rendyconanAvatar border
TS
rendyconan 
[KISMIS] Rumah Temanku Itu Ternyata...




Saat itu gue baru saja pulang sekolah ketika masih memakai seragam putih merah. Teman gue yang juga menjadi tetangga gue itu mengajak untuk menjemput teman yang lainnya, gue pun mengiyakannya. Gue mempunyai teman-teman juga di luar sekolah, terutama pada komplek rumah karena kami sering bermain sepak bola bersama. Seketika setelah gue berganti baju kami berdua menjemput beberapa teman lainnya tetapi mereka masih belum pulang dari sekolah. Mengingat saat itu sekolah kami yang paling dekat dengan rumah, sedangkan banyak dari mereka yang sekolahnya pun cukup jauh yang harus menggunakan angkutan umum. Sebut saja teman gue itu bernama Faris yang rumahnya paling dekat dengan gue, Faris mengajak gue sebagai orang pertama yang dia jemput. Akibat banyak yang belum pulang dari sekolah, kami berpendapat untuk menjemput Doni yang pasti sudah pulang dari sekolah karena sekolahnya pun tidak terlalu jauh dari rumahnya.

Benar saja ketika kami sampai di depan rumahnya dan memanggilnya terdapat Doni keluar memakai seragamnya. Akibat Doni yang baru saja pulang dan belum makan siang, dia mengajak kami untuk masuk ke dalam rumahnya sembari menunggu dia mengganti seragam dan makan siang. Kebetulan di rumahnya itu orang tuanya belum pada pulang karena orang tuanya bekerja juga di perusahaan besar. Doni pulang menggunakan mobil jemputan dan dia biasa seperti ini di rumah seorang diri sampai sore hari. Ketika kami berdua masuk ke dalam rumahnya, kami cukup tercengang karena begitu indahnya dengan design menarik. Tempat paling menarik adalah di dekat ruang tamu terlihat meja kerja ayah Doni yang designnya menarik karena seperti dalam jaman kerajaan. Mulai dari meja hingga hiasan yang ada di dindingnya. Hal yang membuat gue bertanya-tanya adalah mengapa di rumahnya gelap sekali. Doni berkata bahwa kalau dia siang hari biasa seperti ini, orang tuanya mengajarkan untuk hemat energi sehingga ruangan di dalam rumahnya cukup gelap karena tertutup dan sinar matahari hanya sedikit.

emoticon-Bingung


Singkat cerita Doni pergi ke atas untuk mengganti pakaiannya terlebih dahulu karena kamarnya berada di lantai 2, gue hanya menunggu di ruang tamu dan Faris melihat sepeda di garasi Doni. Masih terdengar jelas suara gosehan sepeda yang dimainkan Faris, ketika gue mencoba melihat ke garasi ternyata Faris tidak ada di situ. Gue pun belum berpikir macam-macam ketika kejadian ini, lalu gue kembali masuk ke ruang tamu dan melihat kursi di tempat meja kerja ayahnya Doni tadi bergerak berputar. Gue langsung bilang ke Faris “Ngapain lu maen petak umpet?”. Kursinya adalah seperti kursi boss atau kursi direktur di kantor perusahaan-perusahaan besar yang memiliki roda di bawahnya. Gelapnya ruangan tidak begitu terlihat bahwa ada Faris di sana tetapi karena bergerak gue merasa itu adalah Faris.


Gambar: wujud kursi


Tak lama gue menghampiri ke kursi tersebut dan seketika kursi itu kembali pada putarannya, kursi tersebut kosong tidak ada seorang pun yang duduk di sana. Tanpa panjang lebar gue langsung berlari untuk naik tangga dan menghampiri kamar Doni. Entah kenapa rasanya seperti ada yang mengikuti dan ketika di tangga hendak menghampiri kamar Doni seketika kaki kiri gue menjadi berat seperti ada yang menarik dan benar saja begitu selanjutnya ketika masih berlari terasa sentuhan di bagian kaki kiri. Sentuhan lembut seperti tangan gebetan menyentuh kaki kiri gue. Ketika sampai di depan kamar Doni yang berada di ujung ruangan. Gue melihat jelas Faris juga ada di sana tetapi berdiri dengan tegak kaget melihat ke arah gue. Gue dengan ngos-ngosan mencoba menyembunyikan cerita itu dari Doni dan Faris。

Gue bertanya pada Faris mengapa dia ke atas tetapi tidak mengajak gue saat itu. Dia bilang tadi dia bareng ke atas bersama Doni, dia ingin melihat koleksi mainan yang dimiliki Doni. Gue mulai bingung karena terakhir gue melihat Faris di garasi memainkan sepeda. Dia masih mengatakan, setelah bermain sepeda Doni mengajaknya ke atas tanpa sepengetahuan gue. Setelah Doni ganti baju, kami bersama-sama turun ke bawah dan Doni hendak menyiapkan makan siangnya.

Quote:


Akhirnya kita menunggu di luar rumah tepat di depan pohon mangga besar yang dimiliki oleh rumah Doni. Sambil berteduh di bawah pohon dan mencoba mengungkapkan isi hati kami masing-masing gue mencoba berbicara terlebih dahulu dan memberi tahu apa saja yang barusan terjadi. Faris hanya terdiam dan berkata:

Quote:



Gambar: sosok wanita


Sosoknya seperti seumuran dengan kami dan matanya terlihat sebelah sambil memandangi ke arah kami. Gue dan Faris bersepakat untuk menyembunyikan cerita ini kepada Doni, di antara teman-teman kami pun hanya beberapa saja yang tahu dan percaya.

emoticon-Takut
gargantuar89Avatar border
zafinsyurgaAvatar border
muyasyAvatar border
muyasy dan 2 lainnya memberi reputasi
3
2.1K
21
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan