Ayah....
Kaulah sosok yang sangat aku banggakan.
Disaat semua orang ingin menggapai cita cita seperti layaknya dokter,arsitek,pengusaha,pilot sekalipun namun aku hanya ingin menjadi sepertimu ayah
Menurutku kaulah malaikat yang sebenar benarnya malaikat,sosok pelindung keluarga..
Rajin,Tegas,Penuh Wibawa
Sungguh sosok yang paling aku segani dalam keluarga ini.
Kau selalu punya caramu sendiri dalam mendidikku,seperti halnya disaat aku melakukan sesuatu kesalahan kau yang hanya dengan tatapan matamu yang mampu membuatku diam seribu bahasa,untuk memandang matamu saja aku tak berani.
Kau tidak pernah menyombongkan betapa hebatnya dirimu namun kau selalu berdiri paling depan disaat semua orang orang mencaci ataupun menganggap remeh keluarga kecilmu.
Demi Apa? Aku yakin demi membuktikan bahwa kau adalah sosok pelindung yang sangat kuat didalam keluarga kita
Kau tak pernah menunjukkan kelelahan yang teramat sangat,tapi aku yakin seutas senyum ditidurmu bisa melambangkan betapa kuatnya dirimu
Kau tak pernah memaksaku untuk menuruti semua kemauanmu,ya aku sangat menghargai itu karna kau tak ingin anakmu ini jadi seseorang yang tidak dapat menentukan pilihannya sendiri,Kau ingin anakmu mandiri.
Kau tak pandai merangkai kata,kau tak pandai tuk buat puisi tentang cinta,namun hanya dengan perlakuanmu yang dewasa aku jadi mengerti bahwa aksi nyata lebih berharga dibandingkan hanya dengan merangkai kata.
Masih teringat jelas saat ku kecil saat aku menangis hanya karna diejek oleh temanku,kau lantas tak bertingkah sok hebat sok kuat,namun kau mengajarkanku arti dari sebuah kesabaran,keikhlasan bahwa setiap orang punya jiwa yang berbeda beda.
Saat ini aku telah beranjak remaja masa masa yang sangat krusial dimana aku mulai mengenal apa itu kenakalan remaja pada umumnya,kau membimbingku hingga saat ini agar aku tak terjerumus kedalam lubang penyesalan.
Terlalu banyak pujian yang ingin aku lontarkan kepadamu ayah,namun satu pesanmu yang sangat kuingat hingga saat ini

Ibu...
Satu lagi sosok pembimbingku dalam dunia ini.
Setiap kegiatan yang kau lakukan aku yakin tak serta merta untuk dapatkan pujian,namun itu bukti kasih sayang
Merawatku,membimbingku,mengajariku tentang semua hal yang kau tau.Setiap cucuran keringat yang keluar dari tubuhmu disetiap pengorbananmu tak kau pedulikan lagi. DEMI APA KAU LAKUKAN ITU SEMUA IBU? DEMI APA? Aku yakin dalam benakmu kau pasti berkata "Agar kau dan adikmu bahagia" Sebegitu muliakah dirimu sampai sampai kau rela habiskan waktumu hanya untuk mengasuh anak nakalmu ini?
Memang benar ucapan "Surga Ada Di Telapak Kaki Ibu"Melihat semua jerih payahmu aku sadar tak sia sia Tuhan mengirimkan sosok malaikat tak bersayap yang siap berkorban apapun demi kebahagiaan anaknya.
Saat aku kecil,kau yang selalu menggendongku,mengelus rambutku dengan lembut sambil berkata "cah bagus jadi anak baik ya" Saat semua temanku dibelikan berbagai mainan yang mereka inginkan namun aku tak bisa dapatkan,disitu kau munculkan segala kelucuan yang kau buat sehingga aku melupakan segala kesedihan itu.
Sungguh aku ingin tertawa tapi juga ingin menangis,melihat semua pengorbanan yang telah kau berikan kepadaku hanya demi satu kata "Bahagia" kau rela tukarkan dengan kebahagiaanmu juga.
Sempurna itu yang aku pikirkan tentangmu ibu,jelas kalaupun ada kata yang memiliki arti lebih dari itu pasti aku sudah memakainya.
Kau yang diam diam masuk kekamarku saat aku terlelap hanya demi mengecup keningku sambil berkata "Maafin ibu ya kalau ibu suka buat kamu sedih" kenapa aku tau beliau berkata seperti itu? Karna sejatinya aku pernah mendengar dan berpura pura tidur hanya demi menyaksikan betapa tulusnya kasih sayang yang ibu berikan kepadaku.
Kau bukan wanita karir,kau bukan wanita yang suka berbelanja hanya demi kepuasan diri semata kau hanya sesosok Ibu Rumah Tangga yang sangat menyayangi anaknya.Benar benar ibu yang menjaga supaya keluarga ini tetap harmonis tetap bahagia karna aku yakin kau pasti memiliki pikiran bahwa "Bahagia anakku juga Bahagiaku"
Terlalu banyak nasehat yang telah kau berikan kepadaku namun satu yang paling membuatku berkesan ialah saat kau berkata:

Kalian liat sendiri bukan? Apa aku salah menyebut beliau dengan kata sempurna tadi? Sungguh maafkan aku yang kadang suka bertingkah sesuka hatiku ini ibu,tapi percayalah dalam lubuk hatiku yang terdalam aku sungguh sangat menyayangimu.