nuansanoelAvatar border
TS
nuansanoel
[HSI] Tak Ada Nasi Lain



Judul : Tak Ada Nasi Lain
Penulis : Suparto Brata
Penerbit : Kompas
Tebal : 548 Halaman
ISBN : 978-979-709-716-5
Tahun terbit : 2013

Saptono adalah tokoh utama dalam buku ini, ia merupakan anak dari ibu yang adalah seorang bangsawan yang menikah dengan pria dari rakyat biasa. Namun ia tidak menikmati hidup sebagai bangsawan. Semasa kecil ia dititipkan di rumah bulik nya di Kota Solo - rumah gajahan.

Belum cukup umur, namun saptono dan sepupunya ikut serta ke medan perang,medan perjuangan. Membantu tentara RI mengusir penjajah.
Ada pun saran Saptono dalam peperangan untuk mengusir tentara Kerajaan Belanda, yaitu “Kekuatan kecil dengan persenjataan yang sederhana bisa mempora-porandakan pasukan musuh yang kokoh dan perkasa. Dengan menirukan “Barisan Berani mati” pada jaman Jepang, Jibakutai” (Hal.280). Dan dengan cara itulah tentara Republik Indonesia berhasil mengusir Belanda dari kota Solo dan Yogyakarta

Di usia nya yang terbilang kanak-kanak sampai dewasa, ia telah melewati/merasakan perubahan demi perubahan yang terjadi di Kota Solo ; Kota Feodal Surakarta Hadiningrat hingga kota Lembaga hidup merdeka. Membentuk dirinya menjadi pribadi yang bertanggung jawab atas keluarga dan juga bangsanya.

"Bermula dari keyakinan! Lalu diraih dengan perjuangan jerih payah tak kenal patah semangat"


Isi dalam buku ini bukan saja menceritakan tentang kehidupan pada jamannya, bagian terpenting ada pada bab terakhir dimana kita diingatkan untuk selalu bersyukur kepada Sang Maha Pencipta atas kehidupan yang telah kita nikmati dan tidak berjalan dengan pemikiran sendiri atau mengagungkan kekuatan sendiri.

Menurut saya, tidak ada kekurangan dari buku ini. Masing-masing bab menceritakan kisah-kisah dengan alur yang saling berurut dan mencapai klimaks nya. Membawa pembaca masuk kedalam cerita dan turut merasakan perjuangan keras anak bangsa diera penjajahan, sampai ke era kemerdekaan.

Tak ada nasi lain, berarti Kita tidak bisa memilih dengan keluarga siapa kita hidup, kaya atau miskin, dijaman peperangan atau merdeka, dinegara makmur atau miskin. Tiap masa ada ceritanya dan kita diingatkan untuk memiliki kepercayaan kepada Sang Maha Pencipta dan beribadah pada Nya. Tak ada nasi lain, Sabar, ikhlas, narima.


Berikut saya berikan salah satu Quote dari buku ini untuk kita Pemuda/i Bangsa Indonesia :

“Jangan gampang menangis, jangan mudah menunjukkan kerapuhanmu! Busungkan dada, hadapi tantangan hidup ini dengan semangat keras!"

Saya berikan 10 stars dari 10 stars.
Diubah oleh nuansanoel 04-06-2017 03:31
0
1.4K
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan