Hari ini, beberapa hari sebelum puasa tiba, siang teriknya mentari masih kujalani aktivitas seperti biasanya. Teriknya mentari yang terasa panas dan pengapnya jalanan di ibukota, setiap hari terus dilakukan secara rutin. Ditengah teriknya mentari daku berpikir semoga besok aku bisa menjalani ibadah puasa dengan lancar seperti di tahun sebelumnya.

Di tahun sebelumnya, secara jasmani, ibadah puasa bisa full. Walaupun secara amalan, belum lah tentu semua tanpa celana yang bisa membatalkan amalan puasa. Pernah ketika emosi dan marah marah dan rasanya mungkin saja amalan puasa hilang sehingga puasa diri ini hanyalah puasa menahan lapar dan haus saja. Tapi tetap daku lanjutkan puasa itu.

Hal yang menjadi pikiran ku saat itu adalah puasa fisik harus tetap kujalani, walaupun puasa batin dan hati atau perasaan sudah pecah tidak karuan. Di saat itu, ada 2 pemikiran yang berkecamuk dalam hati ini. Kedua pemikiran itu adalah sebagai berikut ini.
:
* Hei bib, ngapain kamu masih puasa. Sudahlah, ambil itu minum, sikat itu makanan. Puaskanlah dahaga. Lepaskanlah haus dan laparmu. Mengapa masih engkau tahan. Padahal amal puasamu sudah tidak ada lagi. Kamu baru saja marah marah.. sudahi saja puasamu itu...

Bisikan pemikiran ini berulang kali melintas dan membisikkan seruan bertubi. Bisikan ini hanyalah bayang bayang pikiran. Yang terus berupaya menghentikan puasa fisik setelah puasa hati dan ruhani, mungkin saja sudah tak berarti lagi.

* Bisikan berikutnya menyuarakan hal yang berbeda. Emang kamu yakin mau batalkan puasa fisik, setelah puasa hatimu rusak oleh amarah. Lalu, setelah membatalkan puasa fisik, coba pikirkan, apa yang kau dapatkan,?. Amalan bisa jadi sudah tidak ada kamu sudah kalah 1:0. Apa kamu yakin bib, mau menambah kekalahan menjadi 2:0, dengan membatalkan puasa jasmani mu. Coba deh pikirkan kembali..

Begitulah bisikan lain yang seakan bersuara dan berkecamuk dalam hati. Sejenak aku berpikir, iya juga nih. Kalah kan wajar aja, bisa terjadi, namanya juga kan manusia. Namun, saat ini aku masih punya kesempatan untuk menahan kekalahan agar tidak bertambah besar. Antara pemikiran ini dan pemikiran sebelumnya berkecamuk ria. Menggelegar mempengaruhi jiwa dan raga.

Kedua puasa ini terus berjalan di setiap hari selama menjalani ibadah. Selepas datangnya imsakiyah dan subuh berdendang menyambut mentari kedua puasa mulai berjalan.

Godaan pertama pasti bertubi menyerang puasa hati. Imajinasi, kondisi terkini dan setiap kejadian yang dialami seringkali menyulut emosi. Maka kekuatan menahan diri pribadi akan terasa amat di uji. Kesabaran hati, pengendalian diri, ini yang pertama akan terus di uji.

Bila kalah dalam kondisi puasa hati, maka yang berikutnya biasa daku alami adalah godaan dari jasmani. Ini pola yang berulang dan hampir selalu terjadi pada setiap menjalani ibadah puasa dalam keseharian. