Lagi-lagi lebaran kali ini di tanah orang, Gan. Karena sebelumnya di awal ramadan sudah sempat pulang ke kampung halaman, sih. Kemarin itu aku sengaja menyewa tempat selama 10 hari di daerah kabupaten. Alasannya sederhana, selain dekat dengan tempat wisata Sumber Jiput, aku juga ingin merasakan lebaran di desa. Oh, ya, sumber Jiput itu wisata favoritku di wilayah kabupaten Kediri.

Jawabannya karena banyak tempat asyik dan seru untuk healing. Kayak tempat-tempat berikut ini :

Agak bingung yah, Gan, Sumber itu apa? Kalau di Kediri itu kolam atau telaga yang airnya berasal dari mata air disebut Sumber. Dan airnya itu bening banget, Gan. Ditambah suka banyak ikan yang cantik-cantik. Terus tempatnya juga teduh dan asri karena banyak pepohonan.

Satu hal yang aku suka dari Kediri itu tebunya. Karena memang dari kecil suka air tebu. Dan di sini itu es tebu murah banget, cuma dihargai 2500 rupiah saja. Selain itu, main di kebu tebu asyik banget. Apalagi kalau mau panen suka tumbuh bunga-bunga tebu yang cantik.

Nah, aku termasuk yang senang ngumpul sambil minum kopi, Gan. Di kota ini kebetulan banyak angkringan, warung kopi, plus cafe. Jujur paling suka ngumpul bareng teman di angkringan sama warung kopi. Kalau warung kopi biasanya banyak camilan. Beda dengan angkringan yang biasanya menyediakan makanan lokal juga seperti ketan, sate-satean, nasi kucing, juga gorengan.

Ada beberapa kebiasaan unik yang aku temukan selama lebaran kemarin. Tiga kali aku lebaran di perantauan, dan alhamdulilah tiga kali juga salat di masjid. Biasanya kalau di kampung halaman selalu kebagian di lapangan karena lebih luas tempatnya. Terus ada beberapa kebiasaan unik yang tidak ada di kota kelahiranku, seperti berikut ini :

Takbir kelilingnya itu seru sekali. Jadi setiap desa ada perwakilannya. Biasanya mereka naik mobil, truk, dan motor. Uniknya, di beberapa kendaraan menyalakan sound systemdengan suara keras. Bahkan di sepanjang jalan juga banyak masyarakat yang menyalakan sound system di depan rumahnya. Jadinya takbirannya berasa sekali kemarin tuh.

Baru di tempat ini aku merasakan lebaran yang lama, selama 7 hari. Pada umumnya lebaran 2 hari saja, tapi kemarin itu selama 7 hari rumah ramai terus oleh tamu yang berdatangan.

Kebiasaan bertamunya juga unik tapi patut diacungi jempol. Jadinya kalau kita  datang ke tempat saudara, besoknya si saudara itu pasti balik berkunjung ke tempat kita. Demikian juga para tetangga seperti itu. Jadi saling berbalas gitu silahturahminya.

Yang paling bikin sesak itu karena ngga ada ketupat di hari pertama, Gan. Padahal biasanya lebaran di tempatku itu pasti makan ketupat di hari pertama. Nah. kemarin itu ketupatnya ada di hari ke-7. Kebayang kan seperti apa sabarnya aku menunggu biar bisa makan ketupat?

Walaupun lebaran kemarin tidak makan ketupat di hari pertama, tapi aku mendapatkan banyak pengalaman baru. Ternyata negara kita ini memang kaya akan keberagamana budayanya. Dan lebaran di desa kemarin membawa banyak pemikiran serta pemahaman baru tentang arti Idul Fitri.


Sumber foto : dokumen pribadi