marywiguna13Avatar border
TS
marywiguna13 
Ketika Sianida Berbungkus Asetaminofen #SeninMisteri


Pada tanggal 29 September 1982, sebanyak tujuh orang warga Chicago menelan pil beracun yang bernama Tylenol. Ketujuh korban tersebut adalah Mary Kellerman yang berumur 12 tahun, Mary Reiner yang berumur 27 tahun, Mary McFarland yang berumur 31 tahun, Paula Prince yang berumur 35 tahun, Adam Janus yang berumur 27 tahun, Stanley Janus yang berumur 25 tahun, dan Theresa Janus yang berumur 19 tahun.


Adam pingsan setelah dia menelan pil Tylenol ekstra kuat. Dia sempat dilarikan ke rumah sakit, namun sayangnya dia meninggal. Dan ketika pihak keluarga kembali ke rumah untuk melakukan upacara duka, Stanley dan Theresa justru mengikuti Adam dengan menelan pil yang sama sehingga mengakibatkan keduanya meninggal dihari yang sama dengan meninggalnya Adam.

Kematian ketiga orang anggota keluarga Janus membuat pihak kepolisian melakukan penyelidikan. Pada tanggal 29 September malam, seorang penyelidik Cook County yang bernama Nick Pishos, membandingkan botol pil Tylenol yang dimiliki oleh keluarga Janus dengan botol pil Tylenol yang dimiliki oleh korban lain yang bernama Mary Kellerman.

Kedua botol tersebut memiliki satu kesamaan yaitu no seri MC2880. Seorang Deputy Medical Examiner yang bernama Edmund Donoghue sempat menyuruh Nick untuk mencium aroma kedua botol tersebut. Dan menurut Nick, keduanya memiliki aroma almond dan sianida. Kandungan sianida dengan jumlah yang besar dapat menyebabkan kejang-kejang, gagal jantung, dan gagal pernapasan. Hasil dari tes darah menunjukkan bahwa para korban menelan pil Tylenol dengan dosis 100-1000% lebih banyak dari dosis yang seharusnya.

Edmund mengatakan bahwa dia sempat berbicara dengan salah satu pengacara Johnson & Johnson, perusahaan induk dari produsen pembuat pil Tylenol. Pada tanggal 1 Oktober 1982, pihak berwajib yakin bahwa pil Tylenol telah dicampur dengan potasium sianida yang dilakukan secara sengaja oleh seseorang. Dan malam itu diumumkan bahwa semua pil Tylenol akan ditarik dari pasaran. Kemudian McNiel yang merupakan anak perusahaan Johnson & Johnson pembuat pil Tylenol, dengan segera menarik lebih dari 31 juta botol pil Tylenol dan mengeluarkan sebuah peringatan.

Selain itu, McNiel juga menawarkan penggantian kemasan baru dan uang sebesar 100 ribu dolar bagi siapapun yang dapat menginformasikan pelaku yang sebenarnya. Kedua tindakan pencegahan tersebut diduga menghabiskan biaya perusahaan sebanyak 100 juta dolar.

Pada tanggal 5 Oktober 1982, pengacara umum Amerika dan FBI mulai melibatkan diri dalam kasus tersebut. Salah satu pengacara negara bagian Illinois yang bernama Tyrone Fahner percaya bahwa sebagai tahap awal, terdapat sekitar 1200 petunjuk yang sebenarnya. Dan diperkirakan koran-koran di Amerika menerbitkan sekitar 100 ribu artikel yang berbeda yang membahas kasus tersebut. Kepanikan berskala nasional juga terjadi dan orang-orang yang percaya bahwa mereka bisa saja mengalami keracunan, datang memenuhi rumah sakit dan menghubungi Poison Control Call Center. Chicago Police Department bahkan berkeliling kota memberikan peringatan tentang pil Tylenol dengan menggunakan pengeras suara.

Menurut Food and Drug Association, ada banyak pil tiruan muncul dan 270 diantaranya muncul sebulan setelah insiden terjadi. Beberapa jenis pil tiruan tersebut juga beracun seperti racun tikus dan asam hidroklorik. Sebuah fakta yang sempat membuat polisi kebingungan adalah, setiap korban membeli pil Tylenol dari toko yang berbeda dan setiap toko dipasok oleh produsen yang berbeda.

Sebuah laboratorium kemudian sengaja dipersiapkan untuk menguji lebih dari 10 juta butir pil yang ditarik. Kesimpulannya, dalam delapan botol ditemukan sekitar 50 butir pil Tylenol mengandung sianida. Dua dari lima botol pil Tylenol milik korban dikembalikan, dan salah satunya ditemukan terpajang di rak penjualan dan masih belum dijual. Tidak ada sidik jari atau bukti fisik lainnya yang ditemukan dan tidak ada bukti yang menunjukkan jejak pelaku disetiap toko. Lagipula saat itu kamera pengawas belum begitu populer.

Pihak penyidik kemudian menelusuri kemungkinan bahwa kasus tersebut didasari oleh persaingan bisnis dan berniat untuk menurunkan saham perusahaan Johnson & Johnson. Bahkan, pasar saham Tylenol mengalami anjlok dari 35% menjadi 8% setelah insiden terjadi. Pihak penyidik juga memeriksa karyawan yang sedang atau yang pernah bekerja ketika pil Tylenol beracun tersebut diproduksi, disimpan, atau dipasarkan.

Pihak penyidik memeriksa kembali para pengutil yang tertangkap basah mencuri di toko obat ketika pil Tylenol beracun ditemukan. Selain itu, orang-orang yang baru bebas dari penjara atau rumah sakit jiwa yang terdapat di sekitar Chicago juga diinterogasi. Polisi dengan sengaja mempublikasikan penguburan ketujuh korban dengan harapan si pelaku muncul. Pada akhirnya, polisi sampai pada teori bahwa siapapun yang melakukannya, mendatangi berbagai toko obat, membeli pil Tylenol, memasukkan potasium sianida kedalam kapsul, menaruhnya kembali kedalam botol, dan mengembalikannya sekitar tanggal 28 September, sehari sebelum kematian yang pertama terjadi.

Pelaku berpikir bahwa pada akhirnya, potasium sianida akan diminum melalui pil Tylenol. Jadi siapapun pelakunya, dia harus melakukannya mendekati ketika pil Tylenol akan dibeli dan dikonsumsi. Dan dia juga harus melakukannya di Chicago.


Tersangka pertama adalah seorang pekerja yang bernama Roger Arnold yang berumur 48 tahun. Roger pernah mengatakan hal yang mencurigakan tentang pembunuhan pil Tylenol disebuah bar pada suatu malam. Polisi kemudian menginterogasi dan menggeledah rumahnya, namun mereka justru menemukan beberapa hal menarik yang saling berkaitan. Roger bekerja di gudang Jewel bersama dengan ayah dari salah satu korban yang bernama Mary Reiner, dan Adam Janus membeli pil Tylenol dari salah satu minimarket milik Jewel.

Menurut New York Times, toko dimana Mary Reiner membeli pil Tylenol, letaknya bersebrangan dengan tempat praktek psikiater milik istri Roger. Ketika melakukan penggeledahan, polisi menemukan bukti buku manual yang berisi bagaimana cara melakukan kejahatan. Selain itu, bukti kimia juga ditemukan, seperti gelas kimia, peralatan lain, dan sebungkus serbuk potasium karbonat.

Roger sempat menolak untuk menjalani tes kebohongan, dan pada akhirnya polisi tidak menemukan banyak bukti untuk menyeretnya ke pengadilan. Pada bulan Juni 1983, Roger menembak seorang pria yang bernama John Stanisha di luar bar pada suatu malam. Roger melakukannya karena diduga John melaporkannya ke polisi karena komentarnya yang mencurigakan. John meninggal dan Roger dihukum penjara selama 30 tahun, namun dia dibebaskan lebih awal karena mendapatkan pembebasan bersyarat.


Tersangka kedua adalah Theodore J. Kaczynski alias The Unabomber. Theodore merupakan ahli matematika yang saat ini menjalani hukuman penjara seumur hidup karena membunuh tiga orang dan melukai 23 orang lainnya dengan menggunakan bom yang dia kirim melalui paket pos.

Theodore merupakan penduduk asli Illinois dan bom pertamanya ditemukan di Chicago dimana saat itu dia tinggal. Insiden Tylenol terjadi di Illinois, namun satu kasus kematian yang diakibatkan oleh pil Tylenol yang tidak dipublikasikan secara resmi terjadi dua bulan sebelumnya di Sheridan, Wyoming, dan korbannya bernama Jay Adam Mitchell.


Secara kebetulan, Sheridan, Wyoming merupakan kota yang terlewati ketika menuju ke kabin milik Theodore di Montana dimana dia tinggal ketika kasus tersebut terjadi. Korban-korban Theodore juga berhubungan dengan hutan. Misalnya saja, korban Theodore yang selamat yang bernama Percy Woods, tinggal di Lake Forest, Illinois. Korban lain bernama Gilbert Murray yang merupakan pimpinan California Forestry Association. Dan bom yang dibuat oleh Theodore berbahan dasar kayu, serta dia sering menggunakan alamat dan nama samaran dengan menggunakan nama jenis kayu. Misalnya Frederick Benjamin Isaac Wood dengan alamat 549 Wood Street, Woodlake, California. Hal ini masuk akal karena dua dari tiga orang penemu Johnson & Johnson, memiliki nama tengah Wood.


Walaupun kaitannya sepele, namun pada bulan Februari 2009, kantor FBI di Chicago sempat mengumumkan bahwa mereka akan menggunakan kemajuan dalam teknologi forensik, untuk mengulas bukti-bukti yang relevan yang terkait pembunuhan pil Tylenol. FBI kemudian meminta sampel DNA milik Theodore. Dan dia sempat mengatakan,

Quote:


Theodore mengatakan bahwa dia bersedia untuk memberikan sample DNA miliknya dengan satu syarat, pengadilan tidak boleh memberikan ijin bagi pihak US Marshals untuk mengadakan lelang pada barang-barang miliknya. Alasannya,

Quote:


Dia juga mengatakan bahwa jika ada kecocokan muncul, mungkin hal tersebut berasal dari bukti yang didapat dari kabin miliknya pada tahun 1996. Secara keseluruhan, Theodore percaya bahwa barang-barang yang akan dilelang kemungkinan menjadi sangat penting dalam membuktikan bahwa dia tidak memiliki potasium sianida. Bagaimanapun juga, lelang tetap berjalan sesuai rencana dan Theodore menolak untuk memberikan sampel DNA miliknya secara sukarela.


Tersangka ketiga adalah seorang akuntan pajak yang bernama James Lewis. Pada tanggal 6 Oktober 1982, seminggu setelah insiden pil Tylenol terjadi, Johnson & Johnson menerima fotokopi dari surat bertulisan tangan yang tidak ditandatangani. Pada surat ini, FBI menemukan sidik jari milik James. Surat tersebut berisi,

Quote:


Surat perintah penangkapan terhadap James kemudian diterbitkan dan berikutnya pencarian dihentikan pada tanggal 13 Desember setelah James terlihat disebuah perpustakaan umum di New York yang bernama Annex. Anehnya, nomor rekening yang disebutkan di dalam surat bukan milik James, melainkan milik seseorang yang bernama Frederick Miller McCahey. Pria yang diyakini James telah menipu uang istrinya sebesar 511 dolar.


Pada dasarnya, James hanya memasukkan nomor rekening milik Frederick dengan harapan dapat membongkar pencurian uang sebesar 511 dolar yang dia lakukan dan tidak ada hubungannya dengan insiden pil Tylenol yang terjadi. Dengan lolosnya James menuntun pihak penyidik untuk mencurigai bahwa bisa saja dia adalah pelaku dalam insiden pil Tylenol. Karena James pernah mengejar ibunya sambil membawa kapak ketika dia berumur 19 tahun.

Pada tahun 1966, James dimasukkan ke rumah sakit jiwa negara bagian Missouri setelah menelan 36 butir pil Anacin. Dia juga didiagnosa mengidap Catatonic Schizophrenia. Kedua hal tersebut merupakan usahanya dalam menghindari panggilan wajib militer ke Vietnam. James juga dihukum atas pembunuhan terhadap seorang pria yang bernama Raymond West, yang ditemukan termutilasi di rumahnya sendiri pada musim panas tahun 1978.

Setelah itu, James dan istrinya membangun usaha bisnis jangka pendek dan mengimpor mesin pembuat pil yang berasal dari India. Pada tahun 1981, James menjadi tersangka dalam pemalsuan aplikasi kartu kredit dengan menggunakan alamat dan mailbox palsu. Ketika rumah James digeledah pada tanggal 4 Desember 1981, polisi menemukan beberapa bukti untuk menangkap James. Dia dan istrinya kemudian terbang ke Chicago dimana mereka tinggal dengan menggunakan nama samaran selama hampir satu tahun.

Bagaimanapun juga, James membeli tiket Amtrak dari Chicago menuju New York pada tanggal 4 September 1982, 25 hari sebelum insiden pil Tylenol terjadi. Dan pelaku insiden tersebut harus memasukkan sianida dalam jangka waktu yang berdekatan dengan tanggal pil Tylenol dikonsumsi. Namun, jangka waktu 25 hari dianggap terlalu lama. Tapi, beberapa penyidik dalam kasus tersebut percaya bahwa pelaku memiliki kemungkinan untuk terbang menuju ke bandara O'hare, menyewa mobil, memasukkan sianida, dan meninggalkan Chicago.

Kamera pengawas disalah satu toko obat menunjukkan kemunculan seorang pria berjenggot yang sekilas mirip dengan James. Namun, tidak ada identitas pasti dan tidak ada seorang pun yang bisa meyakinkan bahwa James berada di Chicago sesaat sebelum insiden terjadi. Tampaknya, polisi tidak memiliki cukup bukti untuk menangkap James dan membiarkan pelaku yang sebenarnya berkeliaran. Namun, surat yang ditulis tangan oleh James menuntun dia menjadi terdakwa dalam kasus pemerasan. Dia dihukum penjara selama 20 tahun tapi dia hanya menjalani masa hukuman kurang dari 13 tahun.

Semasa di penjara, James secara aneh menawarkan bantuan, menjelaskan, dan menggambarkan secara detail kemungkinan bagaimana seseorang menyuntikkan sejumlah sianida kedalam kapsul. James kemudian dibebaskan pada tahun 1995, dan tinggal bersama dengan istrinya di Cambridge, Massachusettes. Dan pada tahun 2010, James menerbitkan bukunya yang berjudul Poison! The Doctor's Dilemma. Dia juga bersikeras bahwa buku tersebut tidak ada hubungannya dengan insiden pil Tylenol, dan sekaligus menyatakan penyesalannya karena telah mengirim catatan tebusan pada polisi.

Buku tersebut berisi plot tentang kematian yang diakibatkan oleh keracunan air yang mengandung timah di Missouri selatan. Ketika dia diundang oleh stasiun tv untuk mempromosikan bukunya pada bulan Januari 2010, dia memberikan wawancara selama 48 menit dimana sebagian besar pertanyaannya mengarah pada perannya dalam insiden Tylenol. James menunjukkan semua orang pada pengacaranya dan menolak memberikan komentar lebih jauh.
Sekian dan terimakasih.

*
*
*
*
*

sumber :



TuanLiAvatar border
TuanLi memberi reputasi
11
5K
35
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan