malaqbiqAvatar border
TS
malaqbiq
[LOVE LETTER] Hai, Sahabatku, Aku Rindu
Hai, kamu, orang yang selama ini selalu kusebut sahabat!

Aku rindu, dua hari ini sikap kamu dingin sekali. Membalas pesanku hanya satu-dua kata, padahal biasanya chat kita bisa dijadikan novel. Apa kamu masih marah dengan kejadian di Malam Minggu kemarin? Sekali lagi, aku minta maaf, sungguh tiada maksud untuk membalasmu seperti yang kujelaskan tiga hari lalu. Atau mungkin kamu sedang sibuk?

Aku hanya merindukan balasan pesanmu yang panjang-panjang itu, tak peduli sekalipun isinya hanya untuk memarahiku. Ya, aku rindu berbincang-bincang denganmu, seperti yang biasa kita lakukan sampai larut malam.

Sahabat, sudah beberapa kali kita tak sependapat, berselisih paham, tapi kali ini terasa berbeda. Semenjak kejadian di malam itu, ada yang kurasa berubah di antara kita. Sebenarnya sudah lama aku merasakannya, hanya saja aku tak ingin merusak pertemanan kita. Seperti yang terjadi sekarang. Kamupun merasakannya, bahkan sejak dulu sebelum kita seakrab sekarang, seperti pengakuanmu, yang sudah berulang kali kamu katakan sambil bercanda. Hanya saja, malam itu kamu mengatakannya dengan serius. Dan hal itu tiba-tiba saja merubah pandanganku tentang kita. Begitupun kamu.

Dulu kamu akan dengan bebasnya bercerita tentang perempuan-perempuan yang sedang kamu dekati, yang kamu cintai dan yang belum bisa kamu lupakan. Begitu pula aku, aku akan dengan santai bercerita padamu tentang apapun termasuk tentang dia yang selalu kucinta, yang sayangnya mencintai orang lain. Namun, kejadian di malam sebelum Malam Minggu itu merubah segalanya. Kamu mulai berbicara serius tentang perasaanmu padaku dan akupun mengakui aku nyaman saat denganmu.

Namun, esok harinya, tak sengaja kubaca chatmu dengan perempuan lain yang tak pernah kamu ceritakan padaku, dan baru kali itu aku tak mampu mengendalikan diri dari perasaan kecewa. Tak seperti sebelum-sebelumnya, ketika aku selalu berhasil menampakkan senyum meski harus mendengar cerita asmaramu dengan perempuan lain. Hari itu aku dikuasai emosi. Dan aku pergi, meninggalkanmu di tempat itu. Aku pergi bersama dia yang selalu kuceritakan padamu. Tanpa penjelasan apapun tentang marahku. Jelas saja kamu marah. Sudah berulang kali kamu katakan bahwa kamu cemburu padanya.

Yah, kuterima kemarahanmu, aku memang as**ole seperti yang kamu bilang. Tapi kita sudah membahas tentang ini, dan kamu sudah menerimanya. Kamu sudah memaafkanku, katamu. Kuminta agar kita tetap berteman, tapi kamu bilang, “Aku tak bisa berteman dengan perempuan yang aku suka”. Dan kujawab, “Anggap saja aku kekasihmu kalau begitu”. Kita pun berdamai, tapi kemudian kamu dingin lagi.

Ini yang aku tidak suka, ketika harus menghadapi drama. Aku ingin kita seperti biasa, bebas bercerita tentang apapun, berdebat tentang segala hal, bercanda dan memaki satu sama lain. Sekarang, seperti ada beban, kita harus saling menjaga perasaan, aku harus memilah dengan baik apa yang ingin kuceritakan agar tidak lagi kamu sensi mendengar namanya dan aku harus meminta agar kamu tak lagi suka jelalatan. Hahaha.

Hmm... kita saling sayang, sementara kamu tahu aku cinta dia dan aku tahu kamu masih ingin bebas berpetualang dengan wanita-wanita lain. Cukup bagiku kita tetap sahabat karena aku tak ingin ada drama di antara kita, karena aku tak ingin kehilangan kamu. Tapi, kamu ingin kita lebih dari sahabat.

Ah, sudahlah, aku bingung. Yang aku tahu, aku rindu.


Dari Aku, Sahabatmu

PS: Atau mungkin kamu sedang PDKT dengan perempuan lain lagi?
Diubah oleh malaqbiq 01-02-2017 14:55
tata604Avatar border
aldysadiAvatar border
aldysadi dan tata604 memberi reputasi
2
1.9K
2
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan