barbararmstrongAvatar border
TS
barbararmstrong
[LOVE LETTER] Apa Kabar?
Teruntuk wanita yang tak bisa kusebutkan namanya,


"Apa kabar?" Ya mungkin pertanyaan itu yang pertama kali harus ku tanyakan padamu. Sekian tahun kita tidak pernah bertemu lagi sejak perpisahan itu dan tidak pernah pula bertanya kabar satu sama lain setelahnya.

"Apa yang telah terjadi dalam hidupmu setelah sekian tahun ini?". "Siapa pacarmu sekarang?". "Bagaimana perlakuannya terhadapmu?". Sebenarnya banyak sekali yang ingin kutanyakan padamu dan tak mungkin kutuliskan semuanya dalam surat ini. Lagi pula bukankah lebih baik kutanyakan ketika nanti kita bertemu muka, tapi sepertinya kemungkinan untuk itu kecil sekali, walaupun sebenarnya aku tau kalau rumahmu sekarang dekat dengan tempatku duduk sambil menulis surat ini. Jarak yang hanya sepelemparan batu, bukankah itu dekat sekali? Tapi sayangnya, walaupun aku tau rumahmu sekarang berada di dekat sini, aku tak tau dimana letak pastinya. Tapi sudahlah tak begitu penting pula untukku tau dimana letak pastinya, karena aku tak punya keberanian untuk menemuimu lebih dulu bahkan untuk sekedar menyapamu melalui media, akupun tak berani.



Melalui surat ini aku ingin memberitahumu bagaimana rasanya menjadi aku yang berkubang rindu sekian lama. Itu seperti mencoba menggenggam kabut yang sangat tebal. Begitu jelas nampak, seluruh indera di tubuh pun mengamininya, tapi tak bisa kugenggam. Hanya menyentuh udara kosong. Menyakitkan memang. Atau lebih tepatnya, menikmati rasa sakit. Ya, aku menikmati sakitnya rasa rindu. Bahkan menjadi sebuah candu untukku.

Aku bukannya tak tau kalau obat dari rindu hanya dengan sebuah pertemuan. Aku jelas tau itu. Mereka para penyair yang memberitahuku lewat sajak-sajaknya. Tapi seperti yang kau ketahui, aku bukanlah orang yang berani untuk memulai, justru aku adalah orang yang pasif. Bahkan mungkin sangat pandai dalam menyembunyikan perasaan.

Ohya, sekarang aku sedang suka menulis puisi. Terlebih ketika ada sesuatu mengganggu pikiranku dan semesta mendukung segala sesuatunya. Menulis puisi rasanya seperti zat adiktif tersendiri bagiku. Kecanduan yang tak perlu rehabilitasi.

Oleh karena itu, sebagai ganti atas ketidaksanggupanku untuk memulai lebih dulu, aku hanya bisa membuatkan beberapa bait untukmu. Bait yang akan sedikit memberimu penjelasan bagaimana aku selama ini menyimpan dan membiarkan semuanya mengendap begitu lama.

Aku tau kalau tulisanku ini takkan pernah diantarkan Pak Pos ke rumahmu sehingga tulisanku bisa sampai ke tanganmu lalu kau membacanya. Aku tau itu tak mungkin. Tapi biarlah ku tuliskan saja beberapa bait sebagai pemenuh dosis rasa rinduku padamu.

--------------------||--------------------

Sebaris kelambu yang membatas jarak antara kau dan aku
Mengaburkan pandangan, menghalang jangkauku
Tiap hembus nafas terus menjauhkan aku darimu
Yang punya kuasa seperti enggan aku untuk bertamu

Telah sering kucoba saran dari aku yang lain
Hanya untuk mendekapmu erat dalam gelap
Karena hanya di balik kelopak mata kutemui dirimu nyata
Saat kau menawarkan genggaman sekaligus tamparan


--------------------||--------------------

Ditulis dengan rindu,
Dariku, yang dulu selalu mengecewakanmu
Salam...
Diubah oleh barbararmstrong 26-01-2017 19:23
tata604Avatar border
tata604 memberi reputasi
1
809
0
Thread Digembok
Thread Digembok
Komunitas Pilihan