kucingbudukanAvatar border
TS
kucingbudukan
Cewek, Sendirian, Ke Jepang? Ngeri Gak? #KASKUStravelstory

Osaka Castle yang megah

Waktu itu, musim gugur sedang berlangsung di Jepang. Gue sudah mengantongi tiket PP Jakarta-Tokyo, visa Jepang, JR Pass, dan bekal uang secukupnya. Malam sebelum keberangkatan, gue baru sibuk pontang-panting mengepak barang-barang. Kebiasaan memang, gue orang yang gak terlalu teratur dalam perencanaan berbagai hal-hal. Malam itu juga gue baru kasih tau ibu bahwa gue akan pergi ke Jepang selama 10 hari. Ya pastilah ibu terkejut. Apalagi waktu dia tau kalau gue pergi sendiri. Makinlah ibu ceramahi gue tentang berbagai hal karena khawatir. Gue coba menenangkan dia dengan mengatakan bahwa gue akan bertemu teman di sana. Gak bohong dong, karena nanti juga ketemu teman baru, pikir gue saat itu.

Sendirian? Kesepian?


sendirian, nekat

Awalnya gue memang gak sengaja pergi sendirian ke Jepang, karena temen yang janjian untuk pergi bareng mendadak gak bisa berangkat karena gak dapat cuti di tanggal yang sama. Kala itu gue gak mau menunggu lagi, dan tanpa pikir panjang membeli tiket pesawat. Sambil sok tau menyusun rencana perjalanan sendiri, menguatkan hati, memantapkan diri. Berangkatlah gue dengan bekal pengetahuan yang gue dapat dari forum sana-sini. Hasilnya, kesepian gak? Ada beberapa waktu sepi yang malah gue nikmati banget, tapi sisanya malah kenal banyak orang baru. Pergi sendiri memang menuntut diri sendiri untuk jadi lebih berani. Berani memulai percakapan sama orang asing atau minimal senyum ramah, berani nanya kalau tersesat, berani minta bantuan kalau memang butuh, berani mempelajari jalur kereta Jepang yang sangat njelimet(tapi pada hari ke 3 udah mulai mahir membaca petanya), dan berani nunggu diskonan onigiri atau bento selepas sore, biar makan malam gue lebih hemat. Haha...


mereka berdua, kalau gue sendiri

Nyiapin apa aja sih?


pemandangan dari kereta yang sedang menuju Shirakaw-Go

Saat bepergian sendiri ada kalanya gue menunggu dan mati gaya, tentu smartphone udah jadi pegangan utama. Tapi percaya deh Gan, saat di Jepang sendirian, Agan gak akan terlalu sering melihat smartphone (kecuali untuk melihat peta), karena Jepang selalu menyajikan pemandangan menarik untuk dinikmati. Gang-gang kecil sempitnya aja estetik, hehe.. Yang pasti Agan kudu terhubung ke internet sih, kalau gue waktu itu pakai simcard dari provider Jepang, bisa internetan dan telepon, jadi saat darurat atau nyasar Agan tetap gak kehilangan arah. Hal penting lainnya, tentu uang. Perhitungkan biaya perjalanan Agan, berapa hari, mau ke mana aja, biar uangnya gak kurang. Gue menyambangi Tokyo, Kyoto, Osaka, dan Shirakawa-Go, maka JR Pass saat itu adalah pilihan yang tepat untuk perjalanan yang lebih hemat. Tapi Agan bisa memilih jenis pass yang lain, bisa menyesuaikan dengan kota yang ingin Agan datangi. Biaya kereta di Jepang memang gak murah Gan, tapi sebanding dengan pelayanannya yang luar biasa dan tepat waktu.

Tempat yang Paling Gak Terlupakan


rumah Gassho-zukuri

Favorit nomor satu adalah Shirakawa-Go di Prefektur Gifu. Desa ini menjadi salah satu situs warisan budaya dunia, dengan menyajikan rumah-rumah tradisional Gassho-zukuri, yang berarti "konstruksi tangan berdoa". Bentuk atap rumah yang miring ini didesain sangat kokoh untuk menahan salju tebal pada musim dingin. Desa ini memang terlihat sangat cantik di musim salju, tapi saat musim gugur gue ke sana pun sudah sangat bahagia melihat keindahan desa ini. Tempat lainnya yang sangat gue suka adalah kota Osaka secara keseluruhan. Kotanya gak terlalu sepi dan gak terlalu ramai juga. Selain itu makanannya enak-enak mulai dari takoyaki, okonomiyaki, sampai kue dango yang bisa Agan temukan di mini market pun enak. Tapi sih hampir semua tempat yang gue datangi di Jepang itu menyenangkan, kayak Arashiyama Bamboo Forest, Fushimi Inari Taisha, Asakusa, Dotonbori, bahkan sebuah taman kota yang nyempil di tengah kota Osaka pun bikin gue betah nongkrong lama-lama untuk berkontemplasi.


takoyaki terenak dalam hidup gue

Kenangan Tentang Orang Jepang



Pasti udah pada tau semua kalau orang Jepang itu sangatlah disiplin. Tapi coba Agan menyaksikan dan merasakannya langsung, maka Agan akan takjub luar biasa. Mulai dari berdiri di eskalator, mengantri masuk kereta, sampai di persimpangan lampu merah yang jalanannya cuma jalan kecil sepi, orang Jepang taat banget mengikuti aturan Gan. Salut banget deh untuk kedisiplinan mereka.

Kedisiplinan ini juga membuat Jepang menjadi tempat yang sangat bersih. Saking bersihnya, waktu hujan ada sedikit genangan air, genangan airnya gak coklat kayak kuah serabi gitu, tapi cenderung bening. Selokannya juga airnya bening, bahkan gue sempat melewati sungai di tengah kota gitu, warna airnya gak coklat kayak di kalimalang. Tentunya ini membuat Jepang jadi tempat wisata yang nyaman untuk cewek-cewek yang gak bisa buang air di wc yang jorok, karena toilet umum di Jepang (semacam di stasiun atau tempat umum lainnya) aja bersih banget, dengan sistem toilet yang canggih, dilengkapi bidet (pancuran air buat cebok), sistem penghangat di dudukan toiletnya, dan tisu yang selalu tersedia. Bahkan sekali waktu gue menemukan toilet yang dilengkapi tombol suara. Tombol ini akan mengeluarkan suara seperti air mengalir yang cukup kencang, tujuannya untuk menyamarkan suara buang air, kali aja Agan malu atau gak enak kalau kedengeran orang di bilik sebelah.


meski hujan, becek, tidak perlu ojek

Selain kebersihan lingkungan di Jepang, salah satu yang membuat gue mengagumi orang-orang Jepang adalah ketika gw gak sengaja meninggalkan payung di stasiun (baru inget setelah udah melewati satu stasiun), ketika gue memutuskan kembali (karena payungnya lucu, agak mahal dan merasa sayang aja untuk meng-ikhlaskan), payung itu masih nangkring di tempat gue meninggalkannya.

Tapi yang paling penting dari semua itu, orang-orang di Jepang itu gak kepo dan rese. Agan mau berpakaian seperti apapun (asal gak melanggar peraturan tertentu), mereka gak akan memandangi Agan dari atas sampai bawah, gak memandang heran saat Agan sendirian duduk di taman, gak nyinyirin Agan yang bersandar sendirian di jembatan Ebisu tanpa ada yang fotoin Agan dengan pose ala banner iklan Glico. Gak ada. They're minding their own business. Tapi itu gak menjadikan mereka gak pedulian, karena gue gak bisa menghitung berapa banyak gue dibantu, dengan bahasa inggris mereka yang terbatas pun, mereka berusaha keras membantu gue yang mudah tersesat ini.


merenung di taman yang tak bisa ku ingat namanya

Itulah kisah liburan gue ke Jepang pada musim gugur 2016. Satu hal kesimpulan gue tentang negara ini, Jepang itu ngangenin banget Gan. Nah, karena itu gue berencana berkunjung lagi ke sana tahun depan untuk menikmati musim dingin. Doakan lancar ya Gan emoticon-Kiss

sumber: pengalaman gue sendiri (literally sendiri), gambar dokumentasi pribadi


Diubah oleh kucingbudukan 04-03-2018 13:16
0
4.8K
28
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan