slametfirmansy4
TS
slametfirmansy4
Kupu-kupu Kertas, Aku Mencintaimu [COC CLBK] 2022
Kupu kupu kertas, Aku mencintaimu







Detik demi detik terlewati, begitu juga perjalanan panjang yang begitu melelahkan ini. Tempat persinggahan yang tepat ialah persinggahan yang menyuguhkan kenyamanan dan kenikmatan walau sesaat.
Menurutmu apa perhiasan paling indah di dunia?? Kristal? Zamrud? Permata?? Ataukah berlian?
Apakah itu sepadan dengan para perempuan molek nan memanjakan? Aku berani bertaruh bahwa perhiasan semacam emas permata hanya seujung kuku daripada seonggok perempuan molek.


Quote:


Pria mana tak kepincut dg kemolekan perempuan? Kuyakin tak ada! Aku yakin seyakin yakinnya.
Dan perempuan molek itu berdiri di sudut jalan menjajakan diri menarik kaum adam. Makian dan hinaan sudah biasa ia terima dari para manusia suci yang menganggap dirinya paling dekat dengan penguasa alam dan bahkan manusia itu tak tau siapa dan bagai mana bentuk penguasa alam itu.
Mereka bahkan tak tau apa yang membuatnya demikian, menjadi hina seperti ini memang butuh pengorbanan terbesar yaitu harga diri. Harga diri terinjak injak demi perut sendiri maupun perut terdekatnya.

Semua pemikiran kehidupan para perempuan ini membuatku hampir tak bisa bernafas ditambah lekukan tubuh wanita didepanku, lekuk tubuh meliuk liuk bagai kehidupannya yang tak menentu. Sungguh indah namun tragis, indah untuk dinkmati nan tragis untuk dijalani.
Disetiap waktu engkau tersenyum, sudut matamu memancarkan rasa. Gerakan tubuh meliuk liuk membangkitkan nafsu, sengaja melakukan demi membangkitkan gairah lelaki. Dan terpaksa dilakukan demi sesuap nasi.

Lelaki manapun tak akan pernah lolos dari jerat bibir manisnya. Dalam senyuman ia menyimpan tangis duka dan dalam duka tangisnya ia tersenyum. Akhirnya alunan lagu desahan lembut itu keluar dari bibir indahnya, aku tak tau lagu apa yang engkau nyanyikan dan sesungguhnya aku tak ingin tau karena beberapa hal terbaik yang tersisa memang tak perlu dikatakan. Bayanganku semakin tinggi ketika engkau menyanyikan sesuatu yang indah tak terlukis kata kata dan membuat hati ini mencinta karenanya. Ku katakan! Suaranya naik tinggi melebihi seseorang dari kegersangan yg berani memimpikan suatu hal. Layaknya burung indah mengepakkan sayapnya dan untuk kenangan singkat, jiwanya merasakan kebebasan.

Aku bukan orang yang pandai merangkai kata kata, tapi untuknya? Tak ada yang lebih tinggi dari Cinta. dan seandainya bisa, kan ku buat kata baru yang melebihi makna cinta. Tapi hal itu mustahil bagi siapapun insan yang menginjakkan kaki di muka bumi ini, dan demi dirinya dia tak akan menyerah. Bukan lainya yang membuat hidup penuh warna, hanya nafsu lelaki yang bisa membuat keajaiban seperti itu.

Dan ketika engkau tau ini nyata, hidup sempurnamu hilang dalam sekejap mata! Tak ada yang tertinggal sepajang waktu memikirkannya. Awalnya kau bisa menjaga diri, dan kurasa kau bisa memikirkan untu sekedar terbiasa dengan semya hidup mu ini. Tak sampai beberapa masa berjalan sebelum kau membuka mulut untuk mengatakan lebih dari dua hal kepada seseorang. Dan ketika kata itu keluar, seseorang itu ialah aku yang kau sapa dengan lembut nafasmu.

Dia punya cara berjalan tersendiri dan berbicara tidak normal disekitar sini. Dia berjalan seperti orang di taman bunga tanpa perhatian dan khawatir dunia. Seperti dia memakai jubah tak terlihat yang melindunginya dari tempat ini. Ku akui tak berpikir banyak tentangmu saat pertama kali melihatmu. Terlihat seperti angin kencang kan menghempaskan nya, itulah kesan pertamaku padanya. Dan ku pikir, aku sangat senang mengulang ulang bahwa aku menyukai tubuh indah mu.

Irama desah surga kau lantunkan, gerakan tubuh polosmu mengugah jiwa lelakiku dan melayaniku dengan sepenuh jiwa hinamu membuatku mabuk kepayang. Dalam senyum mu tersirat mimik wajah tak dapat ku artikan dan raut wajahku bisa dengan mudahnya kau artikan. Kau memberiku wajah gembira sumringah, kau memberiku senyum di sudut bibirmu. Kau memberiku surga meskipun nerakay yang kan kau dapat sebagai balasan.

Lelah ini membuatmu bersandar di dadaku. Lelah ini membuat mu menyesal bermain main dengan banyak pria termasuk aku. Kita saling menatap, sorot matamu yang paling tajam seolah tengah bercerita mengenai penderitaan selama ini. Aku terenyuh dengah hal hal yang selama ini tak pernah kau inginkan. Maka biarlah aku mencintaimu.

Mencintaimu

Kau hanya memandangi ku dg goresan senyum kecil dibibirmu, kau juga mengingatkan ku untuk jangan pernah mencintaimu, mengingat dirimu ialah kupu-kupu kertas. Kau mengatakan untuk melupakanmu sebab mustahil kita bersama. Kau pun menangis, menangis sedih, maafkan aku. Tangismu pilu menusuk relung jiwa mengingat sudah berapa banyak pria menancapkan duri tajam padamu. Kau marah sebab dirimu sendiri telah menanam benih kebencian. Entah sampai kapan berhenti menipu diri. Perlahan kau lupakanku, bersandar dalam pelukku, dan kini helaan nafasmu begitu lembut dan biarlah mimpi burukmu menguap bagai asap rokok diterpa angin malam ini.

Seandainya pernah kenal dan hidup denganmu ialah suatu mimpi, maka biarkan ku terus bermimpi dan jangan pernah membangunkanku. Dan aku berharap takkan pernah terjaga dari mimpi indah ini. Tapi aku tau, semua hal di dunia ini ada masanya. Bukankah ketika kita memulai sesuatu, justru sebenarnya kita sedang maju satu langkah untuk mengakhirinya? Waktu hanya sebuah pilihan dari tuhan untuk manusia. Ada yang bisa menggunakan dengan bijak, tapi banyak juga yang sebaliknya. Satu yang pasti, waktu tak akan oernah berjalan mundur meski hanya satu detik. Dan aku seharusnya lebih bisa menerima apa yang sudah jadi pilihan ku. Tapi kadang hati kecil ini seperti tak mau berhenti merongrong untuk terus menyesalinya.

Hati yang pernah kuberikan untuknya ialah bukti bahwa aku belum bisa mengosongkan sebelah hati yang diisinya beberapa saat lalu.

Selamat tidur kupu-kupu kertasku


....

Quote:

....



KOSONG, Sepi. Itu yang sekarang ku rasakan setiap kali membuka mata di pagi hari. Ku buka
Pandangan dan menatap tempat di seberang
sana tersenyum kelu kepada ku. Anehnya aku akan selalu menatap tempat itu selama beberapa lama.
Sedikit mengajaknya berbincang tentang cuaca hari ini. Lalu bertukar tawa dengan pertanyaan-pertanyaan bodoh dan nggak masuk akal. Seolah dengan begitu dia akan membuka
dengan sendirinya dan mempersilakan aku masuk.
Tapi aku tahu semua itu hanya khayalan belaka. Karena nyatanya pintu itu sudah tidak pernah terbuka lagi selama beberapa hari ini.
Hidup ku kini layaknya secangkir teh tawar, hambar dan dingin.

Ya, Kupu kupu itu kini sudah pergi. Dia bilang soal rencananya hengkang dari dunia malam ini dan bertekad memulai semua dari awal.
Maka tinggallah aku sendirian di sini. Benar-benar sendiri. Tanpa ucapan menyambut nya yang khas, tanpa celotehan ngawurnya, dan tanpa senyum yang sejak kepergiannya selalu ku rindukan. Hari-hari yang kulewati beberapa hari
ini terasa suram dan gelap. Bisakah kalian membayangkan tentang seseorang yang mengisi waktu kalian, seseorang yg sudah menjadi bagian hidup lebih dari yg pernah kalian inginkan walau sesaat, lalu dia pergi dan membiarkan kalian sendirian dengan secangkir kerinduan yang disisakannya? Kalian akan terus meminumnya, meskipun kalian tau, semakin kalian meminumnya, akan semakin hebat sakit yg kalian rasakan. Itu yang sedang ku nikmati sekarang.

Tak pernah ada yang bisa mengendalikan waktu. Di satu waktu kadang ku merasa waktu sangat lambat berjalan, menahanku lebih lama dari yg semestinya. Tapi di lain hari, seperti yang kurasakan hari ini, waktu sangat cepat berlalu meninggalkan hari kemarin. Yang tersisa hari ini, hanya serpihan kenangan yang tertinggal dalam hati, atau bahkan terlupakan begitu saja.
Hitungan jam aku bersamanya dan tiap detik menyemai benih benih tumbuh didalam hati
Aku...sudah dalam tahap tak bisa dipungkiri lagi...rasa sayangku padanya tercipta begitu dalam. Menembus semua batas-batas perbedaan diantara kami. Bukan, bukan kecantikannya yang memang sangat mengganggu ketenangan hati, tapi kebersamaan kami yang membuatku seolah memilikinya hidup dan mati. Rasa yang seharusnya nggak boleh terlalu melenakan.

Toh pada akhirnya kusadari, tak ada yang abadi di dunia. Semua yang bernyawa akan mati. Dan semua pertemuan akan mengalami perpisahan. Adalah dia menyadarkanku akan hal itu. Di satu pagi yang hangat, ketika matahari baru saja menampakkan diri di balik awan pagi.

Aku baru bangun. Membuka mata, dan mendapati sesuatu yg hangat di pipiku.
Kupu-kupu kertas. Dia tertidur pulas di sampingku. Satu tangannya di pipi ku dan satu yang lainnya menopang pipinya. Wajahnya yang damai cukup menceritakan mimpi yang sedang ia nikmati. Mendadak hatiku mencelos seperti ada sebongkah es yang meluncur dan meliuk-liuk dalam perut.

Tuhan, kalau boleh aku berharap.. Aku tak mau momen seperti ini berakhir. Ku mau terus seperti ini. Ku mau ada di sampingnya. Melihatnya terlelap di sampingku dan mengucapkan selamat pagi ketika dia membuka matanya.

Aku mendesah pelan. Bukankah dari dulu juga seperti itu?, aku bertanya dalam hati. Pada akhirnya semua akan berujung ke satu titik bernama perpisahan.
Tapi semua itu tinggal kenangan, kenangan mengusik jiwa. Ditempat itu pula aku harap dia datang mengulurkan tangan mengajak ku masuk. Tempat ini masih sama saat terakhir kali aku mengunjungi, tata letak hingga perabotan. Hanya saja tempat ini nyaris tenggelam oleh kenangan banyak lelaki yang menjadi tempat ini persinggahan sementara.

Sebuah suara yang sudah sangat akrab di telingaku, seperti berdengung di dalam kepala. Perlahan sosoknya hadir di hadapan. Berdiri sambil tersenyum mengejek seperti yg biasa dilakukannya.
Dada terasa sesak. Ku alihkan pandangan ke sudut lain, dan saat itulah ku melihatnya lagi. Entah kenapa kemanapun ku melihat, selalu ada dirinya disana di sana….
Kenangan tentang begitu melekat dikepala, menari nari kesana kemari layaknya diputar dalam tape usang. Di balik tempat itu betapa ku punya banyak kenangan, di balik tempat itu pernah ada seorang wanita yang membuatku mengerti arti cinta yang sesungguhnya. Di balik itu itu pernah ku simpan harapan tentang indahnya hidup, dan di balik pintu itu juga ada cerita tentang seorang kupu-kupu kertas.


Dan malam ini, ku biarkan semua kenangan tentangnya tertinggal di balik tempat itu. Suatu hari nanti, ketika ku singgah lagi tempat itu, ku berharap sudah benar-benar siap dan mengerti bahwa perbedaan tak seharusnya jadi suatu penghalang dan titik mati untuk seseorang menyatakan cintanya. Suatu hari nanti ketika ku singgah lagi di tempat itu, ku berharap ada dirinya yang hadir untuk menyambut kedatanganku.

Suatu hari nanti………………





Teruntuk wanita, kau telah diajari bahwa kedua tungkaimu ialah pemberhentian singkat bagi para lelaki yang butuh tempat peristirahatan sebujur tubuh yang kosong bagi para tamu meski tiada satupun yang datang dan berniat menetap.
Aku menunggu hujan turunlah, aku mengharap badai datanglah, gemuruhnya akan melumatkan semua kupu-kupu kertas



Diubah oleh slametfirmansy4 30-06-2022 17:45
bukhorigan
bukhorigan memberi reputasi
19
2.6K
58
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan