Kepada Ibu Tercinta
Maaf dan terimakasih tidak akan pernah cukup untukmu
20 tahun sudah Ibu merawatku
Ya 20 tahun lamanya sangat sulit dibayangkan ketika aku melihat kedua kakak perempuanku yang baru mempunyai seorang buah hati
Wajah lelah dan tertekan tak pernah lepas dari raut mukanya, tak jarang bahkan terdengar suara bentakkan darinya. 1 tahun dan 4 tahun ponakanku yang kusayangi, meski kalian bingung dan takut saat dibentak sabar ya, ibu kalian pasti sedang sangat lelah 
Ketika itu terjadi Ibu hanya tersenyum kecut. Ku ingat Ibu mengatakan bahwa kami harusnya bersyukur karena tidak perlu merawat anak di pasar tidak perlu merawat anak di kebun, karena itu yang harus dilakukan Ibu saat kita masih kecil.
Dan Ibu menambahkannya dengan cerita-cerita masa kecil kami, 4 putra-putri yang tidak bisa dibilang wajar. Kakak tertua yang sangat sering terkena setrum karena hobinya bongkar radio, kakak perempuan yang sering kejang-kejang, satu lagi kakak perempuan yang suka tiba-tiba menghilang entah kemana, dan aku yang tidak pernah bisa diam hingga seringkali dibawa ke dokter entah karena jatuh, menabrak jendela, jempol yang terkena jarum mesin jahit, dan kening terkena air panas yang sampai menimbulkan bekas hingga sekarang.
Tak terbayangkan jika kelak aku menjadi seorang ayah, apakah aku bisa menjadi sesabar Ibu?
Bu, sekarang putra putrimu sudah tumbuh besar berkat kasih sayangmu. Sekarang biarkanlah kami untuk membalas budimu, meskipun tidak akan pernah cukup, paling tidak itu bisa mengurangi rasa bersalah kami.
Jangan paksakan bekerja terlalu keras, jangan lupa jaga kesehatan, jangan lupa banyak makan, kurangi minum obat-obatan, dan mulailah percaya terhadap orang lain 

Dari anakmu yang selalu menantikan doa Ibu