lonelylontongAvatar border
TS
lonelylontong
Modus Operandi yang Umum Digunakan Sekte-Sekte Sesat
Topik trit ini muncul karena pertanyaan salah seorang kaskuser Gan @prabas dan komentar Gan @saniba.ovetad.

Yang kurang lebih intinya : Gimana sih caranya orang bisa sampai jadi pemimpin sekte?
Gbr diambil dr filmdaily.co

Kebetulan ane pernah baca sekilas beberapa artikel yang membahas tentang sekte-sekte sesat, atau kalau dalam bahasa Inggris disebut "cult"untuk membedakan dengan aliran spiritual yang lebih netral. CMIIW.

Menurut ane, modus operandi dari sekte-sekte sesat ini, secara umum bisa dibagi menjadi dua tahap besar:

1. Tahap rekrutmen.
2. Tahap membangun komitmen.

Ane bagi jadi dua, karena karakteristik dua tahap ini berbeda dan kerja sama yang apik antara dua tahap inilah yang kemudian bisa menumbuhkan/melahirkan satu sekte yang "kuat".

Cuma bisa rekrut tapi ga bisa bikin membernya komitmen, akhirnya ya ga bisa jadi sekte yang besar, apalagi kalau sebaliknya.

Biasanya yang memunculkan keheranan orang adalah ketika member yang sudah direkrut, sudah melewati tahap kedua. Setelah lewat tahap kedua inilah, kemudian muncul perilaku-perilaku yang bagi kita, terlihat tidak masuk akal, "Kok bodoh banget ya, disuruh minum air kencing kok mau-mau saja. Otaknya ditaruh di mana?"

Jadi kalau menurut pemahaman dari apa yang ane baca, orang yang baru direkrut ya tidak akan melakukan hal-hal yang di luar kewajaran dan membingungkan kita yang berada di luar sekte sesat tersebut.

Tanpa berpanjang lebar dan luas, mari kita masuk ke bahasan tahap rekrutmen. Singkat-singkat aja ya, karena ane juga ga punya pengalaman riil, bikin sekte sesat
emoticon-Leh Uga


----o----


I. Tahap rekrutmen.

Prinsip Utama

Ada sebuah quote dari sumber referensi di bawah yang menggambarkan dengan jelas sifat dan karakteristik dari tahap rekrutmen ini:

Quote:


Jadi intinya, tidak ada orang yang akan dengan sengaja bergabung dengan sebuah sekte yang mereka pikir akan menyakiti mereka. Orang bergabung, itu pasti karena ada sesuatu yang mereka sukai di tempat itu.

Pilih sasaran (umumnya berdasarkan kelompok usia).
Setelah memahami prinsip utama rekrutmen, maka artinya seorang calon pemimpin sekte sesat, mesti tahu betul pangsa pasar atau niche yang mau dia jadikan sasaran + kebutuhan jasmani dan rohani dari pangsa pasarnya tersebut.

Biasanya, yang paling mudah adalah membagi sasaran berdasarkan kelompok usia.

Misalnya sekte sesat yang sasarannya remaja, tentu mesti punya umpan menarik, yang berbeda dengan sekte sesat yang sasarannya pekerja kantoran. Kalau sasarannya usia matang (30-40an), tentu beda strategi pemasarannya dengan kalau sasarannya usia muda (18-20an).

Tiap kelompok usia, pasti punya tantangannya masing-masing dan di tiap kelompok usia pasti ada kegalauannya masing-masing. Pasti ada sekian persen yang istilahnya merasa "tersingkir/terpinggirkan" dari kelompoknya. Bahkan bisa dikatakan, setiap individu tentunya pernah mengalami periode-periode dalam hidupnya di mana dia merasa gamang, lemah, galau, dst. Momen-momen di saat seseorang lemah inilah yang menjadi celah buat para rekruiter.

Kalau nonton film dokumenter wild life gitu, analogi paling pas itu kalau nonton singa/predator lain lagi berburu. Biasanya yang diincar dari satu kelompok besar hewan buruan itu adalah mereka yang di pinggir-pinggiran, hewan-hewan yang terpisah dari kelompok besarnya.

Permen manis yang tidak boleh sampai ketinggalan.
Dari sekian banyak jenis umpan yang spesifik berdasarkan kelompok sasaran, ada satu jenis umpan yang sama dan tidak boleh ketinggalan, yaitu menyediakan komunitas atau perasaan kekeluargaan/persaudaraan bagi calon anggota. Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial, bahkan seseorang yang introvert pun memiliki kebutuhan untuk diterima oleh manusia lain.

"Love bombing", adalah salah satu frasa yang menggambarkan strategi penting ini. Member yang ganteng dan cantik, bisa menjadi salah satu aset penting sebuah sekte sesat.


Gbr diambil dr superradnow.wordpress.com


Prinsip kedua.
Kalau sudah memahami itu, maka tentunya si calon pemimpin sekte sesat ini sudah bisa membuat strategi rekrutmen yang tepat.

Prinsip kedua dari rekrutmen, kurang lebih sama seperti mencari pasangan. Jangan takut ditolak, kalau ditolak masih ada banyak ikan lain di laut sana.


---- o ----


II Tahap membangun komitmen.

Tahap ini yang lebih sulit dan rumit, dibandingkan tahap rekrutmen, karena di tahap ini perlahan-lahan si pemimpin sekte sesat harus bisa melepaskan topengnya tanpa kehilangan anggota.

Di sinilah salah satu jenis umpan di tahap pertama menjadi sangat penting, yaitu tawaran rasa persaudaraan dan kebersamaan dalam sebuah komunitas.

Menjadi penting karena salah satu syarat untuk mencapai titik di mana komitmen anggota itu sangat kuat, adalah menghapus/menurunkan level identitas individu seminim mungkin dan menggantikannya dengan identitas kelompok. Sedemikian rupa sehingga seseorang, merasa gamang (kehilangan jati diri, dsb) ketika berada di luar kelompoknya itu.

Beberapa cara yang sering digunakan dan umumnya digunakan secara bersamaan adalah :

1. Sistem pengawasan, setiap anggota memiliki "senior" yang tugasnya mengayomi, menuntun dan mengawasi.

2. Indoktrinasi tentang "jahat"-nya dunia di luar kelompok mereka.

3. Pisahkan anggota dari komunitas di luar sekte, bahkan biasanya sampai pada anggota keluarganya sendiri. Ini ber-sinergi dengan strategi nomer dua.

4. Reward and punishment.

5. Hirarki dalam sekte, hirarki ini memberi kepuasan pada mereka yang mendapat level di atas. Di saat yang sama, merenggut kepercayaan diri dan menciptakan perasaan rendah diri dan ketergantungan pada mereka yang mendapat level di bawah.

Pemimpin harus pintar-pintar melihat karakter seseorang, siapa yang akan menjadi lebih loyal ketika dinaikkan levelnya dan siapa yang akan menjadi lebih loyal, justru ketika ada di level rendah.

(Contohnya Tom Cruise yang jadi member level atas dari sekte sesat scientology.)


Gbr diambil dr www.thedailybeast.com


Dari beberapa strategi, strategi nomer dua dan tiga, yang sangat umum ditemukan pada sekte-sekte sesat. Sangat umum ditemukan dan bisa dikatakan adalah ciri khas dari sebuah sekte sesat, karena strategi semacam ini sangat penting untuk keberlangsungan sekte.

Ketika seseorang hanya menerima kebenaran dari satu sumber dan melihat sumber informasi lain di luar kelompok itu tidak bisa dipercaya, maka orang itu tentunya akan mudah disetir oleh si pemimpin sekte. Koreksi dari pihak luar pun seringkali menemui kesulitan karena si anggota belum apa-apa sudah curiga, ketika ada orang yang berusaha mengingatkan.

------- o-------

Demikian sekilas ulasan ane yang tentunya masih banyak kekurangannya.

Monggo diperdebatkan dan diberi masukan.

Semoga bisa berguna, bagi kita-kita supaya terhindar dari jebakan sekte sesat yang mungkin sedang berkeliaran.

Bagi yang sudah terlanjur tersesat, ane cuma bisa nyumbang doa, semoga pikiran ente terbuka pada informasi-informasi dan opini di luar sekte ente.
emoticon-Nyepi


Sumber referensi
1. https://csuepress.columbusstate.edu/..._dissertations
2. https://jonestown.sdsu.edu/?page_id=34342
3. https://www.sciencedirect.com/scienc...65178116319941
4. https://statenews.com/article/2020/1...ult-psychology







a.w.a.w.a.wAvatar border
areszzjayAvatar border
dalledalmintoAvatar border
dalledalminto dan 16 lainnya memberi reputasi
17
8.4K
85
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan