KASKUS.EditorAvatar border
TS
KASKUS.Editor
Abdul Muis, Jurnalis yang Doyan Bikin Belanda Pusing


Nggak bisa dipungkiri ketenangan kita dalam bekerja, suasana kondusif yang bikin anak-anak kita bisa aman bermain, hingga tenteramnya kehidupan di seluruh penjuru Indonesia tak terlepas dari jasa para pahlawan yang dengan gigih memperjuangkan kemerdekaan. Faktanya, ada banyak banget nama-nama pahlawan yang membuat Indonesia terbebas dari penjajah.

Quote:


Ini menegaskan bahwa pahlawan nasional punya peran dan kontribusi masing-masing yang berbeda-beda. Namun semuanya punya satu tujuan yang sama yaitu memperjuangkan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Salah satu nama penting dalam sejarah kemerdekaan Indonesia adalah Abdul Muis.

Tidak Merdeka Tanpa Mereka!


(Dok. Wikipedia)

Abdul Muis lahir di Sungai Puar, Bukittinggi, pada tanggal 3 Juli 1883. Ia pernah belajar di STOVIA (Sekolah Dokter), tapi enggak sampai tamat. Pernah bekerja beberapa waktu sebagai pegawai negeri, Abdul Muis langsung banting setir ke dunia kewartawanan. Nah dari sinilah “kegarangan” Abdul Muis dimulai Gan.

Lewat karya-karyanya yang dimuat dalam harian De Express, Belanda yang saat itu masih menjajah Indonesia dibuat ketar-ketir karena tulisan Abdul Muis yang kebanyakan berisi kecaman terhadap orang-orang Belanda yang sangat menghina bangsa Indonesia saat itu. Abdul Muis juga dikenal sebagai pengarang yang terkenal pada masanya loh! Karena dalam karyanya Abdul Muis banyak mengambil tema masalah sosial dalam kehidupan kolonial. Salah satu karyanya yang terkenal adalah “Salah Asuhan”.

Ini adalah sebuah karya yang menceritakan masalah yang dihadapi seorang pemuda Indonesia yang berjiwa kebarat-baratan. Karena tindakan Abdul Muis ini namanya mulai dikenal oleh masyarakat dan langsung terjun kedunia politik lewat partai yang bernama Sarekat Islam. Di sana ia diangkat sebagai anggota Pengurus Besar.

Tokoh Pertama yang Dapat Gelar Pahlawan Nasional


(Dok. Wikipedia)

Karena cinta yang besar ke Indonesia, di setiap kesempatan Abdul Muis selalu membela kepentingan negeri dan rakyatnya. Dia pernah dikirim ke Belanda tahun 1917 atas nama Komite Ketahanan Hindia Belanda pada tahun 1917 (Indie Weerbaar) yang dimanfaatkannya untuk mempengaruhi tokoh-tokoh politik Belanda guna mendirikan Sekolah Teknologi Tinggi di Indonesia. Berkat kegigihan Abdul Muis dan kawan-kawannya, akhirnya mereka berhasil mendirikan sekolah bernama Technische Hoogeschool yang sekarang lebih dikenal dengan nama Institut Teknologi Bandung (ITB).

Pada tahun 1913, pemerintah Belanda bermaksud mengadakan perayaan besar-besaran untuk memperingati seratus tahun bebasnya negeri Belanda dari penjajahan Perancis. Namun saat itu, beberapa tokoh nasional menentang perayaan tersebut Gan, dan untuk melawannya mereka membentuk komite Bumiputera. Abdul Muis inilah salah satu pendirinya. Semangatnya untuk melawan penjajahan seolah enggak pernah surut. 1919, dia berangkat ke Sulawesi dan menggelar pidato kerja rodi di sana. Tindakannya ini berujung kerusuhan yang menewaskan pengawas Belanda di Toli-Toli dan Abdul Muis disalahkan karena dianggap menghasut rakyat. Puncak kekesalan Belanda terhadap Abdul Muis terjadi pada tahun 1922, saat ia memimpin demo mogok massal para buruh Yogyakarta yang membuat dirinya ditangkap dan diasingkan ke Garut, Jawa Barat.

Abdul Muis yang dikenal juga sebagai sastrawan ini sempat menikmati zaman kemerdekaan. Dan pada tanggal 17 Juni 1959, Abdul Muis wafat dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Cikutra, Bandung. Dan pada tahun itu pula Pemerintah Indonesia mengangkatnya sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional dan Nama Abdul Muis kini diabadikan menjadi salah satu nama jalan di Jakarta.

Tahun ini merupakan 134 tahun sejak kelahiran tokoh penting dalam sejarah Indonesia itu. Abdul Muis tetap dikenang sebagai pendiri ITB juga lewat sederet karya-karyanya seperti Pertemuan Jodoh, Suropati, Robert anak Suropati, Kurnia, Sabai nan Aluih, Tom Sawyer, dan Tjoet Njak Dien. Karyanya bahkan ada yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Sunda, Malaysia, Tiongkok hingga Rusia.

Kalo perjuangan Abdul Muis aja sebesar itu untuk negara, Agan gimana nih?

Yuk ikut komeng di bawah ini!




emoticon-I Love Indonesiaemoticon-I Love Indonesia emoticon-I Love Indonesia

Sumber: Buku Jejak Pahlawan dalam Aksara, Buku Pintar Sumber Lengkap Pahlawan Nasional, Pahlawan Nasional Indonesia.


Quote:
Diubah oleh KASKUS.Editor 22-08-2017 05:54
0
24.7K
105
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan