Hirarahmi39Avatar border
TS
Hirarahmi39
Baca Ini Bikin Kalian Paham Teori Warna dalam Satu Thread!


Learn on Thread
W/Hirarahmi

emoticon-Cool


Warna merupakan salah satu toolboxdesain yang tidak boleh diabaikan oleh seorang desainer. Tak hanya sebagai penunjang estetika, tapi juga sebagai identitas, penyampai informasi, dan untuk memengaruhi persepsi pelanggan terhadap desain tersebut. Kombinasi warna yang harmonis dan eye catching mampu membuat seseorang tertarik pada suatu produk kurang dari 90 detik.

Pada thread kali ini, saya ingin mengajak Agan dan Sista semua untuk memahami teori warna secara ringkas dan lugas. Ingat, thread ini saya tulis dengan sangat sederhana, berupa ringkasan pokok dari uraian teori warna yang super panjang. Jadi harap maklum jika pembahasannya tidak selengkap yang Agan dan Sista dapatkan di kelas desain. So, simak thread-nya sampai habis!

Selamat Membaca
____________________________


Sejarah Spektrum Warna



Dulu sebelum teori warna ditemukan, orang-orang menganggap warna sebagai objek yang sama sekali berbeda yang merupakan hasil persepsi mata manusia. Orang-orang tidak tahu dari mana asalnya warna, apa saja jenisnya, dan apa pengaruhnya terhadap kehidupan manusia. Jenis warna yang berkembang saat itu juga tidak seberapa, hanya sebatas warna-warna alami yang sudah tersedia di alam.



Hingga kemudian Isaac Newton menemukan spektrum warna sederhana berkat uji cobanya di masa-masa isolasi akibat wabah pes yang melanda dunia di tahun 1666. Berbekal prisma putih sederhana miliknya, Newton meneliti cahaya dan menemukan fakta bahwa cahaya putih terdiri dari beberapa unsur warna.

Newton memetakan warna-warna tersebut dalam roda warna sederhana. Dari sanalah ia menyimpulkan bahwa masing-masing warna saling terhubung, harmonis, dan selaras satu sama lain. Sehingga apabila warna-warna itu disusun secara tepat pada spektrum, lalu kemudian spektrum tersebut diputar dengan cepat, maka akan menimbulkan visualisasi putih bersih. Berangkat dari penemuan itu, Newton mengeluarkan karya barunya "Opticks" di tahun 1704.

Hasil penelitian Newton juga mengilhami Johann Wolfgang von Goethe untuk meneliti hal yang sama. Berbeda dengan Newton yang mengangkat teori warna dari sudut pandang sains dan matematika, Goethe merumuskan teorinya dari kacamata seni dan psikologi manusia.

Walaupun penelitian Goethe seiras dengan Newton, tetapi pada kenyataannya Goethe berusaha untuk menyangkal teori-teori warna Newton yang menurutnya janggal, seperti, teori Newton yang menyatakan gelap sebagai ketiadaan cahaya semata, sementara Goethe beranggapan bahwa gelap adalah unsur aktif dari penciptaan warna. Sikap Goethe ini membuatnya dikenal sebagai penentang sains di masa itu.



Namun walau tidak sesuai dengan sains, Goethe berhasil mengeluarkan teori warna terbaru pada tahun 1810 dengan judul "Theory of Colours". Ia telah menghubungkan fenomena warna dengan psikologi yang memengaruhi emosi, persepsi dan tingkah laku manusia. Ia juga melakukan banyak percobaan dan menemukan adanya pengaruh efek gelap dan terang terhadap kemurnian satu warna.

Penelitian-penelitian itu mengilhami Goethe untuk menciptakan spektrum warnanya sendiri yang tampak mirip dengan spektrum yang kita kenal sekarang.



Lantas pada awal abad ke-20, Alfred Munsell, seorang pelukis dan guru seni Amerika, juga melakukan penelitian warna. Ia bereksperimen dengan menambahkan efek "chroma"dan "color value" pada warna. Chroma adalah kemurnian dan intensitas warna (lebih dikenal sebagai saturasi), dan color value adalah gelap dan terang pada warna (lebih dikenal sebagai brightness). Munsell pun membuat spektrum warna 3D yang sering disebut sebagai "Pohon Munsel".

Nah, dari penemuan tiga tokoh di ataslah spektrum warna yang kita kenal sekarang dibuat. Teori-teori ini juga mengilhami para penemu lain untuk menciptakan berbagai jenis warna dan spektrum-spektrum digital di perangkat elektronik dan aplikasi.

***


Klasifikasi Warna



Penemuan tiga tokoh di atas telah membuat warna diklasifikasikan sebagai tiga kelompok, yakni:

• Warna Primer
Warna dasar yang terdiri dari merah, kuning, dan biru.

• Warna Sekunder
Campuran dua warna primer. Merah + biru = ungu. Kuning + biru = hijau. Merah + kuning = jingga.

• Warna Tarsier
Campuran antara warna primer dan sekunder atau sekunder dengan sekunder.

***


Psikologi Warna



Psikologi warna adalah studi tentang bagaimana warna mempengaruhi suasana hati dan perilaku manusia. Bisa dibilang juga sebagai ilmu yang mengkaji respon emosi manusia terhadap warna.

Disadari atau tidak, bahwa warna memang dapat mempengaruhi suasana hati manusia. Seperti spektrum warna hangat (merah, jingga, kuning) dapat membangkitkan gairah dan emosi yang membara seperti amarah, bahagia, dan semangat. Sedangkan spektrum warna sejuk (biru, hijau, ungu) cenderung membuat seseorang lebih tenang, bijaksana, dan kadang malah acuh tak acuh.

