Kokonata
TS
Kokonata
Perkembangan Industri Hiburan ‘Dewasa’ dari Masa ke Masa, Kontennya Semakin Menggila

Tahun 1953 Hugh Hefner baru saja menerbitkan majalah Playboy. Meskipun majalah tersebut hanya menawarkan gambar diam, popularitas Playboy yang semakin meningkat membuat gambar porno semakin tersedia untuk umum.
 
Pada tahun 1980-an, teknologi VCR (Video Cassette Recorder) memungkinkan orang menonton film di rumah. Cukup pergi ke tempat persewaan video, siapa saja dapat menonton film di tempat tertentu. Pornografi mulai dinikmati dalam bentuk audio visual di ruang privat.
 
Tahun 2000-an, kaset video mulai terasa kuno dengan adanya VCD dan DVD. Format DVD makin populer karena menawarkan kapasitas penyimpanan  yang lebih besar. DVD Film bajakan pun marak di lapak-lapak kolong jembatan. Uang jajan anak SD pun mampu membeli DVD bajakan, termasuk DVD film porno.
 

Film porno masuk ke web pada 1990-an. Namun di Indonesia warnet baru mulai marak sekitar tahun 2000-an. Hanya dengan menekan beberapa tombol saja, siapa pun yang memiliki koneksi internet dapat menonton kapan pun mereka mau. Tahun 2010, internet mulai masuk ke rumah. Berakhir pula era DVD.
 

Tahun 2020 ponsel dengan kualitas pemutar film yang bagus semakin terjangkau harganya. Koneksi internet pun sangat mendukung. Film porno menjadi lebih mudah diakses, terjangkau, dan anonim dari sebelumnya. Asalkan mau keluar sedikit uang, materi porno eksklusif tersedia di genggaman.
 

Seiring berkembangnya internet, industri hiburan dewasa juga memungkinkan penyebaran konten pornografi yang lebih vulgar dan ekstrem. Dengan begitu banyaknya pemain, para pembuat pornografi bersaing untuk mendapatkan perhatian konsumen dengan terus-menerus mengeksploitasi hal-hal yang tabu.
 
Menurut penelitian Bridges dkk serta Fritz dkk yang menganalisis konten video porno populer, diperkirakan sedikitnya 1 dari 3 dan sebanyak 9 dari 10 adegan menunjukkan tindakan agresi fisik atau kekerasan, sementara sekitar setengahnya mengandung agresi verbal. 

Penelitian Fritz dkk juga juga menemukan bahwa perempuan adalah target agresi atau kekerasan sekitar 97% dari waktu. Penelitian oleh Vera-Gray  menemukan bahwa 1 dari setiap 8 judul video porno yang ditampilkan kepada pengunjung pertama kali ke situs porno menggambarkan tindakan kekerasan seksual.
 

Seperti itulah perkembangan industri hiburan dewasa dari masa ke masa, GanSis. Hari ini dan nanti mungkin akan semakin bikin kita geleng-geleng kepala. Tentangan bagi GanSis yang berkecimpung di dunia hiburan untuk menghadirkan tayangan alternatif yang dapat menjadi saingan sekaligus lebih mencerahkan.  




Spoiler for Bacaan lanjutan:



Sumber 12
Foto dari Canva Pro
yeduokanite.himeshast777
shast777 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
3.7K
30
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan