- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Tahun Baru, Format Baru. Bagaimana Kualitas Bulu Tangkis Nantinya?
TS
akubukankipli
Tahun Baru, Format Baru. Bagaimana Kualitas Bulu Tangkis Nantinya?
Cabang olahraga bulu tangkis akan memiliki wajah baru mulai tahun 2018 ini. Bukan karena para pebulu tangkis papan atas yang tak lagi bermain, tapi karena ada beberapa hal lain. Salah satu yang paling mencolok adalah format turnamen.
Credit: Badminton England
Seperti yang sudah banyak diberitakan sebelumnya, pada Maret tahun lalu Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) telah memutuskan bahwa ada perubahan kategori untuk turnamen bulu tangkis di bawah naungan mereka mulai 2018 hingga 2021 mendatang. Nantinya tak ada lagi level turnamen seperti Superseries Premier, Superseries, dan seterusnya.
Mulai tahun ini, turnamen-turnamen resmi BWF adalah sebagai berikut:
Grade 1:Major Event (Olimpiade, Kejuaraan Dunia, Piala Thomas dan Uber, dan Piala Sudirman)
Grade 2: Tur Dunia
Level 1: Superseries Finals
Level 2: All England, Indonesia Terbuka, dan Tiongkok Terbuka (Superseries Premier of Premier)
Level 3: Malaysia Terbuka, Tiongkok Terbuka, Denmark Terbuka, Prancis Terbuka, dan Jepang Terbuka (Superseries Premier)
Level 4: Malaysia Masters, Indonesia Masters, India Terbuka, Thailand Terbuka, Singapura Terbuka, Korea Terbuka, dan Hongkong Terbuka (Superseries)
Level 5: Thailand Masters, Swiss Terbuka, Spanyol Terbuka, Jerman Terbuka, Selandia Baru Terbuka, Australia Terbuka, AS Terbuka, Taiwan Terbuka, Makau Terbuka, Syed Modi International, dan Korea Masters (Grand Prix Gold)
Level 6: Orleans Masters, Tiongkok Level 6, Kanada Terbuka, Jepang Masters, Rusia Terbuka, Vietnam Terbuka, Hyderabad Terbuka,
Indonesia Level 6, Belanda Terbuka, Bitburger Masters, dan Skotlandia Terbuka (Grand Prix)
Grade 3: Continental circuit (International Challenge, International Series, Future Series)
Jika dilihat sekilas mungkin seperti tak ada banyak perubahan, hanya saja kategori yang berbeda, ada yang naik kelas, ada yang tetap, dan ada pula yang turun kasta. Tapi dari sinilah muncul sebuah masalah: cukup banyaknya turnamen wajib yang harus diikuti oleh para pemain top dunia.
Credit: PBSI
Tercatat para pemain tunggal yang menghuni posisi 15 besar dunia dan pasangan di sektor ganda berperingkat sepuluh besar, harus mengikuti paling tidak 12 turnamen terbuka. Rinciannya, semua turnamen di Grade 2 Level 2 dan Level 3, serta empat turnamen pilihan di Grade 2 Level 4.
Lantas apakah format baru ini akan meningkatkan kualitas permainan bulu tangkis yang ada sekarang, atau justru sebaliknya?
Kekhawatiran akan format baru tersebut langsung diungkapkan oleh salah satu legenda bulu tangkis dunia, Lee Chong Wei. Menurutnya, dalam setahun ada kemungkinan dia akan bermain pada 19 turnamen, padahal sebelumnya Chong Wei mengaku tak pernah bermain lebih dari 15 turnamen sepanjang kariernya (Sumber: Detik.com)
Credit: PBSI
Tapi pada dasarnya, setiap keputusan yang di ambil pasti memiliki sisi positif dan negatif. Jika aturan tersebut terbilang memberatkan untuk para pemain yang sudah berumur, lain halnya dengan para pemain muda, khususnya yang masih berkembang dan memang butuh banyak jam terbang di sebuah turnamen. Semakin banyak bertanding, maka tingkat kematangan sang pemain rasanya akan semakin cepat terbentuk.
Dengan adanya format turnamen yang baru tersebut, beban berat tak hanya akan diemban oleh sang pemain. Mulai dari pelatih dan seluruh pengurus asosiasi bulu tangkis harus memikirkan strategi terbaik agar para pemain bisa terus tampil konsisten, meski dihadapkan dengan jadwal yang sangat padat. Mulai dari program latihan, hingga target serta prioritas harus disusun dengan sangat baik.
Credit: Bulutangkis.com
Tapi satu hal yang pasti, seberat apapun tugas dan beban para pebulu tangkis terbaik Indonesia di tahun ini, mereka akan selalu mendapatkan dukungan yang luar biasa dari semua masyarakat di Tanah Air
Referensi Tulisan: Wikipedia
Click for another thread
Credit: Badminton England
Seperti yang sudah banyak diberitakan sebelumnya, pada Maret tahun lalu Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) telah memutuskan bahwa ada perubahan kategori untuk turnamen bulu tangkis di bawah naungan mereka mulai 2018 hingga 2021 mendatang. Nantinya tak ada lagi level turnamen seperti Superseries Premier, Superseries, dan seterusnya.
Mulai tahun ini, turnamen-turnamen resmi BWF adalah sebagai berikut:
Grade 1:Major Event (Olimpiade, Kejuaraan Dunia, Piala Thomas dan Uber, dan Piala Sudirman)
Grade 2: Tur Dunia
Level 1: Superseries Finals
Level 2: All England, Indonesia Terbuka, dan Tiongkok Terbuka (Superseries Premier of Premier)
Level 3: Malaysia Terbuka, Tiongkok Terbuka, Denmark Terbuka, Prancis Terbuka, dan Jepang Terbuka (Superseries Premier)
Level 4: Malaysia Masters, Indonesia Masters, India Terbuka, Thailand Terbuka, Singapura Terbuka, Korea Terbuka, dan Hongkong Terbuka (Superseries)
Level 5: Thailand Masters, Swiss Terbuka, Spanyol Terbuka, Jerman Terbuka, Selandia Baru Terbuka, Australia Terbuka, AS Terbuka, Taiwan Terbuka, Makau Terbuka, Syed Modi International, dan Korea Masters (Grand Prix Gold)
Level 6: Orleans Masters, Tiongkok Level 6, Kanada Terbuka, Jepang Masters, Rusia Terbuka, Vietnam Terbuka, Hyderabad Terbuka,
Indonesia Level 6, Belanda Terbuka, Bitburger Masters, dan Skotlandia Terbuka (Grand Prix)
Grade 3: Continental circuit (International Challenge, International Series, Future Series)
Jika dilihat sekilas mungkin seperti tak ada banyak perubahan, hanya saja kategori yang berbeda, ada yang naik kelas, ada yang tetap, dan ada pula yang turun kasta. Tapi dari sinilah muncul sebuah masalah: cukup banyaknya turnamen wajib yang harus diikuti oleh para pemain top dunia.
Credit: PBSI
Tercatat para pemain tunggal yang menghuni posisi 15 besar dunia dan pasangan di sektor ganda berperingkat sepuluh besar, harus mengikuti paling tidak 12 turnamen terbuka. Rinciannya, semua turnamen di Grade 2 Level 2 dan Level 3, serta empat turnamen pilihan di Grade 2 Level 4.
Lantas apakah format baru ini akan meningkatkan kualitas permainan bulu tangkis yang ada sekarang, atau justru sebaliknya?
Kekhawatiran akan format baru tersebut langsung diungkapkan oleh salah satu legenda bulu tangkis dunia, Lee Chong Wei. Menurutnya, dalam setahun ada kemungkinan dia akan bermain pada 19 turnamen, padahal sebelumnya Chong Wei mengaku tak pernah bermain lebih dari 15 turnamen sepanjang kariernya (Sumber: Detik.com)
Credit: PBSI
Tapi pada dasarnya, setiap keputusan yang di ambil pasti memiliki sisi positif dan negatif. Jika aturan tersebut terbilang memberatkan untuk para pemain yang sudah berumur, lain halnya dengan para pemain muda, khususnya yang masih berkembang dan memang butuh banyak jam terbang di sebuah turnamen. Semakin banyak bertanding, maka tingkat kematangan sang pemain rasanya akan semakin cepat terbentuk.
Dengan adanya format turnamen yang baru tersebut, beban berat tak hanya akan diemban oleh sang pemain. Mulai dari pelatih dan seluruh pengurus asosiasi bulu tangkis harus memikirkan strategi terbaik agar para pemain bisa terus tampil konsisten, meski dihadapkan dengan jadwal yang sangat padat. Mulai dari program latihan, hingga target serta prioritas harus disusun dengan sangat baik.
Credit: Bulutangkis.com
Tapi satu hal yang pasti, seberat apapun tugas dan beban para pebulu tangkis terbaik Indonesia di tahun ini, mereka akan selalu mendapatkan dukungan yang luar biasa dari semua masyarakat di Tanah Air
*****
Referensi Tulisan: Wikipedia
Click for another thread
Diubah oleh akubukankipli 08-01-2018 07:39
0
9.3K
69
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan