Momen saling memaafkan sebenarnya bisa kapan saja, namun ritualnya baru sangat terasa saat Idul Fitri. Namun ada kalanya kita sangat marah, dendam, dan berpikiran untuk membalas pada seseorang. Haruskan kita memaafkan saja pada hari lebaran?
 
Sakit Hati Pada Keluarga Sendiri
 
Parahnya GanSis, kita menyimpan dendam pada lingkar keluarga terdekat. Kepada ibu atau ayah yang terus-menerus mengkritik, kakak-adik yang hobi menyindir, atau om-tante-keponakan yang nyinyir habis. Nah, momen lebaran kumpul sama mereka dalam acara yang namanya maaf-maafan.


Sekadar salaman, memang mudah. Namun luka-luka ini batin dalam hati masih basah. Kalaupun lukanya sudah kering, masih meninggalkan bekas,kepahitan yang bertahan lama. Bahkan rasa ingin balas dendam.
 
Ada baiknya kita coba memberikan pengampunan. Dikutip dari mayoclinic.org, keputusan untuk melepaskan kebencian dan pikiran balas dendam. Tindakan pengampunan dapat membantu kita membebaskan diri dari kendali orang yang menyakiti.

Pengampunan itu tidak berarti melupakan atau memaafkan kesalahan yang pernah mereka lakukan pada kita. Kita berdamai dengan masa lalu. Menerimanya. Sehingga membantu kita melanjutkan hidup. Sesekali bertemu dengan keluarga sendiri yang pernah menyakiti hati bukan masalah lagi.

Manfaat Memaafkan Seseorang
 
Penelitian telah menemukan bahwa tindakan memaafkan bermanfaat besar bagi kesehatan kita seperti berikut ini:
-      menurunkan risiko serangan jantung;
-      meningkatkan kadar kolesterol dan tidur;
-      mengurangi rasa sakit;
-      menurunkan tekanan darah,
-      mengurangi kecemasan, depresi dan juga stres.
 
MenurutKaren Swartz, M.D., direktur Klinik Konsultasi Orang Dewasa Gangguan Mood di Rumah Sakit Johns Hopkins yang dikutip dari hopkinsmedicine.org, kemarahan yang berkelanjutan menempatkan kita dalam mode fight-or-flight, yang mengakibatkan detak jantung, tekanan darah dan respon imunitas berubah. Perubahan tersebut akan meningkatkan risiko hadirnya depresi, diabetes dan penyakit jantung. Sementara itu memaafkan dapat menurunkan tingkat stres, yang mengarah pada peningkatan kesehatan.
 
Penelitian juga telah menemukan bahwa beberapa orang yang pemaaf cenderung lebih puas dengan kehidupan mereka dan mengurangi depresi, kecemasan, stres, kemarahan, dan permusuhan. Orang yang menyimpan dendam, lebih mungkin mengalami depresi berat dan gangguan stres pasca-trauma, serta kondisi kesehatan lainnya.

Langkah Memaafkan
 
Berikut langkah-langkah untuk mengembangkan sikap yang lebih pemaaf, sehingga kita mendapat manfaat kesehatan emosional dan fisik.
 
1. Renungkan dan ingatperistiwa yang membuat kita marah, peristiwanya dan bagaimana kita bereaksi saat itu, bapa yang dirasakan dan bagaimana kemarahan dan rasa sakit telah memengaruhi sejak saat itu.
 
2. Berempati dengan orang lain. Misalnya, jika orang tua tumbuh dalam keluarga yang mendedik dengan cara keras, mungkin lebih bisa dimengerti, kenapa mereka keras juga kala mendidik kita.
 
3. Maafkan sedalam-dalamnya. Tidak ada orang yang sempurna. Maafkanla untuk melanjutkan hubungan normal dengan orang lain, bahkan jika orang itu tidak pernah meminta maaf.
 
4. Lepaskan harapan orang minta maaf terlebih dahulu. Permintaan maaf lebih dahulu dari orang lain mungkin tidak mengubah hubungan kita dan dia. Maka maafkan saja meski dia belum sempat meminta maaf.

5. Putuskan untuk memaafkandengan berinteraksi lagi dengan orang itu. Jika GanSis merasa belum dapat berbicara dengan orang yang bersalah, tulislah tentang pengampunan terhadap dia di jurnal atau bahkan bicarakan hal itu kepada orang lain yang dipercaya.
 
6. Maafkan diri sendiri. Tindakan memaafkan termasuk memaafkan diri sendiri. Misalnya, jika pasangan suka marah-marah, yakinlah bahwa perilaku marah-marah bukan cerminan nilai diri kita.
 
Mumpung momen lebaran, yuk coba kita terapkan.  



Sumber  1,  2,  3
Foto darii Freepik.com