Bulan November dinobatkan sebagai hari Pahlawan. Peristiwa 10 November 1945 di Surabaya akan selalu diingat oleh bangsa ini. Para pejuang yg berjuang dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia dengan nyawa mereka tanpa kenal kata menyerahdan hingga titik darah penghabisan.
Beda dulu beda sekarang. Jaman sekarang berjuang tak perlu mengangkat senjata, sekarang hanyalah berbuat kebaikan terhadap orang lain dan sekitar. Pahlawan bagi ane adalah sosok yg berjuang tanpa pamrih dan peduli kepada sesama manusia ataupun lingkungan. Sosok yang mempunyai rasa perhatian tinggi terhadap sekitarnya.
Banyak Pahlawan Jaman Now yang berjuang dan peduli terhadap sesama dan lingkungan. Hanya beberapa sosok yang bisa ane hadirkan.
Wanita asal Tanah Mollo, Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur menerima penghargaan Lingkungan Hidup, Goldman Enviromental Award 2013. Penghargaan itu diperoleh berkat perjuangannya sebagai perempuan Timor yang menyelamatkan masyarakat adat dan alam.
"Kerusakan lingkungan dan perubahan iklim memberikan kesulitan paling utama pada perempuan, karena kami yang mengurus pangan, konsumsi, juga kedekatan dengan alam, hutan, dan air," katanya.
Dengan tujuan tersebut Aleta pun memanfaatkan hadiah yang didapatnya dari gelaran Goldman Prize Award 2013 sebesar US$150 ribu atau sekitar Rp 1,4 miliar kala itu. Dia ingin menggunakannya untuk membantu perempuan yang berjuang serupa dalam menyelamatkan ruang hidup dan memulihkan alam.
Tak hanya peduli dengan alam, Aleta juga peduli terhadap kehidupan warga di daerahnya terutama wanita. Dia menggerakkan warga setempat menenun juga digiatkan oleh ibu-ibu di wilayah Mollo. Hasilnya dijual ke seluruh Indonesia.
Saat ini Aleta menjadi salah satu anggota DPRD di NTT
Berbekal pengalaman sebagai TKI, Badriyah getol memperjuangkan nasib para buruh migran. Dia melamar sebagai relawan Kopbumi. Tugasnya berkampanye tentang hak-hak buruh migran. Ketika Migrant Care dibentuk pada 2004, Badriyah direkrut menjadi staf. Kali ini bidang yang ditanganinya adalah pengaduan. Setelah itu dia bergelut di bidang advokasi kebijakan. Di sini, dia berperan memantau pembuatan regulasi dan undang-undang terkait perlindungan TKI.
Dia masih berjuang agar tenaga kerja Indonesia yang berangkat ke luar negeri terlindungi. Membawa nama Migrant Care, dia ikut membahas Rancangan Undang-Undang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri bersama Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat.
Mengasuh anak kurang mampu menjadi keinginan kuat Rochmat, anggota Detasemen C Satbrimob Polda Jawa Timur, mulai satu anak hingga sudah sekitar 50 anak yang telah diasuhnya untuk tetap mendapatkan pendidikan dan juga kebutuhan hidup sehari-hari.
Saat ini Rochmat tinggal bersama sembilan anak asuh di rumahnya mulai usia balita hingga remaja.
Bahkan, beberapa anak asuhnya kini sudah bekerja, mulai karyawan perbankan, kepala sekolah, hingga menjadi anggota polisi.
Untuk menambah pemasukan agar tetap bisa membiayai anak asuh, Rochmat menyambi pekerjaan sebagai guru ekstrakurikuler di beberapa sekolah di Madiun.
Sementara itu, sang istri membuka warung sembako dan warung konter pulsa.
Ia pun merasa berterima kasih kepada atasan-atasannya karena mendukung apa yang dikerjakannya.
Puger Mulyono sehari-harinya adalah seorang tukang parkir di sebuah kawasan di kota Solo. Dari penghasilannya ia menyisihkan uangnya untuk membantu anak anak yang kurang beruntung.
Puger Mulyono mendedikasikan dirinya untuk merawat anak-anak penderita HIV Aids itu selain rasa peduli juga karena iba. Hatinya tersentuh setelah melihat kondisi anak-anak yang tidak tahu apa apa dengan penyakitnya tetapi kemudian disingkirkan oleh masyarakat bahkan keluarga karena minimnya informasi mengenai Aids. Kebanyakan anak-anak yang ditelantarkan itu dari orang tua pengguna narkoba yang tertular Aids.
Setiap hari Puger mengantar ke sekolah anak-anak yang tinggal bersamanya. Kemudian ia juga dengan sabar merawat dan memberikan obat anti virus secara rutin kepada anak anak yang masih berusia sangat belia itu.
Upaya Puger kini juga sudah mendapat perhatian dari Dinas Sosial setempat yang memberikan bantuan obat-obatan dan sejumlah makanan. Puger Mulyono saat ini selain merawat anak anak asuhnya di rumah singgah, ia juga mendampingi 98 anak anak penderita HIV Aids yang tidak tinggal di rumah singgahnya.
Kakek ini merupakan penakluk gunung Galunggung di Tasikmalaya. Berkat kerja keras dan niat dari dalam dirinya, selama setengah abad lebih Abah Harun membuat saluran air yang hasilnya kini dapat mengairi sawah-sawah di daerah sana. Dengan logat Sunda ia mengatakan, baginya walaupun umur terus bertambah tua tetapi harus tetap mengeluarkan tenaga bagi kepentingan hajat hidup masyarakat luas.
Pria kelahiran Bulukumba 48 tahun lalu yg bernama lengkap Muhammad Darwis ini pantas dinobatkan sebagai Pahlawan Jaman Now. Prajurit di Kodim 1412/Kolaka Kendari, Sulawesi Tenggara berpangkat Sersan Kepala (Serka) ini akan membuat kita melihat arti Pahlawan sebenarnya. Bertugas sebagai Bintara Pembina Desa (Babinsa) di Koramil 1412-03/Rate Angin benar-benar menjadi pahlawan ditempatnya bertugas. Serka Darwis telah berhasil merubah cara berpikir dan berperilaku negatif masyarakat di wilayah binaannya. Wilayah tersebut meliputi empat desa yakni di Kelurahan Ranteangin, Desa Landolia, Desa Rantebaru dan Desa Maroko.
Semenjak dirinya ditugaskan pada bulan Maret tahun 2009 lalu, Serka Muh. Darwis perlahan-lahan terus melakukan pendekatan kepada masyarakat guna merubah kebiasaan yang bersifat negatif menjadi masyarakat yang memiliki etos kerja yang tinggi. Kebiasaan masyarakat yang senang mabuk-mabukan menjadikan Serka Muh.Darwis merasa prihatin dan bertekad untuk merubah kebiasaan tersebut. “Kebiasaan mabuk-mabukan harus dihentikan karena dapat memicu keonaran dan perkelahian antar suku,” tegas Serka Moh. Darwis. “Kebiasaan itu juga akan mengurangi kesejahteraan hidup mereka,” lanjut Darwis.
Dengan metode pendekatan dan sosialisasi dan koordinasi yang ditempuh Serka Darwis kepada para tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan pemerintah setempat, setiap program-program yang ditargetkan oleh Serka Darwis selalu berjalan sukses. Hali ini dapat dilihat pada program Upsus Ketahanan Pangan yang dicanangkan oleh pemerintah tahun 2014 lalu. Program ini pada awalnya mendapatkan hambatan berupa penolakan dari sebagian warga Desa binaanya, namun dirinya bisa membuktikan bahwa program pemerintah itu benar-benar ditujukan untuk kesejahteraan rakyat dengan dengan membuka areal persawahan seluas ± 1 Ha yang dipinjamnya dari warga Desa dengan menghasilkan produksi padi yang bagus. Akhirnya dengan percontohan yang diberikan oleh Serka Darwis tersebut, masyarakat diempat Desa tersebut meningkatkan lahan pesawahannya dari semula 40 Ha menjadi 340 hektar dalam kurun waktu hanya 2 tahun.
Hampir setiap hari Serka Darwis menyeberangkan anak-anak sekolah melalui Gondola (Jembatan tali berkatrol) melewati Sungai Ranteangin di Desa Maroko yang memiliki kedalaman 6 meter. “Serka Darwis menegaskan bahwa aktivitasnya menyeberangkan anak sekolah semata-mata merupakan panggilan hati nurani sebagaimana konsekuensi dirinya sebagai prajurit TNI yang selalu setia pada Sumpah Prajurit, Sapta Marga dan 8 Wajib TNI”, ucapnya.
Tidak hanya itu Serka Darwis juga berhasil merubah kebiasaan nelayan dalam menangkap ikan dengan menggunakan bom ikan menjadi lebih baik melalui koordinasinya dengan segenap stakeholders setempat dan berhasil mengamankan para perlaku yang biasa melakukan penangkapan ikan dengan cara mengebom. Atas keberhasilan tersebut, masyarakat Desa Landolia mewujudkan apresiasinya dengan memberikan hadiah kepada Serka Darwis berupa 1 (satu) unit Rumah Pos Babinsa berukuran 7 X 9 meter di dalam wilayah Desa Landolia Kecamatan Ranteangin, Kab. Kolaka Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara.
Atas sikapnya yang heroiknya, KSAD Jenderal Mulyono memanggil Serka Darwis ke Mabes TNI AD di Jakarta untuk bertemu dengannya secara langsung. KSAD memberikan penghargaan langsung ke Serka Darwis berupa Piagam, sepeda motor, dan juga foto aksi heroik Serka Darwis yang di tanda tangan langsung oleh KSAD.
Bahkan Menteri Pertanian Amran Sulaiman memberikan penghargaan langsung kepada Serka Darwis berupa 1 unit traktor dan 1 bulan gaji menterinya.
Ismet merupakan anggota Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) Desa Mongiilo Utara, Kecamatan Bulango Ulu, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo. Ia membantu siswa yang akan berangkat ke Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Bulango Ulu, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, Sulawesi Selatan.
"Saya bertugas di wilayah pelosok ini dari Polsek Bulango wilayah Polres Bone Bolango sudah empat bulan dan melihat mereka menyeberang rakit, saya ingin agar para siswa aman hingga seberangi sungai, untuk itu saya menarik rakit dan menjaga mereka," ujarnya.
Aipda Ismet Ishak mendapatkan penghargaan langsung dari Kapolri Jenderal. Pol. Drs. H.M. Tito Karnavian, M.A., Ph.D. Atas usahanya yang ikhlas dan tak kenal menyerah
Bapak dengan empat anak ini merupakan juru parkir tapi memiliki keinginan untuk memberikan bantuan pendidikan bagi anak-anak kurang mampu.
Baginya, tidak perlu menunggu kaya dan memiliki banyak ilmu untuk bisa berbagi.
Ia pun segera mengumpulkan uang dari hasil menjadi juru parkir dan dua tahun sebagai tukang cuci mobil bersama sang istri untuk bisa mendirikan TK dan TPA Raudlatul Jannah di Desa Babakan Loa, Rancaekek Kulon, Kabupaten Bandung.
Pengalaman sulit dan tidak mampu bersekolah di masa lalu menginisiasi pendirian TK dan TPA tersebut.
Dengan dua kelas dan empat tenaga pengajar yang datang sukarela, Undang mampu memberikan pendidikan gratis kepada sekitar 180 peserta didik yang berasal dari kampung sekitar dengan tingkat ekonomi rendah.
Undang menggunakan tempat seluas 56 meter persegi di rumahnya serta rumah sang mertua sebagai tempat kegiatan belajar mengajar serta perpustakaan yang terbuka untuk umum.
Berkat tekad dan usahanya, kini ia sudah mendapatkan banyak bantuan donatur dan sedang membangun ruang kelas dari dana tersebut.
Sudah hampir 40 tahun, dokter bernama Aznan Lelo mengabdikan diri kepada masyarakat marjinal.
Ia memiliki pemikiran dokter ialah profesi yang tidak boleh menetapkan tarif atas jasa yang diberikan.
Karena itu, ia hanya meminta pasien untuk memasukkan amplop ke kotak yang tersedia dengan besaran seikhlasnya.
Terkadang, Aznan menerima amplop kosong, tapi hal itu tidak membuatnya marah karena ia sudah ikhlas atas semua yang dilakukan.
Sejak kecil dokter yang bermukim di Medan ini memang memiliki tujuan bisa bermanfaat bagi orang banyak.
Namun, tujuan itu tidak mudah dilakukan.
Ia kerap dituding sebagai ekstremis dan itu sempat menghambat dirinya meraih gelar Phd Farmakologi di Universitas Australia.
Semangat yang tak surut membuatnya tetap berhasil meraih gelar tersebut pada 1987.
Anak pertama dan enam bersaudara ini pun sudah membuka praktik di garasi rumahnya sejak lulus dari Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara, pada 1978.
Meskipun tak ada papan nama, pasien yang datang selalu ramai dan berasal dari berbagai penjuru Sumatra.
Ia bekerja dengan bantuan sukarela dari istri dan mahasiswa kedokteran mulai pukul 17.00 hingga dini hari.
GE Healthcare mengapresiasi peran perempuan dalam bidang kesehatan “Heroines of Health” terhadap 13 perempuan dari 11 negara di dunia. Salah satunya adalah Rohani yang berasal dari Indonesia, mewakili Asia Tenggara.
Apa yang dilakukan perempuan lulusan SMP ini? Sebenarnya sangat sederhana, namun dampaknya besar dan luar biasa.
Setiap kali ada ibu hamil di kampungnya yang terletak di pegunungan itu, ia akan mendampingi dan menemani mereka untuk mengunjungi puskesmas untuk memeriksakan kehamilan, bahkan hingga melahirkan.
Perjuangan Rohani patut diapresiasi, mengingat medan yang harus ditempuh menuju Puskesmas terdekat tidak mudah. Untuk mencapai Puskesmas, mereka harus berjalan kaki sekitar 2 km dan hanya dapat ditempuh dengan berjalan kaki saja melewati jalan setapak yang lumayan curam. Setelah itu baru ada jalan yang dapat dilewati dengan kendaraan.
Sejak tahun 1993, berarti sudah lebih 20 tahun, Rohani mendedikasikan hidupnya menjadi sukarelawan dalam peningkatan kesehatan ibu dan anak di desanya.
Rohani berharap, apa yang dilakukannya bisa menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk peduli terhadap kesehatan ibu hamil. Dengan begitu, angka kematian ibu-anak di negeri kita dapat berkurang.