Itulah mengapa seorang desainer harus memahami psikologi warna dengan mendalam agar warna desainnya cocok dengan produk yang didesain, serta cocok dengan tujuan dan target marketnya.

Makna dan persepsi terhadap warna sebenarnya bersifat subjektif. Akan tetapi ada beberapa warna dengan makna yang universal dan hampir berlaku pada semua orang. Berikut rinciannya.



Merah:diasosiasikan sebagai warna yang paling menonjol dan menarik perhatian sehingga dapat menarik antusiasme seseorang serta mencerminkan semangat petualangan, kesuksesan, kreativitas, keseimbangan, gairah, kegembiraan, dan cinta yang membara. Jadi tak heran mengapa Coca-Cola mengambil warna merah untuk produk mereka, karena Coca-Cola sendiri digambarkan sebagai minuman yang energik, penuh semangat, dan kebahagiaan.



Merah muda: diasosiasikan sebagai warna yang lembut, feminim, keanggunan, dan ketidakdewasaan. Itulah kenapa banyak mainan anak-anak yang didesain dengan warna merah muda, bahkan perusahaan Barbie yang terkenal pun menggunakan merah muda.

Ungu: diasosiasikan sebagai warna yang mengusung kemewahan, kemuliaan, glamour, spiritualist, dan misterius.



Biru: diasosiasikan sebagai warna yang bijaksana, penuh harapan, keberuntungan, keramahan, kedamaian, tenang, harmoni, dan akrab. Facebook menggunakan biru untuk menunjukkan citra mereka sebagai media sosial yang dapat membuat penggunanya menjalin hubungan yang akrab dan harmoni.

Hijau: identik dengan alam, pertumbuhan, kesegaran, kesehatan, dan kemurahan hati. Banyak produk-produk pertanian yang menggunakan hijau sebagai warna identitas mereka.



Hitam: diasosiasikan sebagai warna tegas, kuat, maskulin, anggun, dingin, dan berkuasa. Seseorang dengan outfit hitam kadang terlihat seperti orang yang dominan dan misterius.

Abu-abu: diasosiasikan sebagai warna yang netral, pertengahan di antara putih yang suci dan hitam yang dingin. Abu-abu cocok untuk merepresentasikan gender apa saja, akan tetapi abu-abu juga kerap dikaitkan dengan sesuatu yang tidak baik seperti anxiety dan depresi.

Dan banyak lagi makna psikologi warna lain yang bisa Agan dan Sista cari dan pelajari sendiri.

***


Konsep Kombinasi Warna

Konsep spektrum dan psikologi warna dapat menjadi acuan dalam memilih warna. Keduanya memudahkan kita untuk mengombinasikan warna-warna yang harmonis, baik secara estetika maupun psikologis.

Ada enam teori dasar pemilihan warna yang akan kita bahas. Keenam teori tersebut adalah:

• Monochromatic


Contoh kombinasi monochromatic

Pemilihan warna yang shade, tone,dan tint-nya berasal dari satu warna. Seperti pallette biru, pallette pink, pallette lilac, dan lain sebagainya. Kombinasi ini akan menghasilkan warna yang halus dan konservatif.

• Analogue



Pemilihan warna yang diambil dari dua warna yang berdampingan di spektrum warna. Seperti merah dan jingga, biru dan ungu, dan lain-lain. Kombinas ini akan menghasilkan warna yang harmoni dan seimbang.

• Komplementer



Pemilihan warna yang letaknya berlawanan dalam satu garis lurus di spektrum warna. Seperti merah dan hijau atau biru dan jingga, dan lain sebagainya. Perpaduan ini akan menciptakan kombinasi yang kontras dan mencolok.

• Triadic



Pemilihan warna dengan menggunakan pola segitiga sama sisi di spektrum warna. Seperti jingga, biru, dan hijau. Kombinasi ini juga akan menghasilkan warna yang kuat dan mencolok.

• Komplementer Split



Pemilihan warna yang menggunakan rumus huruf Y. Hampir mirip dengan komplementer, hanya saja warna yang diambil bukan warna yang tepat berlawanan dengan warna tersebut di wheel colour, tetapi dua warna yang mengapit warna berlawanan tersebut. Seperti merah, biru, dan kuning kehijauan. Kombinasi ini tidak cocok di semua desain sebab kerap mendapatkan warna yang bentrok dan tidak harmonis.

• Tetradic



Gabungan dari dua warna komplementer. Seperti: hijau, kuning, merah, dan ungu. Kombinasi ini juga sering menghasilkan warna yang bentrok sehingga tidak cocok di semua desain.

Sebetulnya akan sangat panjang jika kita membahas seluruh teori warna. Akan tetapi, apa yang kita bahas sekarang adalah dasar teori warna yang mana apabila kita pahami, itu sudah sangat membantu kita dalam usaha memainkan warna untuk personal (kalau untuk kepentingan profesional lebih baik belajar secara profesional juga).

Kapan kita membutuhkan ilmu memainkan warna? Di banyak situasi! Sesimpel ketika kamu mendesain slide untuk persentase kuliah, mengecat kamar, menangkap foto yang keren dan aesthetic, mengedit feed instagram, bahkan untuk menyesuaikan outfit-mu sehari-hari.

Jadi bagaimana? Kamu sudah paham dengan teori warna?

Sekian, semoga bermanfaat.


Terima Kasih
____________________________

Penulis: Hirarahmi
Ilustrasi: Google Image
Sumber: 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7
Diubah oleh Hirarahmi39 05-12-2022 03:25
fachri15Avatar border
screamo37Avatar border
hoppxAvatar border
hoppx dan 24 lainnya memberi reputasi
25
4.1K
77
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan