Apa kau tau ? aku selalu merindukan mu.
Apa kau tau ? aku selalu menunggu kehadiran mu.
Apa kau tau ? aku selalu memikirkan mu.
Entah sejak kapan aku mulai suka memperhatikan mu, menjahili mu, mencari perhatian mu.
Senang rasanya melihat kau tersenyum saat aku memperhatikan mu, pipi mu mengembang dahi mu mengkerut,
itulah ekspresi gemes yang kau tunjukan saat ku coba menjahili mu.
Kau selalu ramah di depan semua orang, selalu tersenyum saat bebicara.
Kau tidak pernah mempermasalahkan hubungan kita,
kau tidak pernah mempertanyakan status kita,
tapi itulah letak kesalahan ku.
Aku menangis saat melihat mu terbaring di pinggir jalan,
ingin sekali aku menolong mu, tapi aku tak berdaya saat itu,
bahkan untuk menggerakan tanganku saja aku tak bisa.
Hingga akhirnya aku tersadar,
kau sudah berpindah ke tempat yang lebih baik,
jauh lebih baik dari tempat ku yang penuh dengan warna putih serta selang yang menempel di hidungku.
Aku ingat terakhir kali kau tersenyum padaku dengan noda merah di sekitar pipi mu,
Maaf aku tak bisa mengantarmu pulang waktu itu.
Aku tau kau jauh disana, aku pun tau kau sedang bercumbu dengan bidadari surga saat ini,
dan itu membuat aku cemburu.
Semua orang memarahiku, mengutukku, memusuhiku.
Mereka pikir, hanya mereka yang berhak merasa kehilangan,
mereka pikir, hanya mereka yang berhak merasa sedih.
Mereka tak pernah tahu bagaimana rasanya menangis setiap malam,
rasanya tak pernah tidur setiap malam.
Seandainya aku punya ilmu layaknya ‘orochimaru’ seorang tokoh anime yang mampu menghidupkan orang mati,
sudah pasti kau yang pertama kali aku hidupkan.
Aku tidak berharap kau membaca surat ini, karena aku tahu disana tidak ada internet,
aku hanya ingin mengatakan sesuatu yang belum sempat aku utarakan. Kulo tresno kalih panjenengan ‘almh. I*** Wulandari’ mbiyen, saiki, lan sak teruse.
Semoga do’a disetiap sujudku mampu membuatmu bahagia di alam sana. Amiin ..