Oiya bro. Kenalin nama gue Raden Abimanyu, loe bisa panggil gue Abi (buat yang cewek) dan Raden (buat yang cowok) Gue bukan siapa2, karena di kaskus kayak nya ada beberapa orang yang salah kaprah sama identitas gue. Bikin gue males melanjutkan kisah disini. Padahal kisah hidup gue nggak ada yang menarik . Anggap aja gue ini kaskuser tampan biasa yang kebetulan lagi gabut pengen sharing cerita di SFTH.

Oke, cukup itu informasinya.. Jadi biarin gue tenang di thread ini. Disini elu tujuanya cari cerita mber.. Kalo mau cari yang lain di stasiun aja sono atau nggak di trotoar-trotoar jalan aja, noh.

Lanjut ke perkenalan. Gue seorang laki-laki berusia 23 tahun (kelahiran 1999). Gue lahir di sebuah kota metropolitan yang 'gak biasa' sebut saja Gotham City. Tapi gue nggak begitu suka sama kota dimana gue lahir. Alasanya? Karena kotanya sangatlah absurd. Mulai dari tata bangunan kota, jalanan, dan manusia-manusia yang tinggal di dalamnya rata-rata absurd semua kalo gue liat. Bikin gue nggak betah tinggal lebih lama disini. Polusi & sampah juga berserak dimana-mana. Preman, mafia, begal, pungli, ormas, koruptor, balap liar, adalah hal biasa yang dapat lo temukan disini. Surganya para Hipokrit kalo kata gue.

Dengan kondisi seperti itu. Pada akhirnya gue putusin cabut dari kota ini karena udah ga betah. Di tahun 2020 tepatnya bulan Maret gue pergi Merantau ke Jakarta. Kepergian gue bertepatan dengan awal-awal masuknya virus corona ke Indonesia. Gue merantau dengan harapan kota destinasi gue nanti bisa lebih baik dari yang sebelumnya. Di bayangin gue. Jakarta itu, dipenuhi dengan gedung-gedung pencakar langit, rumah real estate, berisi orang-orang elite, artis, millyuner, tempat hunian tokoh-tokoh papan atas. Pokoknya serba maju lah Jakarta itu dibayangan gue. Secara punya status sbagai ibukota negara. Kalo kata penduduk gotham di kampung gue. Kota Jakarta tuh bukan kaleng-kaleng..

Emang seh, pertama kali menginjakkan kaki di Jakarta gue terpukau sama pesona nya. Tata kotanya terbilang cukup elegan meski masih belum merata. Khususnya gedung-gedung di kawasan Sudirman. Wow banget dimata gue, begitu megah, begitu elite. Sesampainya disana gue berasa seperti ada di Tokyo saja. Apalagi kalo malem. Suasanya begitu syahdu serasa ada di kota New York. Jadi seperti di Tokyo atau di New York nih? Perpaduan keduanya mungkin bray. Intinya we o we banget lah. Bukan kaleng-kaleng..



Maret 2020—Lenteng Agung (Jakarta Selatan)

Gue menempuh jalur udara buat pergi ke Jakarta. Selama di perjalanan gak ada sesuatu menarik yang terjadi. Gue memesan tiket dari jauh-jauh hari kalo gak salah 1 bulan sebelum kepergian gue udah booking tiket via pegi-pegi. Gue dapet harga yang cukup murah. Dari Gotham ke Jakarta hanya 700k saja dan itu sudah include bagasi, asuransi, via maskapai Citilink. Murah bgt kan?

Sesampainya di Bandara Soekarno Hatta. Gue tengok-tengok sekitar ternyata megah juga nih Bandara, gak kalah sama Bandara inisial K di Gotham City. Kemudian, dari Bandara Soetta gue kancutkan perjalanan ke LA a.k.a Lenteng Agung. Disana gue udah memesan kost2an sederhana sebagai hunian awal gue di kehidupan rantau. Gue menaiki Bus Ekonomi jurusan Soetta - Terminal Blok-M, tarif nya hanya 50k saja seinget gue. Dari Terminal Blok-M gue mellanjutkan perjalanan lagi via Gojek menuju kostan baru yang berada di Lenteng Agung. Maghrib pun tiba, akhirnya gue sampai di kostan. Seharian di Perjalanan bikin badan gue pegel-pegel. Setelah basa-basi sama bapak-ibu kost dan sedikit perkenalan, gue pun langsung mengistirahatkan badan. Kemudian Molor dengan pulasnya.....


*lanjut nanti, gue sesak berak anj.. Yang penting di posting dulu..