aghora
TS
aghora
SELASAR RINDU JINGGA

[COC] SFTH 2022- CLBK



SARABANDE

Semenjak kedatangan kembali Siska di kota ini, dia sering datang ke rumah ibuku tiap hari Sabtu pagi, untuk meminjam dan mengajak anakku buat dibawa menemaninya berjalan-jalan, kemanapun dia mau pergi, seperti ketemu teman kantornya di mall, arisan dengan teman-teman kampusnya dulu atau sekedar diajaknya mengunjungi rumah orangtuanya. Benar-benar dia menganggap anakku itu seperti anaknya sendiri. Tentu saja aku dan Rara tak bisa melarangnya, asalkan anakku merasa nyaman, sejauh ini anakku masih enjoy aja dengan semua itu bila dia diajak Siska kemanapun. Tak sekalipun anakku rewel bahkan sampai menangis untuk minta diantarkan pulang dan menyusahkan Siska. Istriku juga membolehkan putri kami itu untuk memanggil Siska dengan panggilan mami, mengingat dia mengetahui betul jatuh bangunnya perjalanan hidup Siska setelah menikah, aku tak pernah ingin tahu dan bertanya tentang kehidupan mantan pacarku itu, tapi istrikulah sendiri yang menceritakannya padaku... bagaimana sebenarnya kehidupan pernikahan Siska. Dia sebenarnya hanya melakoni pernikahan "pura-pura" demi tuntutan status jabatannya, dia diharuskan sering menghadiri acara dengan para pegawai-pegawai senior di level nasional dalam acara apapun itu..dan itu haruslah datang dengan pasangan resminya.

"Yah, kamu tau ga, Bima mantan suaminya Siska itu sebenarnya kerjaannya apa? Kamu kan juga kenal sama dia, secara dia kakak tingkatmu." Rara bertanya padaku tentang Bima.
" Aku sih sebenernya ga terlalu mengenal Bima secara akrab, ya cuma kenal sebatas teman biasa... katanya sih waktu aku tanyain dulu kerjanya di perusahaan penyedia outsourcing tenaga kerja buat industri-industri di daerah Cikarang . " jawabku ga mau rieweuh sama pertanyaan lanjutan dari Rara tentang kerjaan Bima.
" Berarti jauh banget perbandingan pendapatannya dan karirnya dibandingkan sama Siska ya ?" Rara kembali menimpali percakapan denganku.
" Kamu itu bertanya atau memberikan pernyataan, ma?" tanyaku sambil memandangi dia yang lagi sibuk menata meja makan.
" Ya aku kan bertanya, mungkin kamu lebih ngerti dari aku tentang standar gaji pegawai. " jawabnya pelan tanpa melihat ke arahku.
" Enak aja...kamu pikir aku dinas tenaga kerja apa...yang mengurusi masalah penggajian karyawan...lagian aku aja yang kerjanya di lapangan, masih ga tau berapa rate yang pantas buat pekerja lapangan di proyek seperti aku ini. " jawabku dengan intonasi serendah mungkin biar menghindari perdebatan panjang dengan istriku ini.
" Kata ibu, Siska itu membeli rumah di Jakarta itu dari hasil jerih payahnya...kok ibu bisa tau, itu karena papanya Siska yang cerita dia dimintai tolong Siska buat ikut mengurus di notaris di Jakarta, agar rumah yang dibeli itu diatasnamakan atas nama dan hak milik Siska..jadi biar ga dianggap sebagai harta gono-gini...gitu lho yah..." Rara makin nyerocos ga terbendung sepertinya dia gemes sekali sama aku yang ga begitu tau tentang perkembangan kehidupan mantanku itu.

Aku yang mendengar omongan Rara itu, cuma bisa menghela nafas aja...ya bagaimana aku tau...kalo untuk urusan seperti itu kan emang bukan urusanku lagi...emangnya siapa aku, berani mengurusi urusan rumah tangga orang walaupun itu rumah tangga sahabat dan mantan kekasihku?

Sedikit flashback di tahun 20**
Aku dan Siska adalah satu tingkat di jurusan yang sama. Ya..dulu Siska berkuliah di 2 kampus berbeda, untuk pagi hari dia kuliah reguler di jurusan komunikasi di kampus yang sama denganku. Sedangkan di malam hari dia berkuliah di lain kampus, dia mengambil kelas karyawan, jurusan manajemen perbankan. Yang akhirnya menjadi pilihan karirnya di sebuah bank BUMN.
Sedangkan Rara istriku adalah juniorku dan Siska di kampus, dengan jurusan yang berbeda, Rara berkuliah di jurusan administrasi. Sewaktu aku berpacaran dengan Siska, Rara dulu adalah teman di tempat tongkrongan, awalnya dia ga sengaja ikutan nongkrong disitu hanya karena awalnya dia mengantarkan temannya yang berpacaran dengan teman tongkronganku, jd secara tak sengaja Rara akhirnya jadi bagian karena kebiasaan tempat tongkrongan yang bertempat di pojok kantin fakultas. Seringkali dulu aku malah sering menggodanya, kenapa kok ga mencari pacar sesama temannya di kelas ataupun satu tingkatan di fakultasnya. Apa jawaban dan reaksinya?
" Emang aku perempuan apaan?" jawabnya ketus.
Dia ternyata seorang perempuan yang judes dan jutek sekali, dan ga gampang buat pria mengajak berkomunikasi kalo ga benar- benar dia kenal dengan baik. Apalagi ada laki-laki yang sok kenal sok dekat, kepingin berkenalan dengannya... apalagi laki -laki tersebut iseng buat menggoda ke arah yang melecehkan.. bisa-bisa kena tampol yang ada. Temannya bilang, Rara itu orangnya protektif banget sama orang maupun lingkungan yang belum dia kenal dengan baik. Ada kejadian dimana ada teman laki-laki sekelasnya yang memaksa mengantar pulang kuliah, tapi Rara awalnya udah menolak baik-baik secara halus, tapi teman laki-lakinya ini keukeuh terus memaksanya mengantarkannya pulang. Dan yang mengagetkan karena terus menerus dipaksa, mungkin karena jengkel akhirnya teman laki-lakinya itu langsung ditampol. Beruntungnya dia dibantu sama teman-teman sekelasnya yang lain. Kalo sikapnya yang pemberani mungkin sudah bawaan dari bawaan genetiknya dia sebagai keturunan khas masyarakat Indonesia timur...ya Rara (nama panggilan) adalah gadis keturunan Manado asli dari orang tua semuanya berasal dari Manado.. yang cuma numpang lahir dan dibesarkan di kota ini.


------------\m/------------


" Kakak, kamu senang ga kalo diajak mami jalan-jalan ke mall? " Rara bertanya pada putrinya.
" Senang banget, ma. Kakak suka kalo dibelikan mami kaos bergambar Marvel, Frozen, atau Transformers...kalo sama mama mana boleh beli kaos, bolehnya kan beli gaun..ntar kata mama mana boleh anak perempuan keseringan make kaos, ntar malah kayak anak laki-laki gitu..." Jawab Btari sambil menjulurkan lidahnya mengejek mamanya.
" _ "
Aku yang dalam hati mendengarkan percakapan antara mama sama anaknya itu aslinya ingin tertawa ngakak.. cuma ya karena demi menjaga perasaan istriku, aku pura-pura ga mendengar percakapan mereka walaupun tetap aja aku tersenyum simpul sama perilaku lucu putri kecilku itu.

" Ayah, emang kamu ga pernah diajak ngikut jalan-jalan kalo anakmu diajak Siska keluar? " Rara bertanya sambil menatapku dengan tajam.. sepertinya pertanyaan yang beraroma ala investigasi di kantor polisi.
" Ya...aku ga maulah...Emangnya kamu berharap yang disangka istriku itu Siska, ma? Engga kan? Aku masih menjaga komitmenku ke kamu dan orangtuamu untuk selalu setia dengan pernikahan ini dan bertanggungjawab sama keluarga kecilku ?" Jawabku datar.
" Kirain kamu masih kegenitan, mengingat mantanmu itu masih cantik banget, belum pernah melahirkan.. badannya masih bagus kayak gadis...ya iyalah..biaya perawatannya pasti mahal tuh..." Rara bicara dengan ketus tanpa jeda seakan mengingatkan dengan menyindirku secara halus.
" Kamu berarti mau aku dimasukkan lagi balik ke perut ibuku ?" jawabku secara sarkas sambil tersenyum menyeringai pada istriku.
" _ "

Di keluargaku ada tradisi yang kuat terjaga mulai dari leluhurku dulu baik dari keluarga bapak maupun ibuku. Jadi walaupun berpoligami diperbolehkan secara hukum agama, tapi di keluarga besarku hal itu sepertinya hal yang tabu buat dilakukan anak keturunannya. Jadi emang ada seperti hukum tak tertulis yang berlaku di keluarga besarku kalo ada yang berpoligami, mungkin orang tersebut bakal tersisih dari daftar keluarga dan dianggap bukan siapa-siapa lagi. Ibuku pun bahkan sering " mengancamku" apabila aku berani berpoligami beliau secara sarkas berbicara lebih baik aku dimasukkan lagi ke dalam perutnya.

--------\m/--------


Sebelum memasuki hiruk pikuk suasana tahun baru, aku menepati janjiku pada Siska dengan mempersiapkan segala hal yang diperlukan untuk menuju ke puncak Penanjakan di gunung Bromo. Beruntungnya di daerah sekitar tempatku bermukim... untuk cuaca beberapa tahun ini sedang tak menentu, harusnya bulan Desember adalah musim penghujan, tapi di kotaku seringkali matahari selalu bersinar terik, dan jarang ada hujan sama sekali.
Aku "terpaksa" berbohong kepada istriku dengan mengatakan aku akan menemani dan mengantarkan teman lamaku naik gunung ( sebenarnya aku ga berbohong juga kan? kan emang aku mengantarkan teman lama, cuma istriku ga bertanya siapakah teman lamaku itu?)

" Sis, segala keperluanmu buat tracking, hiking dan camping yang sudah aku berikan list buat kamu pake sendiri... apakah sudah kamu lengkapi, termasuk jacket, sarung tangan, Beanie hat tebal?" tanyaku pada Siska.
" Siap, bos... cuma kalo buat urusan logistik makan, kita beli aja ya, ribet kalo misalkan mau masak, disanakan banyak penjual makanan. " jawab Siska sambil dia merapikan tas ransel punggungnya. Aku sengaja membelikan dia tas ransel punggung daypack ukuran 30 liter, bukan ransel punggung carrier buat naik gunung...secara dia hanya membawa keperluan baju secukupnya dan perlengkapan "perang" kewanitaannya.

" Kita ke sana pake mobilnya papaku aja ya, Ric? Kan ada 4 WD nganggur tuh di rumah.." katanya tersenyum genit sambil mengedip-edipkan matanya.
" No way....kita kesana pake motor trailku..maaf aku terpaksa bonceng kamu pake itu.." jawabku dengan yakin.
" Asyikkk..yess...!!! kamu bilang dong kalo kesananya kita naik motor berboncengan, jadi kan persis kayak kita dulu waktu kesana...nanti kita bisa mengulangi memori hangat itu sayang... " Siska mengangkat tangannya kegirangan.
" Dan satu lagi permintaan aku, Ric... kalo boleh ya... ponselmu dan ponselku sama-sama dimatikan aja ya..aku ga mau diganggu sama hal apapun diluaran sana..selama kita disini..aku ingin menikmati sekali kebersamaan waktu ini dengan kamu...biarlah aku benar-benar menikmati tiap detiknya yang nanti selalu bakalan aku ingat hingga aku menua dan kenangan ini tersimpan selamanya di sanubariku.." Tiba-tiba Siska berbicara seperti itu sambil meneteskan air mata.
" _ " aku cuma bisa terdiam mendengar ucapan mellownya itu.




Quote:


Spoiler for don't ever show your sadness :



Siang itu cuaca di sekitaran gunung Bromo agak cerah dengan sedikit kabut yang udah mulai turun di sekitar Penanjakan.
Aku yang datang berboncengan dengan Siska mengendarai motor agak sedikit "jetlag" karena perbedaan suhu dari kota kami berasal yang panasnya seakan menyengat kulit berbanding terbalik dengan dinginnya gunung Bromo yang bisa sangat ekstrim apabila memasuki musim kemarau dimana suhu bisa mencapai dibawah 10°.
Padahal kami masih belum sampai di lokasi tujuan, tapi di sekitaran lokasi yang masih berjarak kurang lebih 20 km dari puncak Penanjakan, Siska minta berhenti sejenak di warung-warung lesehan yang banyak tersebar di kiri kanan jalan menuju akses jalan kesana.
Dia meminta istirahat setelah menempuh perjalanan kurang lebih 3 jam dari kota kami.
" Kamu kedinginan tuh, kita istirahat sebentar di warkop itu sebelum sore nanti kabutnya malah turun makin pekat jalannya." aku bicara sambil menurunkan tas ransel yang kubawa.
" Aku mau kopi susu campur jahe ya, Ric...dingin banget nih.." pinta Siska yang duduk disampingku dan memeluk tanganku ini. Terlihat wajahnya pucat pasi karena kedinginan.
Aku cuma bisa membiarkan dia memeluk lenganku erat, emang udara dan cuaca disini siang ini sangatlah dingin.

Aku yang teringat kembali dengan momen masa lampau itu, sempat tersenyum kecil waktu terkenang akan kenangan indah yang pernah aku ukir bersama dia lebih dari 10 tahun yang lalu. Segala kemesraan itu muncul bagaikan sebuah cuplikan layar film yang nampak jelas terpampang di mataku.

Pukul 16.00 WIB, aku sudah mendirikan tenda yang sudah aku persiapkan, di sekitar area wilayah menuju puncak Penanjakan 2. Puncak Penanjakan 2 adalah yang paling tinggi diantara sunrise point. Disini cuacanya sangatlah dingin dengan angin yang terbilang lumayan kencang. Kalo pas dini hari menjelang sunrise, cuacanya kadang bisa menyentuh di 5° -7°. Di dalam tenda, Siska sedang berselimut sleeping bagkarena kedinginan. Dia tertidur, mungkin dia lelah dengan perjalanan yang kami lakukan tadi.
Sejenak aku perhatikan wajah damainya waktu tidur...ah....senyuman itu masih terus melekat di wajahnya, wajah cantik nan ayu khas oriental yang dahulu begitu aku puja. Tiba-tiba sekelebat kenangan indah itu hadir kembali. Dan sejenak menerbangkan dan melenakanku dalam memori momentum indah itu... aku dan dia dulu jadian disini menjadi sepasang kekasih, mengikrarkan untuk saling melengkapi kebahagiaan satu sama lain.. sebelum semuanya menjadi kepingan tak bermakna.

" Kamu kenapa tersenyum-senyum gitu ngeliatin aku tidur, Ric? "Siska mengagetkanku karena ternyata dia udah bangun.
" Kamu harus bahagia, Sis.." hanya itu kata yang aku gumamkan untuk menjawab pertanyaannya.
Mengingat hal itu akhirnya aku bertekad membuat bagaimana caranya sekarang untuk membahagiakan Siska. Dia berhak untuk bahagia, aku merasa walaupun itu bukanlah sepenuhnya menjadi tanggungjawabku sebagai mantan kekasihnya..tapi sebagai sahabatnya aku bertekad mencoba membahagiakan dia dengan caraku sendiri tanpa merugikan dan mengganggu kehidupan rumah tanggaku. Semoga Tuhan tahu niat baikku ini kepada sahabatku... Semoga..

Matahari sore itu mulai beranjak ke peraduannya, saat aku dan Siska berjalan menyusuri puncak Penanjakan. Di sepanjang jalan, dia menggandeng tanganku, terkadang memeluk lenganku apabila dia merasa sangat kedinginan. Aku hanya bisa berkata dalam hati buat istri dan anak-anakku di rumah , " Maafkan aku, Ma.. maafkan ayah, Nak...
Untuk kali ini aja, aku mohon ijinkan aku bukan untuk berniat menduakan ataupun mengkhianati kalian...tapi..hanya untuk memberikan sedikit kebahagiaan pada sahabat lamaku dengan batasan-batasan yang sekiranya masih wajar dilakukan..bukan sebagai sepasang kekasih yang lagi kasmaran
.."

Spoiler for play with your heart:



" Wah semburat jingga cahayanya indah sekali ya.. sempurna..." Siska tersenyum nampak di ujung matanya cairan kebahagiaan tumpah berlinang mengalir dengan perlahan.
" Itu juga salah satu yang sudah aku tepati sama janjiku padamu... anakku ada nama Jingga.. seperti janji kita bersama, apabila kita masing-masing tak bisa bersatu... maka harus memakai Jingga sebagai penanda janji itu telah kita tunaikan.." jawabku dengan tersenyum getir penuh emosional terbawa suasana masa lalu.
" Iya...makasih ya...aku juga baru tau.. waktu kemarin dikasih tau istrimu.. nama lengkap anakmu..." Siska menangis sambil memelukku dengan eratnya seperti enggan dilepaskannya.
" Udah..jangan nangis berlebihan sekarang ya...sayang banget kalo sebentar lagi akan beranjak malam...kita nikmati senja dengan bias jingganya yang perlahan bakal menghitam, dan hilang menjadi gelap.." bisikku pelan di telinganya.
' Terimakasih ya..sayang...ijinkan aku untuk hari ini aja memanggilmu dengan sayang..dan memanggil kembali kenangan bersama kita yang telah tertumpuk di timbunan penyesalan sanubariku..." Siska berbicara sambil mengusap derai air matanya yang makin menderas.
" _ " aku hanya bisa menjawabnya dengan anggukan kepala dan senyum yang aku buat seikhlas mungkin.
" Terimakasih untuk hari ini...sayang...terima kasih untuk perjalanan menikmati senja ini... terimakasih karena telah menepati dan menunaikan janjimu yang dulu pernah kamu ucapkan... sekarang aku udah lega... sekarang aku bakal mencari bahagiaku...senja hari ini ga akan aku lupakan sampai ketika aku menua..senja hari ini adalah senja terbaik selama hidupku...kamulah sahabat sejatiku sekaligus kekasih sejatiku... walaupun kita tak berjodoh dalam satu ikatan pernikahan...percayalah... sekarang aku sudah rela dan ikhlas melepaskan kamu. Raihlah kebahagiaan dengan keluarga kecilmu.." Siska kembali memelukku dengan erat, kami saling berpelukan masih menikmati dan menghadap ke semburat jingga yang perlahan menghitam dan perlahan menghapus siluet kami berdua yang ditelan kegelapan malam.. menghapus juga tentang kenangan indah yang pernah terukir disini...yang pernah terekam dan menjadi saksi bisu ketika kami dulu pernah menikmati indahnya cinta di senja dan fajar di puncak Penanjakan yang abadi...



THIS IS👉END OF THE CHAPTER
***************∆#X#∆**************

Quote:


Quote:


Quote:



Quote:
Diubah oleh aghora 10-07-2022 15:38
bukhoriganakukiyut
akukiyut dan bukhorigan memberi reputasi
17
2.1K
115
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan