Yah, benar sekali. Menulis memang bisa menghasikan pundi-pundi rupiah. Tidak percaya? Apakah Anda termasuk orang yang suka menulis? Atau malah lebih suka menangis?

Setiap orang yang berpendidikan mesti pernah melakukan ini: yaitu membaca dan menulis. Entah menulis apa saja ketika Anda masih duduk di bangku sekolah, atau bahkan ketika ada semacam tuntutan—yang memang harus dikerjakan di rumah—dengan kata lain ada (PR) yang diberikan guru semenjak Anda masih sekolah. Kasihan yah, yang tidak sekolah.

Lebih baik kita bernyanyi. Kok bernyanyi sih. Maaf ya bos, yang buat artikel ini separuh ngantuk.

Yuk, kita menulis. Dari pada galau. Hari gini galau. Ah miris sekali. Media sih sudah canggih. Tapi, Kenapa Anda ketinggalan kereta. Mending berkarya. Eits ! Jangan tersinggung ya, ini cuma bercanda. Okeh deh. Semisal Anda punya karya segeralah kirim tulisan Anda ke media: entah itu koran, majalah, atau website yang memang bersedia dan menerima tulisan Anda.

Ups! Bacanya jangan keburu-buru. Nanti cepat tua. Untuk email media, Anda bisa tunggu postingan saya selanjutnya—yang menerima naskah karya Anda. Artikel ini memang bertujuan: untuk mengapresiasi para penulis, cara menulis, dan cara menganalisis hingga benar-benar bisa mengirimkan naskahnya ke media. Apakah Anda punya karya berupa cerpen, puisi, artikel, esai, opini, resensi? Kalau punya, ngapain disimpan di laptop. Kirim saja kenapa. Hingga nantinya Anda bahagia dengan gaji (honorarium) yang diperoloh dari media (kalau dimuat). Mau uang? Mau tahu caranya? Simak baik-baik yah !

Berikut email media (majalah atau koran) yang menanti tulisan Anda: https://kask.us/iwKqX

Berikut tutorialnya:

Setiap penulis memang dituntut produktif dan aktif dalam berkarya. Terlebih jangan pesimis, apa lagi sering menangis. Semisal Anda tidak mengerti, Anda komen di sini. Saya tunggu keluhan Anda. Selamat mencoba. (q-g)


Saiful Bahri-Bungduwak