 3, sumber 4, sumber 5, sumber 6

erwin102361Avatar border
andreanadinataAvatar border
areszzjayAvatar border
areszzjay dan 13 lainnya memberi reputasi
14
6K
101
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan