..nda..Avatar border
TS
..nda..
#CerpenReligi " Tajwid di Senja Ramadhan "


Spoiler for Ya Rahman ( Opening Sound ):




Sejak kecil bisa dibilang aku selalu active dalam kegiatan di masjid, dari mulai pengajian, lomba-lomba antar masjid bahkan sampai menjadi salah satu anggota ikatan remaja masjid di sekitar rumahku. Tapi itu semua aku lakukan saat aku masih SD sampai SMP saja. Setelah SMA semua berubah, entah dari mana mulanya, aku mulai malu jika harus hadir pengajian di masjid terdekat bukan karena aku merasa pintar tapi karena hanya aku saja yang paling tua disana, yang lainnya anak umur 3 tahun sampai SD kelas 6.

Hawa Ramadhan sudah tiba, aku selalu suka dengan bulan penuh kebaikan ini, semua umat islam berlomba-lomba meningkatkan ibadah mereka dibulan ini, di mulai dari subuh berjamaah, pengajian sore setiap ashar, buka Bersama di masjid setiap hari , shalat tarawih di masjid , Tadarus Bersama-sama , dan Iktikaf di masjid .

Malam pertama tarawih semua berbondong-bondong melangkah ke masjid menggunakan mukena bagi wanita dan baju koko, sarung serta kopiah untuk laki-laki. Aku selalu janjian dengan jamaah banat di sekitar rumahku untuk berangkat Bersama-sama, saling menjemput satu sama lain agar bisa berangkat Bersama-sama.

Quote:

 
Iyah emang enggak ada yang ngelarang, tapi malu kan kalau tua sendiri. Yaudah liat nanti aja“ sahutku
Shalat Tarawih 23 Rakaat sudah selesai jamaaah pun bubar pulang kerumah masing-masing, dan akhirnya aku dengan beberapa jamaah banat tetap di masjid untuk mengikuti tadarus al-qur’an yang selalu di laksanakan setiap malam setelah shalat tarawih.

Tadarus di tempat kami bukan di lepas tanpa guru pengajar, tapi yang menjadi imam saat itu maka dia juga akan jadi pengajar saat tadarus berjalan, jadi setiap hari pengajarnya akan berbeda. Ada yang hanya meluruskan saja saat bacannya ada yang salah dan ada yang sampai teliti dalam tajwid, membacanya hanya 3 ayat sisanya membahas tajwid dalam setiap bacaan yang di baca. Dan ini yang membuatku deg-degan, kalau bisa di ibaratkan ini seperti di kasih pertanyaan sama guru sekolah secara dadakan saat jam pelajarannya dimulai. Dan alhasil enggak bisa jawab dan malu pada diri sendiri, karena jujur saja aku belajar tajwid sudah lama sekali, untuk masalah idzhar , idgham , ikhfa, iqlab dan qalqalah aku masih ingat tapi untuk hukum bacaan mad aku lupa sama sekali.




Quote:


Ketika ada huruf alif ( ا ) letaknya sesudah huruf fathah atau ya’ sukun ( ي ) sesudah kasrah ( ―ِ ) atau wau ( و ) sesudah dhammah ( ―ُ ) maka dihukumi mad thabi’i . Mad artinya panjang , thabi’i artinya : biasa.
Cara kita membacanya harus panjang sampai dua harakat atau disebut satu alif contoh :
كتَا
بٌ - يَقُوْلُسمِيْعٌ

Aku buta sekali dalam hukum Mad, yang aku tau satu-satunya hanya “Mad Arid lis sukun”,
Mad arid lissukun adalah apabila ada mad thabii atau mad layin bertemu wakof (tempat berhenti) baik di akhir ayat maupun ditengah-tengah ayat. Maka cara membacanya adalah dipanjangkan 2, 4 atau 6 harokat (ketukan).
Contoh Bacaan Mad Arid Lissukun:

1. Ta'lamuuuuuun : َتَعْلَمُوْن
2. Mustaqiiiiiin: مُسْتقِيْم

Hanya itu yang aku tau untuk masalah hukum mad, sisanya tidak sama sekali, dan saat aku di berikan pertanyaan oleh guruku dan tidak bisa menjawab aku malu, malu pada diriku sendiri, karena ada ucapan “ngaji itu bukan saat bulan Ramadhan aja tapi harus tiap hari, kalau memang malu buat hadir di masjid, seenggaknya punya guru private yang bisa hadir kerumah, karena membaca al-qur’an itu tidak hanya di baca, tapi harus bisa Panjang pendeknya, dan harus tau hukumnya, karna beda pembacaan beda arti.


Quote:


Pulang dari tadarus besoknya aku langsung belajar hukum Mad. Dari yang termudah sampai yang tersusah, ah menurutku susah semua, tapi aku bertekad harus bisa, jadi kalau nanti tadarus yang ngajar guruku itu, dan saat aku di tanya aku bisa menjawabnya, dan bisa menjadi contoh untuk adek adeku yang lainnya saat tadarus.

3 hari aku terus belajar untuk menghafal dan mengerti hukm mad. Sampai akhirnya aku bisa mengerti hukum mad tersebut dengan benar dan saat waktunya guruku mengajar aku di berikan pertanyaan alhasil dengan sempurna aku bisa menjawab semuanya. Ada kebanggaan sendiri saat aku mengerti hukum bacaan dan bisa menjawabnya tanpa salah.

Aku menyadari dan mendapatkan pelajaran dari ucapan guruku kali ini saat tadarus, mungkin bisa di bilang seperti tamparan untuk diriku sendiri, belajar itu bukan hanya saat di bulan Ramadhan aja, tapi setiap hari, setiap saat, bukan harus di tegur dan malu dahulu baru mau belajar, tapi dibiasakan dari hari-hari, karena kalau belajar hanya saat bulan Ramadhan saja, di yakini bulan Ramadhan esok saat di tanyakan kembali kita sudah lupa.

Senja Ramadhan kali ini memberikan diriku banyak pelajaran yang merubah diriku dikit demi sedikit, dan menyadari bahwa belajar agama itu bukan hanya untuk anak kecil, tapi untuk semua umur. Hilangkan rasa malu, karena belajar saat umur berapapun tidak ada yang salah, yang salah itu ketika seseorang tidak ada rasa keinginan untuk belajar sama sekali tentang agama yang dia miliki.


Quote:



Diubah oleh ..nda.. 06-06-2018 09:05
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
1.3K
4
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan