adityajt26Avatar border
TS
adityajt26
[HSI] Bangkitlah Umat Islam


Judul Buku : Beragama dengan Akal Sehat
Penulis : Agus Mustofa
Desain Cover : Icuk
Editing : Oka R. Akbar
ISBN : 978-979-1070-16-4
Tahun Terbit : 2008
Penerbit : PADMA Press
Jumlah Halaman : 272




Sebelum membahas mengenai isi dari buku ini, tidak ada salahnya kita mengenal secara sekilas penulis dari buku ini. Agus Mustofa adalah salah satu cendekiawan muslim yang sangat produktif dalam menulis. Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, sampai tahun 2008, beliau sudah menulis sebanyak 20 buku yg sudah diterbitkan. Sejak kecil beliau sudah akrab dengan filsafat seputar pemikiran tasawuf. Beliau juga banyak bersinggungan dengan ilmuwan-ilmuwan muslim berpemikiran moderen yang menjadi dosennya saat kuliah di UGM Yogyakarta Fakultas Teknik Jurusan Teknik Nuklir. Perpaduan antara ilmu tasawuf dan sains itu menghasilkan tipikal pemikiran yang unik pada dirinya, yang disebutnya sebagai "tasawuf moderen", pendekatan tasawuf dalam kekinian. Sehingga karya-karya beliau yg telah dituangkan dalam bentuk buku sangat layak dibaca untuk menambah wawasan umat Islam terhadap Agama Islam itu sendiri.

Latar belakang Agus Mustofa menulis buku ini, sebagaimana yang diungkapkan dalam bagian Kata Pengantar penulis, dikarenakan Agama Islam yang begitu sempurna tetapi citranya menjadi buruk dikarenakan perilaku umat Islam itu sendiri yang justru jauh dari petunjuk kitab sucinya. Umat Islam mengalami kemunduran selama ratusan tahun terakhir, justru dikarenakan meninggalkan akal sehatnya dalam beragama, sehingga tidak sedikit umat Islam yang terperosok kedalam cara-cara yang tidak sehat dalam beragama.

Salah satu faktor kemunduran umat Islam dikarenakan Islam dibelenggu oleh dogmatisme, yaitu cara beragama yang memaksakan kehendak. Orang yang lebih pintar, atau merasa dirinya lebih pintar, mengajarkan apa yang menjadi "kepintarannya" kepada murid-muridnya secara kaku. Jadi singkatnya, orang-orang yang beragama dengan dogmatisme ini harus seragam dan tidak boleh terdapat perbedaan dalam mempelajari, memahami, dan mengamalkan praktik-praktik beragama. Tidak jarang agama yang dogmatis harus diiringi dengan berbagai doktrin dan pemaksaan agar terjadi keseragaman dalam beragama.

Kemudian faktor kemunduran umat Islam lainnya dikarenakan adanya wacana Islam Liberal. Salah satu argumentasi mengapa Islam perlu diliberalkan yaitu beragama di era moderen ini tidak bisa lagi dilakukan dengan pemahaman teks-teks secara kaku, karena peradaban bergerak sangat cepat, sehingga Al-Qur'an yang diturunkan pada 15 abad yang lalu itu sudah tidak memadai lagi sebagai petunjuk atas berbagai persoalan di zaman sekarang. Akal harus diberi porsi lebih besar dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur'an, termasuk menyingkirkan sejumlah ayat yang tidak relevan dengan persoalan yang terus berkembang sampai saat ini. Akibatnya Al-Qur'an diperlakukan hanya sebatas salah satu referensi bacaan diantaranya sekian referensi bacaan lain, termasuk pemikiran ilmuwan liberal, singkatnya Al-Qur'an bukan lagi diposisikan sebagai tuntunan hidup yang utama.

Faktor lain kemunduran umat Islam yaitu adanya penggiringan opini dari kalangan atheis bahwa agama adalah "racun", agama membuat umatnya menjadi saling bertengkar karena perbedaan dalam memahami agamanya, agama adalah "belenggu" dalam kehidupan manusia, bahkan manusia dianggap tidak membutuhkan Tuhan lagi dikarenakan kemajuan Sains dan Teknologi sudah sangat berkontribusi dalam kehidupan manusia saat ini.

Faktor lain kemunduran umat Islam yaitu munculnya berbagai praktik spiritualisme yang kebablasan, atau sebagaimana yang disebut penulis yaitu Spiritualisme "Jadab bin Edan". Tidak sedikit orang-orang yang menjalankan praktik spiritualisme yang kebablasan ini justru menyusahkan dirinya sendiri, ada yang tidak bisa tidur selama bertahun-tahun, stres, depresi, bahkan ada yang sampai meninggalkan keluarganya hanya untuk menjalankan praktik spiritualisme yang "Jadab bin Edan" tersebut. Ironisnya, beberapa umat Muslim ada juga yang menjalankan praktik spiritualisme "Jadab bin Edan" tersebut dikarenakan ia merasa tidak menemukan manfaat atas ibadah-ibadah yang dilakukannya, melainkan hanya sekedar kewajibannya yang jika tidak dilaksanakan maka ia diancam dengan dosa dan dimarahi Tuhannya yang berakibat dirinya dimasukkan ke dalam neraka.

Faktor lain kemunduran umat Islam yaitu Sains. Loh, kok Sains jadi penghambat umat Islam? Ini adalah pendapat orang-orang sekuler. Jadi memahami agama harus dimulai dengan keyakinan, sementara memahami sains harus dimulai dari keraguan, maka agama dan sains tidak akan pernah bisa disatukan. Benarkah klaim tersebut? Hal ini telah dikupas secara tuntas dalam buku ini.

Pada bagian terakhir isi buku ini, penulis mengungkapkan bahwa untuk bisa beragama dengan baik, kita harus memiliki kecerdasan tinggi dan menggunakan akal secara maksimal. Orang-orang yang tidak menggunakan kecerdasan dan akalnya dalam beragama, mereka dijamin tidak akan bisa mengambil pelajaran dari firman-firman Allah.

"Dan tidak dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang menggunakan akal."
~ Q.S. Al-Baqarah (2): 269 ~


Bagi yang penasaran dengan pemikiran penulis secara lengkapnya mengenai Beragama dengan Akal Sehat, saya menyarankan untuk membeli buku ini atau datanglah ke perpustakaan di daerah anda.

Semoga buku ini dapat memberikan sumbangsih pemikiran Islam yang dapat memotivasi umat Islam untuk bangkit dan menjadi generasi umat Islam yang rahmatan lil 'alamin, rahmat bagi alam semesta.

emoticon-Salaman

Rate : ☆☆☆☆☆ (5)
Diubah oleh adityajt26 01-06-2017 12:23
0
2.7K
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan