ih.sulAvatar border
TS
ih.sul
Saat AI Menjadi Seniman, Manusia Akan Jadi Apa?


Untuk yang belum tahu, saat ini dunia internet tengah digemparkan oleh kemunculan sebuah kecerdasan buatan bernama ChatGPT. ChatGPT adalah sebuah kecerdasan buatan yang bisa berinteraksi secara real-time dengan siapa saja dan bisa belajar dari segala hal yang kita beritahukan padanya. ChatGPT memiliki banyak fitur, salah satunya adalah membuat cerpen dan puisi.

Sudah ada banyak kecerdasan buatan di luar sana dan jumlahnya meningkat drastis hanya dalam satu tahun belakangan. Awalnya kecerdasan buatan ini masih terlihat bodoh, masih bisa dipermainkan, tetapi perlahan-lahan mereka menunjukkan kecerdasan dan kreatifitas yang melampaui otak manusia normal.



Saat ini beberapa AI sudah bisa membuat sebuah paragraf puitis hanya dengan satu atau dua kata kunci semata, ada juga AI yang bisa menciptakan gambar hanya dengan beberapa kata yang diinginkan pengguna dan karya-karya yang mereka hasilkan (meski berat diakui) sudah melampaui level seniman normal.

Mungkin Anda menganggap remeh, tapi apa yang tak bisa Anda lakukan seumur hidup bisa dipelajari oleh AI dalam hitungan bulan. Jika terus seperti ini maka bukan tak mungkin seluruh situs berita akan dipenuhi oleh artikel buatan AI dan gambar-gambar di dalam komik akan sepenuhnya mengandalkan kecerdasan buatan.

Pertanyaannya, lalu manusia akan jadi apa?



Jika AI sudah mengambil alih seluruh pekerjaan manusia maka sudah waktunya manusia untuk punah. Toh tak ada lagi apa pun yang memerlukan manusia di dunia ini. Sebaliknya, manusia cuma merusak alam jadi kepunahan manusia akan menjadi satu langkah maju dalam memperbaiki bumi. Well, another sad fact.

Namun manusia tak akan punah secepat itu, ada beberapa tahap yang perlu dilalui.
Pertama, resesi seks. Hal ini memang belum terjadi di Indonesia, tapi di negara-negara maju dengan biaya hidup tinggi sudah banyak orang/pasangan yang memilih untuk tak memiliki anak atau cukup punya satu anak.



Kedua, menurunnya tingkat kesuburan. Percaya atau tidak, kromosom Y yang dimiliki oleh pria semakin rusak di setiap generasi. Akibatnya, semakin ke sini kita bisa melihat semakin banyak pria kemayu yang lebih menyerupai wanita atau pria homo yang lebih dominan menjadi istri.



Ketiga, menurunnya gairah hidup. Kalau semua pekerjaan sudah diambil alih AI maka apa gunanya cita-cita dan impian? Perlahan manusia akan menyadari bahwa mereka tak ada gunanya lalu jatuh pada keputusasaan dan akhirnya bunuh diri. Kalaupun tidak bunuh diri manusia hanya akan bermalas-malasan dan tidak peduli pada apa pun. Seharian hanya berbaring, makan, menjelajah internet. Lama kelamaan kita akan melihat manusia menjadi tak berbeda dari apa yang film Wall-E prediksi.



Dan setelahnya… yep, manusia punah, AI menguasai dunia. Tamat.

Apa yang tertulis di atas memang mengerikan sekaligus terdengar mengada-ngada, tapi sayangnya kemungkinan itu terjadi sama sekali tidak nol. AI terus belajar sedangkan manusia terlena akan apa yang AI hasilkan. Jika manusia tidak berbuat sesuatu… well, mari berharap para AI akan bersikap baik pada kita.

Sekian dari saya mari bertemu di thread saya yang lainnya.
cor7Avatar border
ym15Avatar border
hallowwolf94Avatar border
hallowwolf94 dan 9 lainnya memberi reputasi
10
3K
42
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan