PROLOG - Ketika kedekatan dan keharmonisan keluarga besar menjadi sebuah kepentingan, salah satu untuk menjaganya adalah dengan mengadakan liburan bersama. Kali ini bukan hanya sekedar liburan tapi juga mudik ke negeri orang - karena salah satu anggota keluarga sudah tinggal di Bali sekak 4 tahun silam, jadi bisa dibilang juga mudik n sekalian liburan. Tetapi liburan bersama dalam jumlah yang tidak sedikit - dengan total jumlah 31 orang -  tentulah harus dipikirkan matang-matang, baik tujuan dan lama perjalanan yang akan ditempuh. Obrolan ringan tatkala saling bersilaturahmi menjadi awal  dari liburan kali ini sampai dibentuk panitia kecil, karena kami belum pernah berangkat secara bersama sebanyak ini - melibatkan 7 keluarga - paling banter 2 keluarga liburan bersama atau kalau berkumpul secara bersamapun hanya pas hari raya ied fitri yang memang acara silaturahmi tahunan, tetapi itu berangkat masing-masing dan pada satu tujuan tidak terlalu ribet urusannya. Hasil beberapa kali obrolan dan sangat dimudahkan sekali dengan adanya internet, diskusi-diskusi kecil cukup dengan vid-conference pakai wa, tetapi tatkala paparan itinerary kami pergunakan fasilitas zoom meeting. Sebuah itinerary yang sangat detail sekali, sampai saran apa yang minimal harus ada untuk pakaian saja disebutkan, pakai pakaian apa, supaya tidak salah outfit. Detail jam demi jam perjalanan dari take off bandara soeta sampai landing kembali bandara soeta terpapar jelas. Percayalah pengaturan seperti sangat bermanfaat sekali minimal buat yang belum pernah melakukan trip ketempat yang belum dikenal, ada baiknya gan sis melakukan hal yang sama dengan apa yang kami lakukan.

Tujuan pertama liburan kali ini adalah menikmati pemandangan alam - matahari terbenam - walau pasti tiap hari kita sudah tahu hal ini, tapi untuk warga Bandung ini hal yang menarik, melihat bagaiman matahari terbenam di cakrawala, fenomena yang mustahil bisa dilihat dari tempat asal. Bagi saya pribadi memang tidak asing karena pernah sebelumnya mengamati fenomena yang sama dari pantai yang berbeda. Tapi nilai keindahan bisa berubah sesuai suasana hati. Dan suasana hati sangat kental sekali dalam kebersamaan - hal ini terasa sekali, apalagi pertanyaan-pertanyaan dari anak-anak dibawah 5 tahun, kenapa begitu? Kemana matahari pergi ? Apakah nanti matahari bakal basah terus padam dan tidak bersinar lagi? Para orang tua sangat antusias sekali menjelaskan hal ini. Siapkan selera anda dengan hidangan seafood, gan sis bisa memilih yang masih fresh kalau mau.
Lokasi pantai Jimbaran seperti halnya Pantai Kuta, lokasi sangat pas untuk melihat terbenamnya sang mentari - sunset di sore hari. Sekitar jam 6 sore waktu Bali matahari perlahan turun tenggelam di ufuk barat Jimbaran. Bercanda dan bersenda gurau dengan sunset di Jimbaran memang sangat mengasyikkan. Perlahan tapi pasti sang mentari menghilang seolah ditelan bumi dan ketika matahari sudah tenggelam, di sekitar Pantai Jimbaran seketika berubah menjadi tempat bercengkrama diantara keluarga sekalian santap makan malam yang suasananya sangat romantis. Jimbaran sangat pas dan cocok sekali untuk gan sis yang mendekati pasangan dan memerlukan suasana romantis dan nyaman, bagi kaum muda please feel free untuk membayangkan suasana ketika senja mulai gelap dan diterangi cahaya lilin agan mengungkapan isi hati atau sis yang sedang menunggu sebuah kepastian bisa mendorongnya dengan suasana romantis ini.

Jimbaran Sunset

Tempat kedua yang kami kunjungi adalah masih tetap mengamati fenomena alam juga, setelah menikmati bagaimana proses tenggelamnya sang mentari saatnya kita menikmati terbitnya sang surya, kali ini kita naik pegunungan, tentunya kendaraan yang cocok untuk hal ini, kendaraan jeep yang pakai ternyata  jeep ukuran terkecil yang ada dinegeri ini, dengan merk es dan typenya adalah jimin. Dari hotel kami dijemput oleh pengelola tour dengan tujuan meeting point Bintang House Kintamani.  Berangkat dari camp pemberangkatan sudah langsung dibagi masing-masing kendaraan muat 3 orang, jadi convoy 11 unit jeep, kebanyakan atap terbuka. Oh ya berangkat dari horel harus pakai mobil kecil sekelas avenza atau sejenis. Tidak ada sesuatu yang terjadi itu tidak ada hikmahnya begitupun saat ini, bagaimana hiruk pikuknya suasana disekitar yang ingin segera melihat yang ditunggu, hal itu menjadi penyemangat juga bagi kami bagai mana merasakan antusiasnya para pengunjung yang saat itu secara bersamaan menantikan hal yang sama, berbagai tingkah polah, tapi intinya adalah ada perasaan yang sama ketika melihat ada sesuatu yang bisa menggerakkan dan mengatur semua yang terjadi - all man kind is created with the same feeling of wanting to be close to his creator, kenapa demikian karena saat itu - believe or not - bukan saja wisatawan domestik tapi dari berbagai bangsa, pantas saja saling sahut dalam bahasa yang berbeda terdengar dikegelapan, cukup familiar bahasa melayu, inggris dan jepang, ternyata setelah konfirmasi selain itu ada juga dari india, italia, korea dan juga bahasa yang tidak familiar, kalau dari postur tubuh kemungkinan dari eropa timur. Himah yang berharga sekali karena kondisi ini bukan suasana baru, sudah 3 kali hal ini saya lakukan di puncak Tangkuban Perahu

Hal yang menarik adalah para driver itu tidak hanya sebagai driver tapi juga yang mangatur segala kebutuhan dan keperluan kita selama tour, jadi setiap kelompok tiga orang mendapat satu pendamping, jangan ragu untuk meminta tolong kepada mereka, dengan senang hati mereka akan membantu, terutama dalam hal dokumentasi mereka piawai sekali dalam hal ini jadi fotographer dan koreographer. Oh ya jangan khawatir untuk logistik sebagai prasarapan masing-masing memdapat dua potong roti isi, telur rebus sebutir dan segelas teh atau kopi sesuai permintaan

Destinasi selanjutnya masih mengamati fenomena alam, kali ini mengunjungi  Kawasan Wisata Gunung Batur, Desa Batur Selatan, Kintamani, Kabupaten Bangli yang ternyata sudah menjadi bagian dari  Global Geoparks Network (GGN)  UNESCO. Tempat yang kami tuju yang lebih dikenal dengan nama Lava Hitam Gunung Batur. Kegiatan ini kali ini satu paket dan merupakan tour lanjutan setelah menyaksikan sunrise. Pesona aliran Black Lava dari Gunung Batur memang sangat mempesona keindahannya. Lahar yang membeku berubah warna menjadi hitam dengan bentuk bebatuan. Serta hamparan pasir hitam yang luas di Gunung Batur. Untuk ketempat ini harus dengan kendaraan 4x4 karena juga menjadi objek wisata para off-roader, bagi pengunjung yang biasa duduk manis tanpa goncangan ketika berkendaraan jangan khawatir tiap kendaraan sudah dilengkapi jok yang lembut, tetapi bila masih terasa terguncang-guncang dan tidak kuat takut mual nantinya, gan sisi bisa berdiri untuk mengurangi goncangan yang terjadi.

Saatnya sarapan dan pilihan adalah Okuta Cafe, masih di Kintamani, sebuah cafe baru dengan design bangunan yang unik dan sangat berbeda dari cafe-cafe di Kintamani pada umumnya. Kami menukar kendaraan disini memakai kendaraan standar travel seperti kalau melakukan travel ke negeri tetangga Singapura, tiga unit hi-aceDesign arsitek dari bangunan cafe ini cukup Instagramable dan memiliki pandangan langsung menghadap ke arah Gunung dan Danau Batur. Jadi jangan lewatkan untuk sarapan disini sambil menghirup segarnya udara di dataran tinggi sekaligus melihat pemandangan cantik sambil menyantap hidangan nikmat dari cafe ini, dinginnya setara puncak pass Bogor, dengan angin kencang menerpa kita. Kalau tidak kuat dingin gan sis bisa turun kebawah karena struktur bangunan menyebabkan berkurangnya kecepatan angin dan tentuya jangan lupa sambil menghirup kopi bali.

Hari ketiga kami putuskan untuk malakukan kegiatan outdoor dan kami pilih bermain dengan atv, kegiatan yang cukup menantang bahkan bagi yang belum bisa naik motorpun bisa ikut tour ini, hanya saja jangan ikut sesi yang kedua, sesi pertama adalah sesi yang ringan mengitari pedesaan, areal sawah dan track basah, untuk sesi kedua sangat disarankan untuk tandem dan jangan bawa balita karena lokasi tour ada beberapa yang extreme menurut pengamatan pribadi.

Belum klop kalau liburan tanpa buah tangan, kami juga menyempatkan dan meluangkan waktu yaitu pada hari terakhir dan kami pilih untuk itu sudah sangat pppuler terbesar di Bali, bahkan Asia Tenggara - Pusat Oleh-oleh Ajiek Khrisna. Oh ya kami pilih yang paling dekat dengan bandara karena langsung flight Jakarta setelah ini.