geniusluckyAvatar border
TS
geniuslucky
[LOVE LETTER 2] Surat cinta untuk Ibu

(Sumber:http://malangtoday.net/)



Bojonegoro, 26 Desember 2016

Teruntuk,
Ibuku


Assalamualaikum ya Ibu. . .
Bagaimana kabar Ibu saat ini? Semoga Allah selalu melimpahkan kesehatan kepada Ibu. Sebagaimana doa-doa dari anakmu yang tak pernah ingin melihat Ibundanya dalam keadaan yang tidak sehat.

Ibu, mungkin ini hal yang baru bagimu karena melihatku menulis sebuah surat. Mungkin Ibu heran, mengapa bisa-bisanya aku menuliskan surat ini kepada Ibu? Iya Bu? Karena setahu Ibu, jangankan memegang pena dan kertas, membaca pun aku enggan. Meminta aku belajar saja, aku tak mau. Belajar itu membosankan, Ibu harus tahu bagaimana aku yang begitu tersiksa ketika menatap sekumpulan istilah asing atau rumus-rumus yang menyebalkan itu.

Ibu, tidak rajin belajar bukan berarti tidak bisa membuatkan sebuah surat untuk Ibundanya bukan? Meskipun aku tahu bahwa surat yang terukir dari jemariku ini nantinya tak sehebat dan tak semengagumkan karya para pujangga di luar sana. Setidaknya aku telah berusaha menulis surat ini, untuk Ibuku, yang selalu ku rindu.

Ibu, bagaimana memulainya? Aku bingung, tapi tenang saja, aku akan selesaikan ini. Pertama ingin sekali aku ucapkan terimakasihku padamu, yang telah mau merawatku hingga ku besar kini, dan telah menjadi seseorang yang paling menyayangi aku. Ibu, hadirmu merupakan anugerah terindah. Begitupun sebagai hadiah yang tak ternilai harganya, yang pernah Tuhan berikan untuk diriku ini. Betapa beruntungnya memiliki seorang Ibu yang penuh pengertian, memberikan segala kasih sayang dan perhatian teruntuk anak-anaknya. Tidak hanya aku, adikku juga pastinya akan merasakan hal yang sama sepertiku, merasa beruntung memiliki seorang Ibu sepertimu.

Ketika aku kecil, tak henti-hentinya Ibu membacakan dongeng-dongeng pengantar tidur. Dan semenjak aku semakin dewasa, aku tak pernah mendengarnya lagi. Aku tak menyalahkan Ibu, itu salahku yang begitu cepat dewasa. Membuatku tak pernah lekang dari kesIbukan yang menuntutku untuk mengabaikan waktu-waktuku bersama Ibu. Aku rindu, dan aku menikam semua rindu itu dengan teganya. Aku rindu pula di saat Ibu tengah memelukku, mengusap lembut rambutku, hingga aku tertidur. Tiada dekapan sehangat dekapanmu.

Ibu, pernah aku terpuruk. Saat di mana aku tersungkur karena persoalan remaja. Itu wajar, karena setiap orang pernah mengalaminya. Namun bukanlah hal yang biasa untukku saat itu. Pertama kalinya hati yang utuh harus dipecahkan dengan teganya seperti itu, sakit. Aku merasa seperti tengah berada di bawah lorong gelap, tak bercahaya. Tak tahu ke mana nanti aku akan pergi, tak satupun ada hal yang mampu menuntunku kala itu. Tapi Tuhan menunjukkan skenario indahnya. Tuhan mengirimmu di tengah masa keterpurukanku. Kau datang dalam bentuk pelita, menemaniku, menyinari jalan gelap di lorong itu. Saat itu engkaulah yang membuatku untuk tetap berjalan, hingga menemukan ujung di lorong itu Ibu. Ujung lorong yang mengantarkanku ke lembar baru, kosong. Setidaknya aku senang karena tak lagi ada goresan pahit yang mematahkan hatiku.

Begitu banyaknya jasa yang pernah engkau berikan, atau yang akan selalu engkau berikan. Bahkan ku akui bahwa diriku sendiri pun tak mampu membalas semua kasih sayang yang engkau berikan.

Ibu, maafkan aku bila selalu saja membuatmu marah, cemas, dan membuatmu merasa repot. Aku dengan kelabilanku, dan engkau dengan kedewasaanmu. Cukuplah kiranya aku menulis surat ini untukmu, Bu. Biarkan saja hal-hal yang lain aku simpan dalam loker ingatanku, tak kan terhapus, tak kan terbuang. Janganlah merasa bosan untuk menjadi sinar dalam setiap langkahku.


Penuh sayang,
Anakmu


tata604Avatar border
aldysadiAvatar border
aldysadi dan tata604 memberi reputasi
2
2.7K
2
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan