Ada unsur humor, pendidikan, budaya lokal, wisata, nasionalisme, perjuangan, cita cita dan cinta dalam satu film, percaya??? Sttttt.. Sabar cuyyy sebentar lagi tayang. film "Satria Menggapai Mimpi" mungkin lo pada gak setuju ama gw hehehe is okay noproblemo, tapi yang jelas gw amat bangga ma ni film cuy. Di garap oleh 80% putra putri daerah, film ini mencoba untuk mengexplore lika liku yang ada di Banyumas.



Sinopsis

Alkisah diceritakan. Ada seorang anak manusia bernama SATRIA yang ditinggal oleh ayah dan ibunya karena bencana tanah longsor. Satria kecil hidup dengan neneknya yang merupakan janda veteran perang kemerdekaan (Nini Wakem). Beliau sehari hari berprofesi sebagai penjual cenil, mendoan, blendong, awug-awug dll, makanan khas made in banyumas pokoknya dahh. Hal itu membuat Satria kecil ditempa secara alami cuy.

Satria tumbuh sebagai pemuda gagah dan berani memiliki jiwa patriotisme yang patut diacungi jempol. Satria aktif di pramuka dan selalu memberi hormat terhadap patung Panglima Besar Jenderal Soedirman. Satria kemudian berprestasi dan menjadi seorang mahasiswa kampus negeri ternama di Purwokerto. Kalian tau pan kampus apa? Mungkin di mari juga banyak alumninya lho yupss Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed). Satria juga tergabung dalam SAR untuk menyelamatkan para penduduk yang terkena bencana di wilayah Banyumas dan sekitarnya.

Mandiri, suka membantu orang lain, menghargai orang lain andap anshor serta tabah, pesan yang diembannya pun sungguh positif. Film ini juga mengandung bahasa NGAPAK NGAPAK yang kentara dan porsinya banyak cuy. Asli nyong bangga banget wa




Kang "Jito Banyu" sebagai sutradara dan juga putra asli banyumas bertutur :

“Film Satria ini mengambil syuting di Banyumas, tapi bertuturnya untuk Indonesia. Saya mengangkat kearifan lokal Banyumas, dengan perbuatan dan apa adanya serta sungguh-sungguh, Sebagal putra daerah, tentu saya akan menghadirkan film yang membawa misi budaya Banyumas dan edukasi buat penontonnya.

"Meskipun kontennya lokal, tapi isu nasional kekinian tetap kami angkat. Butuh waktu 3 tahun untuk merencanakan, satu tahun untuk persiapan dan satu bulan untuk produksi. Sebuah perjuangan yang membutuhkan stamina dan kesabaran. Saya berharap setelah menonton film Satria, penonton akan makin memahami arti kerja keras. perjuangan clan perbuatan untuk mencapai kesuksesan. Dan yang lebih panting, generasi milenial bisa menghargai perjuangan para pahlawan nasional.

Film ini juga di bintangi oleh artis ibukota siapa saja?


"Satria seorang anak yang dari kecil hidupnya penuh perjuangan. Dia tidak pernah merasa kasih sayang kedua orangtuanya, tapi semangatnya tinggi dan jiwa nasionalisnya besar, serta menghargai jasa pahlawan," ungkap Yama Carlos yang menganggap cerita ini bisa menjadi inspirasi.


Sementara Rianty Cartwirght yang menjadi teman kuliah Satria adalah seorang gadis yang berasal dari keluarga yang ekonominya serba berkecukupan. Ada yang beda cuy, Rianti lebih agresif dalam memerankan Sekar. "Biasanya drama jadi cewek yang melow. Tapi kali ini jadi cewek yang agresif dan posesif. Beradu akting dengan Yama Carlos yang cool,"


Istri almarhum Arifin C Noer, Jajang berperan sebagai nenek dari Satria, namun cacat. "Film ini saya ambil karena memang Pancasilais sekali, NKRI, Merdeka!!!," tegas Jajang.


"Pluralisme penting sekali karena sekarang suasana bangsa kita agak kacau, masyarakat dipecah belah oleh masuknya teori-teori tak masuk akal" ucapnya.

Soal cinta cintaannya mana woiii, kalem cuy kalem, biar afdol monggo cek trailer filmnya aja, jangan pake skip yakkk langsung aja cekidot ke tkp.



Bagaimana, keren or mengecewakan? Tergantung selera dan pemikiran gansis semua dah hehehe Sebagai wong asli banyumas, yang jelas gw nganggep ini film keren dan bikin dunia perfileman indonesia makin berwarna. "jossepooorrrr" dan bikin bangga kita kita dari klan NGAPAK tentunya uhuiiii.. ilopyuseporeteee.

Sekian dan terima kasih.