pannotia.serverAvatar border
TS
pannotia.server
[LOVE LETTER 2] Surat Untuk Guru Yang Kupanggil Bapak




"Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa". Itulah kutipan yang sering aku dengar. Bagiku guru bukan hanya sekedar pengajar di sekolah, tetapi guru juga berperan sebagai pengajar di rumah baik sebagai bapak,ibu, abang, kakak bahkan adik.

Selamat pagi pak guru...,selamat siang pak guru..., itulah kata-kata sapaan akrab warga disekitar ketika menyapa mu setiap hari pak. Engkau adalah sosok Bapak yang mengabdikan diri sebagai guru sampai masa pensiunmu tiba. Tegas, disiplin dan teguh pada pendirian itulah prinsip yang engkau terapkan di setiap harinya.

Entah berapa kali aku memutar-mutar pena di tanganku ini dan mengingat-ingat masa yang telah berlalu. Andaikan waktu bisa di putar, akan kutulis semua momen hebat tentang bapak dan aku yang pernah kita lalui bersama.

Hai pak....

Masih ingatkah engkau ketika pagi itu? Engkau mengajakku ke kebun, dengan sebuah cangkul dan beberapa bibit durian, kita melangkahkan kaki menyusuri rerumputan yang masih ber embun. Disela-sela menanam, engkau berkata "kelak pohon ini akan berguna di saat engkau besar"

"Luar biasa"....itu sangat luar biasa pak...engkau telah memantapkanku untuk dapat melihat jauh kedepan tentang hidup ini. Membekali ku dengan nasehat-nasehat mu, mencari solusi dari pengalaman dan pengetahuan.

Hai Pak Guru...

Masih ingatkah bapak masa-masa pensiun bapak? Masa-masa dimana dua kali dalam sebulan bapak selalu melakukan pemeriksaan rutin kerumah sakit di kota. Masa dimana ayah mengunjungiku sepulang dari rumah sakit di kota yang sama tempat aku menuntut ilmu. Seperti biasanya, bapak akan menungguku di sebuah warung di dekat sekolahku hanya untuk sekedar mengajak jalan-jalan dan makan bersama menghabisakan hari itu sebelum kembali lagi ke kampung kita.

Hai pak
Masih ingatkah Bapak waktu kita berjalan di jalanan kota itu? Ya...engkau merangkul pundak ku sambil berjalan menuju sebuah tempat makan kesukaan mu. Kala itu pandangan orang-orang mengisyaratkan kalo kita lebih layak sebagai kakek dan cucu. Hal ini tidak lepas dari keriput di wajah yang semakin menua termakan usia. Sebelum pulang, bapak juga memberikanku sebuah kemeja lengan panjang warna merah maroon, dan sekarang kemeja itu masih aku simpan rapi sebagai kenangan terakhir dari bapak.

Hari-hari telah berlalu berganti menjadi bulan dan bulan berlalu berganti menjadi tahun. Dan, rencana Tuhan tak ada satupun yang tau apa yang akan terjadi hari ini ataupun esok hari.

Dan tak terasa sudah 8 tahun lebih, bapak telah meninggalkan kami dengan segudang kenangan indah. Tepat 20 Januari 2010 Ayah pergi untuk selamanya, pergi meninggalkan ibu, anak, menantu dan cucu serta para kerabat untuk selamanya.

Ikhlas, itulah yang bisa kami lakukan untuk kepergianmu, setelah sekian lama melawan penyakit yang mengerogoti tubuh kurus berbalut kulit yang sudah keriput. Aku melihat senyum terakhir dari raut wajahmu yang benar-benar ikhlas, sampai mata tertutup aku melihatnya untuk istirahat selamanya.

Mentari telah mulai tenggelam, cahaya yang berwarna orange dan kesejukan angin yang berhembus turut mengantarkan mu ke peristirahatan terakhir yang indah.

Kini telah delapan tahun aku berjalan memutar waktu maju kedepan. Banyak nasehat dan pengalaman darimu yang aku terapkan saat ini. Terima kasih pak atas didikannya, terima kasih pak atas pengalaman berharganya, terima kasih pak atas nasehat-nasehatnya.

Selamat jalan pak, semoga engkau bahagia di tempat barumu. Tempat yang kita yakini sebagai tempat paling indah. Dalam setiap doaku ada doa untuk mu pak di tempat terindah daripada dunia ini. Tenang lah bapak disana dan terima kasih semuanya pak.

Biarkanlah surat ini kutitipkan kepada angin yang berhembus. Surat yang kutulis dengan kata-kata seadanya. Semoga bapak berkenan membacanya.

Salam rindu dari anakmu

Aku lampirkan sebuah lagu kesukaan mu pak




swiitdebbyAvatar border
aldysadiAvatar border
tien212700Avatar border
tien212700 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
827
1
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan