ojexchoolAvatar border
TS
ojexchool
Pemenang 2[Cinta Indonesiaku] Indonesia Bagian Penting Dari Saya?
Sengaja saya taruh tanda tanya pada judul diatas karena saya pun belum yakin apakah benar demikian atau sebaliknya, yaitu Saya Bagian Penting Dari Indonesia?

Atau jangan-jangan sebenarnya Indonesia tidak penting bagi saya dan saya tidak penting bagi Indonesia...

Atau mungkin Indonesia terlalu PD sehingga merasa penting bagi saya dan saya terlanjur GR merasa penting untuk Indonesia...

Karena sudah berkali-kali menulis kata 'penting', maka penting bagi saya mengingat kembali salah satu obrolan penting dengan orang penting, yaitu mertua saya. Sebut saja Pak B

Obrolan terjadi beberapa waktu lalu di suatu sore saat kami sedang menunggu istri saya masak.
Kami di teras duduk di kursi logam, dipisah meja yang menampuk 2 cangkir kopi.

Pak B, "Gimana bisnismu, lancar?"

Saya, "Secara umum lancar Pak, cuma ada sedikit masalah intern"

Pak B, "Apa itu?"

Saya, "Soal sosmed karyawan Pak",
"Ada yang hobinya nge-share hoax",
"Ada yang rajin nge-share tulisan yang isinya cuma ngejelek-jelekin pemerintah",
"Ada juga yang seneng banget nge-share berita perang Syria",
"Macem-macem lah Pak..."

Saya seruput kopi menjeda kata.

Saya, "Awalnya sih ngga masalah, tapi lama-lama berpengaruh ke kerjaan sehari-hari"

Pak B tertawa kecil.

Pak B, "Memang belakangan ini banyak sekali orang di sosmed yang bicara diluar kompetensinya"

Saya, "Nah tepat sekali Pak"

Pak B, "Lalu pengaruhnya ke pekerjaan seperti apa?"

Saya, "Etos kerja menurun Pak",
"Orang-orang yang suka nge-share itu anak-anak administrasi, sudah beberapa minggu ini saya cek banyak target terbengkalai",
"Saya perhatikan mereka kalau sedang istirahat sering debat kusir soal politik, agama, ekonomi, macem-macem lah Pak",
"Padahal sebelumnya ngga pernah seperti itu",
"Dan saya pernah cek sosmed mereka, ternyata banyak yang nge-share hal-hal itu di jam kerja",
"Untungnya sih anak-anak produksi ngga ketularan Pak, jadi urusan kirim barang masih aman. Tapi karena dokumennya yang ngurus anak-anak administrasi, jadi banyak tagihan telat masuk"

Pak B tertawa lagi. Entah menertawakan mereka yang nge-share hoax atau tagihan telat...

Pak B, "Lalu solusi apa yang kamu ambil?"

Saya, "Saya sudah ajak mereka ngobrol",
"Saya ingatkan lagi bahwa mereka itu bukan bawahan, tapi partner saya",
"Sedari awal mereka gabung kerja toh sudah saya bilang bahwa bisnis ini milik bersama. Jika besar, maka kita besar bareng, tapi kalau gagal maka saya bertanggungjawab sepenuhnya",
"Saya mau semua orang menganggap perusahaan ini milik bersama"

Saya membetulkan posisi duduk.

Saya, "Kalau sudah seperti itu, maka motivasinya jelas",
"Kalau motivasinya jelas, maka fokusnya pun jelas",
"Kalau sudah jelas semuanya, maka perusahaan jalannya lancar",
"Kalau perusahaan lancar kan nafkah pun jadi lancar",
"Kalau nafkah lancar, maka keluarga aman",
"Intinya saya ingatkan dia supaya tidak melakukan sesuatu yang tidak ada gunanya, termasuk nge-share hoax",
"Bapak sepakat dengan saya?"

Pak B mengangguk kecil.

Saya, "Menurut saya tidak ada motivator terbesar selain keluarga"

Kembali saya seruput kopi.
Kopi ini nikmat bukan sekedar karena jenisnya Toraja Kalosi, tapi lebih karena yang membuat istri saya...

Pak B, "Saya setuju, motivasi terbesar adalah keluarga. Tapi khusus untuk kamu, kamu harus menjadikan karyawan sebagai motivasi terbesar",
"Kamu harus bisa merasakan kebutuhan mereka adalah kebutuhanmu juga",
"Contohnya, saya yakin karyawanmu masih banyak yang rumahnya ngontrak. Maka kamu harus bisa merasakan kebutuhan mereka untuk membayar kontrakan tiap bulan",
"Atau umpamanya ada karyawanmu yang sedang nunggak bayar sekolah anaknya, kamu harus ikut bantu mereka"

Saya manggut-manggut...

Istri saya selesai masak, kami berdua dipanggil makan.

Dimeja makan obrolan berlanjut.

Pak B, "Mana yang menurutmu tepat, Indonesia bagian penting dari kamu, atau kamu bagian penting dari Indonesia?"

Saya tidak menjawab.

Pak B, "Atau saya ubah pertanyaannya jadi lebih teknis. Mana yang pas, Indonesia mengurus kamu, atau kamu mengurus Indonesia?"

Saya bersiap. Biasanya mertua saya kalau sudah menanyakan hal sebesar itu, bahkan bawa-bawa negara, akan mengemukakan banyak hal.

Pak B, "Gini loh, kadang-kadang saya ini kepingin nyicipin ngambil tugas besar seperti yang diemban pahlawan nasional",
"Kamu tau kan mereka itu sebenarnya sama sekali tidak punya kewajiban untuk berbuat sesuatu bagi bangsa ini",
"Tapi karena panggilan jiwa, maka mereka rela menjadi martir agar merdeka negaranya dan merdesa bangsanya"

Saya, "Merdesa itu artinya apa Pak?"

Pak B, "Cari di kamus!"

Saya melengos.

Pak B, "Kamu tau ngga, Ki Hajar Dewantara itu visi misi-nya besar sekali untuk mencerdaskan bangsa ini. Makanya dulu saya paksa kamu kuliah",
"Kuliah atau pendidikan itu bukan untuk nyari kerja. Pendidikan itu supaya kamu bisa berpikir dan bertindak otonom, logis, sistematis, terstruktur, dan terukur. Sehingga kamu sigap mengambil keputusan apapun dalam hidup",
"Tapi di satu sisi, salah satu fungsi pendidikan ya supaya ada orang-orang ber-skill khusus. Masa' iya kita berobat ke orang yang tidak pernah kuliah kedokteran"

Saya manggut-manggut.

Istri saya, "Pah, Mas, ngobrolnya dilanjut nanti habis makan aja ya. Takut keselek"

Pak B, "Lah itu suamimu ngajakin Papah ngobrol daritadi"

Saya, "Loh? Siapa yang ngajakin ngobrol? Lha wong Bapak yang mulai duluan tadi ngom..."

"Iya, iya... selesai makan nanti ngobrol lagi ya", belum selesai saya bicara, istri menyela.

Mertua saya cengengesan.

Bersambung.
JabLai cOYAvatar border
JabLai cOY memberi reputasi
1
11.6K
34
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan