bintangaradhaAvatar border
TS
bintangaradha
[LOVE LETTER] Untuk, kamu
Untuk, Kamu.
Hai, “kamu” ku. Apa kabar? Lama tak jumpa bukan? Dua tiga hari terasa seperti dua tiga tahun. Satu dua minggu terasa seperti sewindu bagiku. Lalu bagaimana dengan tiga tahun terakhir kita tak saling bertatap muka?
Masihkah kamu ingat ceritaku dulu? Saat aku ingin menyapamu saja lidahku kelu. Mendengar suaramu saja aku tersipu. Sampai-sampai menatapmu saja aku tak mampu.
Masihkah kamu ingat lagi malam itu? Di sisi redupnya lampion kota, kamu mengusir senduku dengan tutur ucapmu yang perlahan membunuh kekacau balauanku. Dulu kita begitu dekat, bahkan seperti dekatnya aku dengan nadiku yang masih berdetak.
Dan lagi, masihkah kamu ingat yang telah berlalu? Ketika akhirnya kamu memilih berlari dan bersembunyi di lain hati? Ketika aku tak bisa menjadi apa yang kamu mau.
Dua kali aku pernah patah hati. Dua tahun aku pernah berharap. Dua tahun lebih tiga ratus enam puluh lima hari berlalu. Dua kali, tiga kali, bahkan berkali-kali aku masih jatuh cinta pada orang yang sama, kamu. Tapi, ku relakan kamu pergi.
Malam itu, lelahku terbawa aroma hujan. Hujan dan bau tanah basah adalah candu bagiku. Karena itulah yang menenangkanku dengan mengingat segala tentangmu. Hujan yang menghapus rasa gelisahku, hujan yang menjadi saksi bisu bahwa aku masih mencintaimu, hujan yang membiusku hingga tertidur pulas. Pulas, untuk melupakan luka yang terlalu lama membekas.
Lalu apalagi yang harus aku lakukan? Ketika kita tak lagi betegur sapa, ketika kita bungkam satu sama lain. Ketika tak pernah ada lagi senyum manis saling berbalas. Kata orang, yang lalu biarlah berlalu. Namun bagiku, yang lalu masih membisu.
Kamu tau? Di balik dua lensaku lah yang tau berapa kali aku masih memperhatikanmu, yang tau berapa kali aku pernah menangis karenamu, dan yang tau berapa kali ku pejamkan mata untuk berusaha melupakanmu.
Pernah aku bertanya pada diriku sendiri, kenapa aku ingin bertemu denganmu kembali? Bukankah ini telah usai? Sudah ku coba tutup rapat -rapat tentang masa lalu silam itu. Aku hanya ingin melupakan semua tentang kita yang pernah terjadi. Tapi, aku tak pernah bisa. Entah ini yang terlalu sulit atau aku yang terlalu bodoh? Saat aku jatuh hati saja serba salah. Lalu bagaimana dengan hatiku yang terlanjur patah?
Aku ini pandai menipu, menipu bahwa hatiku baik-baik saja tanpamu. Aku ini pandai bersembunyi. Bersembunyi di balik kata ketidakapa-apaan.
“Biarkan aku sedikit bernapas lega. Untuk sejenak saja, dengan terbiasa tanpamu”. Bahkan aku pernah berpikir, mengapa hati manusia tak seperti komputer, yang bisa dengan mudah menghapus semua kenangan dengan satu kali memencet tombol saja?
Malam ini, ku tuliskan ini untukmu sembari ditemani dengan hangatnya tegukan kafein favoritmu, dulu. Meskipun tak semanis cerita kita dulu, tapi hangatnya sehangat kisah cinta kita dulu.
Dan lagi, Aku ini makhluk Tuhan paling penakut. Seperti.......takut kehilanganmu. Di lain waktu, aku ingin bertemu denganmu lagi. Duduk berdua, membicarakan segala isi hati. Aku dan kamu.
Malam ini pula, ku coba menghitung bintang-bintang di langit. Seperti aku menghitung harapanku padamu. Mencoba merangkaikan garis dari satu bintang ke bintang lainnya. Seperti ku rangkaikan kembali kisah cinta kita.
Sejenak saja, aku ingin meletakkan pikiranku di pikiranmu. Agar kau tau bahwa aku memikirkanmu sepanjang waktu. Aku berharap setelah waktu terpisah jeda, tempat terpisah jarak, hangatnya tatapan kita masih tetap sama.
***

Malang Kota dingin, 27 Januari 2017
Perindumu,
-B. Ardh-
Diubah oleh bintangaradha 27-01-2017 13:28
tata604Avatar border
tata604 memberi reputasi
1
645
0
Thread Digembok
Thread Digembok
Komunitas Pilihan