Assalamualaikum wrwb
Senja yang begitu indah mengingatkanku kepada sebuah memory hangat dan manis untuk di ingat
Begitu juga syahdunya matahari ketika terbit memberikanku harapan untuk masa depan.
Masa depan yang akan menjadi milik kita.
Setiap aku memejamkan mataku maka yang pertama kali muncul adalah kamu, kemudian muncul lagi harapan untuk bisa melihatmu kembali
Ada rasa yang salah di sini. Aku sangat sadar bahwa ini adalah salah, hal ini ilegal, baik untukku dan juga untukmu.
Ingatkah kamu apa yang telah kita diskusikan di detik-detik akan presentasi laporan kegiatan saat itu ?
Aku mengingatnya dengan sangat detail. Di mulai dari aku meminta kontak whatsapp-mu untuk digabungkan di grup, lalu kamu mengaku belum sarapan hingga kau memuji cara presentasiku yang baik dibandingkan denganmu yang masih kurang jam terbang untuk presentasi. Aku mengingat setiap sudut ruangan itu dan setiap lekukan yang ada pada dirimu untuk ku bawa pulang ke rumah.
Lalu apakah kau mengingat apa yang terjadi ketika kita semua pulang ke bumi masing-masing ? Kamu menanyakan apakah aku mengingatmu? Bahkan aku bisa mengingat setiap pesan yang kau tanyakan kepadaku dan cara aku menjawabnya. Aku sungguh bisa menceritakannya kepadamu kembali jika kau mau.
Meski indah, tapi hatiku selalu menolak melakukannya, nuraniku menolak untuk bahagia, akal sehatku menolak dan membenci hatiku yang berbunga-bunga ketika membaca pesanmu yang mengatakan apa kabar ? sibuk apa ? dan pertanyaan-pertanyaan klasik lainnya.
Melalui surat yang sangat panjang ini aku ingin mengatakan kepadamu bahwa aku sengaja,
Aku sengaja menghapus kontakmu, cuek kepada pesan-pesanmu ketika mulai ingin bercanda, sengaja un-follow akun facebook dan dengan sangat sengaja menyibukkan diriku agar bisa melupakanmu.
Sebenarnya aku ingin sengaja untuk mendo'akanmu di setiap gelapnya malam, namun aku malu. Aku sangat malu kepada Rabb yang maha mengetahui, aku malu ketika Dia tahu aku begitu menginginkanmu namun lalai dengan kewajiban-kewajiban yang harus aku lakukan. Telah banyak keberkahan dan kebahagiaan hidup yang diberikan-Nya, dengan kelalaianku aku merasa bahwa kamu terlalu tinggi untuk ku Minta kepada-Nya. Belum lagi aku merasa Dia cemburu ketika aku lepas kendali dari hatiku yang mencuri untuk berbunga-bunga ketika melihat pesan whatsapp dari mu.
Aku telah mencoba segala usaha terbaikku untuk bisa melupakanmu, mengikhlaskanmu dan membiarkanmu sibuk dengan urusanmu sendiri. Aku akan mencoba memperbaiki diriku untuk bisa memiliki rindu yang halal dan berpahala kepadamu.
Meski terkadang aku lupa, aku membuka whatsapp-mu di grup untuk melihat gambarmu dan menanyakan kabarmu di grup agar hatiku tak terlalu merasa istimewa ketika kau balas pesanku.
Tapi terimakasih, terimakasih kau tidak membalas pesanku di grup yang ramai orang lain. Hal itu telah menamparku bahwa itu salah, tak layak kita saling bertukar kabar jika ada rasa yang tak halal dalam hati. Terimakasih telah berhenti menanyakan kabarku, telah berhenti mengintip status whatsappku dan menghentikan debaran jantung yang begitu cepat ini.
Aku pernah menyukaimu, tapi aku tahu itu terlarang dan mungkin akan menjauhkan diriku dari-Nya. Maka dengan segala kerelaan hati ku serahkan segalanya pada Sang Pembolak-balik hati. Jika kamu adalah orang yang tepat untuk ku rindui tak ada kemustahilan pahala merindukanmu ku peroleh.
Maka jika nanti surat ini sampai kepadamu dan engkau benar adalah rekan kerinduanku, segeralah sebrangi lautan dan jemput aku di pulau ini. Aku telah meninggalkan tanda agar kau bisa tiba di tempat ini. Semoga Allah selalu memberkahimu dan semakin mencintaimu sebagai hamba-Nya yang beriman.
Wassalamualaikum WRWB