qoni77Avatar border
TS
qoni77
Biar Aku Menghapus Jejakmu [COC] SFTH Cinta Lama Bersemi Kembali 2022
source


"Aku akan sangat senang jika aku ini adalah suamimu, Mbak!" kata Jerry kepada Tania yang sedang sibuk mengerjakan berkas-berkas di kubikel ruang kerjanya. Jerry masih saja terus berusaha meluluhkan hati Tania. Karena bagi Jerry, Tania adalah cinta masa lalunya, cinta yang mampu mendesirkan segenap gempita di ruang hati.


"Hentikan itu, Jerry. Ingat bahwa aku memiliki hak untuk menolakmu berkali-kali dan jangan lupakan aku– yang sudah memiliki suami sekarang!" hardik Tania.


"Iyalah Mbak Tania yang cantik. Oke, kamu sudah memiliki suami sekarang. Tapi kamu masih selalu saja bekerja, kan? Lalu tujuanmu untuk bekerja itu untuk apa?" cerocos Jerry sambil sibuk memandangi wajah cantik Tania.


"Malang sekali nasibku berada sekantor dengan orang sepertimu, Jerry!" gumam Tania acuh.


"Aku hanya memenuhi janjiku, Mbak Tania. Memenuhi janjiku untuk menemuimu, jika ada kesempatan lagi. Lalu inilah akhirnya, aku bisa bekerja di kantor yang sama dengan Mbak, bukan? Lalu kita memiliki banyak waktu untuk melakukan CLBK?" bujuk Jerry tak lelah.



"Tidak perlu menggunakan alasan CLBK segala. Kamu tahu aku sudah menikah dan aku punya komitmen untuk itu!" sergah Tania memutar matanya malas.


"Lalu apa kamu tidak kasihan padaku, yang hingga kini masih membujang?" tanya Jerry yang berani menatap Tania dengan jarak yang sangat dekat. Dagunya ditopang di meja kerja Tania.


Sementara Tania tak acuh dan terus mengerjakan lembar-lembar berkas, yang harus selesai hari ini. Ya, Tania sedang lembur dan Jerry malah tidak segera pulang, sibuk untuk mengganggu Tania.


Tania melirik kepada jam yang berada di tangan kanannya, sudah menunjukkan pukul lima sore. Hatinya cemas. Bagaimana dengan Rania dan Reva? Apakah mereka tidak merengek, jika ibunya belum pulang?


Tania lalu mengambil ponselnya di dalam tas dan mengetik pesan untuk sang suami.


[Mas apa anak-anak rewel? Sepertinya aku akan pulang terlambat. Aku harus menyelesaikan semua pekerjaan kantorku. Maafkan aku ya, Mas?]


Pesan Tania tak lama, langsung dibalas oleh Haris. Sang suami membalas pesan Tania dengan tersenyum. Dia cukup paham akan posisi Tania sekarang ini.


[Anak-anak tidak rewel, Sayang. Hanya saja, mereka menanyakan kamu Sayang. Oke tidak apa-apa kamu pulang telat. Jangan terburu-buru, selesaikan pekerjaanmu dan kamu selamat sampai rumah. I love you?]


[I love you too] balas Tania tersenyum.


Jerry seperti diabaikan oleh Tania. Dia heran kenapa Tania tersenyum setelah membaca pesan singkat itu.




"Dari suamimu?" tanya Jerry penasaran. Tania mengangkat kedua alisnya, lalu mendesah tak peduli kepada Jerry.


"Tolong menyingkirlah! Kamu hanya membuatku bekerja semakin lama!" pinta Tania lemah.


Tiba-tiba suara petir menyambar dan hujan deras pun turun membasahi bumi.


'Turun hujan, apakah anak-anak akan rewel?' pikir Tania. Dia yakin kalau hujan seperti ini, pasti Haris juga tidak tega meninggalkan anak-anak, untuk menjemputnya.


Tania lalu mengambil ponselnya kembali.


[Mas kamu jaga anak-anak. Aku bisa pulang naik taksi.]



[Baik, hati-hati di jalan Sayang!]


Tania tersenyum dan meletakkan ponselnya.


"Hujan Mbak, lebih baik pulangnya bareng aku?" tawar Jerry tersenyum.


 Tania ingin menolak, tapi saat dia ingin memesan layanan driver online melalui ponselnya, Jerry mencekal tangannya.


"Untuk kali ini saja, Mbak. Izinkan aku berbuat baik padamu!" kata Jerry. Tania menangkap kesungguhan dalam sorot mata Jerry.


"Baiklah untuk kali ini!" kata Tania.


"Mari Mbak!" ajak Jerry. Dia mendahului Tania untuk menuju mobil SUV miliknya.


Dengan sopan Jerry membukakan pintu untuk Tania, menyilahkan wanita itu duduk di samping kemudi. Setelahnya Jerry mengambil posisi di belakang kemudi.



"Hujannya cukup lebat dan sepertinya akan awet ya, Mbak?" kata Jerry dengan nada bersahabat.


Tania mendesah. Dia sangat khawatir kepada kedua anaknya di rumah. Ya meskipun Haris telah sanggup menjaga mereka. Namun, Tania merasa bersalah jika pulang telat.


Haris memang tipe suami yang tidak ingin mengekang istri, sehingga dia masih bisa bekerja sampai sekarang. Terlebih Haris memfasilitasi kedua anaknya dengan baby sitter terbaik saat keduanya bekerja. Hingga Tania bisa meraih impiannya untuk menjadi wanita karir, sekaligus Ibu. Sosok Ibu yang tetap peduli kepada anak-anaknya. Setidaknya itu adalah syarat Haris, agar tidak mengabaikan posisinya sebagai Ibu.


Jerry membasahi bibirnya, merasa diabaikan oleh Tania. Jerry bisa melihat kecemasan yang sangat kentara di wajah wanita yang lebih tua, dua tahun darinya itu.


Dulu saat SMA, Jerry adalah adik kelas daripada Tania. Dan karena sebuah kebaikan yang dilakukan oleh Tania, yaitu menolong Jerry yang sedang dibully oleh teman-temannya, Jerry jadi cinta mati kepada Tania.


Namun, sayang cinta Jerry itu ditangguhkan. Bukan karena Tania tak suka, tapi Tania hanya tidak ingin menjalin asmara saat sekolah. Cita-cita Tania adalah ingin menjadi wanita yang berdikari dan fokus kepada pendidikan dulu.


Jerry paham dan mengatakan untuk akan selalu menjaga hatinya, hanya untuk Tania. Lalu Jerry harus kuliah di luar negeri atas tuntutan orang tuanya. Hingga mereka berdua loss contact. 


Terlebih Tania adalah tipe wanita yang menyukai kepastian. Lalu datanglah Haris yang menawarkan hidup bersama. Tania yakin, kalau dengan Haris hidupnya akan bahagia.


Berbeda dengan yang dulu, saat ini Tania fokus kepada posisinya sebagai istri, ibu, juga sebagai wanita karir. Perjuangan yang cukup panjang untuk menjalani pekerjaan di dalam dan di luar rumah.


Tania sudah membicarakan konsekuensi ini kepada Haris, sejak sebelum menikah. Jadi memang tidak ada pertengkaran mengenai prioritas Tania.



"Mbak ini air putih, minumlah! Sepertinya Mbak haus? Jalanan macet, Mbak. Mungkin ada pohon tumbang di depan," kata Jerry sambil menyodorkan air minum dalam botol kemasan.


Tania menerimanya dan tersenyum tulus. "Sampai kapan kita akan terjebak di sini?" kata Tania lesu, setelah meneguk air dari dalam botol.


Melihat leher jenjang Tania, membuat Jerry menelan ludahnya. Dia membayangkan betapa indahnya makhluk Tuhan di sampingnya saat ini. 


'Andai ada kesempatan?' batin Jerry berharap.


'Whoiii ... ini kesempatan emas!' sahut setan dalam hati Jerry.


"Mbak Tania lama tak bertemu ternyata makin cantik, ya?" komentar Jerry sambil memilin ujung rambut Tania yang memang lembut. Pasalnya Haris juga kerap memuji rambut Tania itu. Dan Tania benar-benar merawat asetnya, demi halwa kepada sang suami dan meningkatkan rasa kepercayaan dirinya.


Entah kenapa mendapatkan perlakuan dari Jerry yang terus memainkan rambutnya, sambil menatapnya penuh arti, tiba-tiba dada Tania berdesir.


Jarak mereka berdua lumayan dekat dan Jerry memang bergerak mendekat. Lama saling bersitatap  seolah dengan sinar mata itu, keduanya saling berkomunikasi.


Lalu dengan lembut, Jerry mendekatkan wajahnya ke wajah Tania. Memagut yang pantas dipagut dan mereka berdua pun terlena dalam desakan hasrat yang tiba-tiba datang, dalam sebuah momen di musim hujan.


Setelah hampir setengah jam berlalu, Tania merapikan pakaiannya, merapikan rambutnya, mengancingkan bajunya kembali, dan merasa gugup. Dia lalu mengambil air mineral yang tersisa di botol dan menandaskannya hingga tak bersisa. Tanpa ingin menawarkannya kepada Jerry.



Tiba-tiba air mata Tania turun berluruhan. Dia menyesal. Kenapa bisa-bisanya dia mengkhianati ikatan suci pernikahannya dengan Haris? 


'Kurang apa Haris bagi kamu Tania?' olok Tania dalam batinnya.


"Maafkan aku, Mbak. Aku tergoda oleh, Mbak sejak lama dan maaf untuk yang tadi?" kata Jerry, lalu membasahi bibirnya.


Jerry melihat air mata Tania yang terus turun. Seketika dia ingin menghapus air mata itu dengan jemarinya. Namun, Tania menyentak tangan Jerry.


Tak lama bunyi klakson di belakang pun bersahut-sahutan, lalu mobil Jerry dapat meluncur dengan mulus. 


"Ke rumahmu ya, Mbak?" tanya Jerry dengan nada yang sangat peduli. Dia ingin mendengar persetujuan dari Tania.


Tania mengangguk dan berkata dingin, "Antarkan aku pulang!"



Hanya berselimut keheningan, mobil Jerry mengantarkan Tania pulang ke rumah. Tempat di mana Haris dan anak-anaknya menunggu.


"Hmm, mulai sekarang akan kupastikan semuanya, Jerry. Ini adalah sebuah kesalahan. Dan tidak akan terjadi lagi antara aku dan kamu!" kata Tania setelah turun dari mobil.


Tania tak peduli mata Jerry yang meminta penjelasan. Tania buru-buru masuk ke dalam rumahnya, dengan dilingkupi perasaan bersalah yang teramat, kepada suami dan anak-anaknya.


Di sana, Haris menyambut dengan senyuman yang merekah. Hatinya membuncah bahagia, kala melihat sang istri pulang dalam keadaan selamat.


"Sudah ku persiapkan air hangat untukmu, Sayang!" kata Haris dengan lembut. Dia membelai pipi Tania dan hatinya merasakan sesuatu. Entah apa perasaan itu, Haris meringis.


"Terima kasih, Mas. Aku mandi dulu!" pamit Tania lalu bergerak ke belakang untuk segera membersihkan dirinya.


Di kamar mandi, Tania menggosok tubuhnya dengan sikat yang digunakan untuk membersihkan pakaian. Tania merasa benar-benar kotor dan ingin membersihkan dirinya sebersih mungkin.


***


Keesokan harinya di kantor Tania.


"Loh kok Mas Haris yang di sini? Apa Mbak Tania sakit?" tanya Jerry menghampiri Harris yang sedang merapikan meja kerja di kubikel, yang biasa digunakan oleh Tania.


Haris tersenyum dan menepuk pundak Jerry. "Terima kasih karena mengantarkan istriku dengan selamat kemarin, Jerry."


Seperti teringat sesuatu, Haris lalu menambahkan, "Oh ya, Tania resign. Kami akan pindah."


Haris tak tahu, bahwa perkataannya itu, seperti petir di siang bolong tanpa hujan. Jerry benar-benar terpukul akan kata-kata itu. 


'Apa Haris tahu? Apa Tania menceritakan semuanya, hubungan terlarangnya di dalam mobil, saat terjebak macet kemarin?' tanya Jerry dalam hati.


Jerry tersenyum canggung, tanpa bisa mengucapkan sepatah kata pun.


Quote:



Quote:



"Maafkan aku Jerry, yang pergi tanpa memberimu alasan. Namun, alasanku yang paling kuat adalah kakiku yang terjerat oleh komitmen. Aku telah menikah dan aku tidak akan bisa bersamamu. Belajarlah untuk mencintai wanita lain, selain diriku." Tulis Tania di dalam buku hariannya.


Tania tidak ingin mengulangi kesalahannya, maka Tania memutuskan untuk pergi menjauh dari Jerry. Bukan karena pesona Jerry sebenarnya. Namun, karena sebuah kesempatan dan usaha Jerry yang luar biasa. Tania takut, episode panas itu akan terulang di lain waktu. 


Tuhan, saat ini izinkan aku untuk berusaha lebih luar biasa lagi. Kuatkanlah aku untuk bertahan dalam bahtera rumah tanggaku dengan Mas Haris. Aku memilih setia Tuhan. 


Lalu perlahan-lahan air mata Tania turun berluruhan. Terima kasih Tuhan. Karena Engkau membantuku untuk memilih suamiku dan mengizinkan kami, untuk membesarkan anak-anak kami dengan limpahan kasih sayang.



.
Ngawi, 28 Juni 2022
Diubah oleh qoni77 27-06-2022 17:32
bukhoriganAvatar border
bukhorigan memberi reputasi
25
1.6K
41
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan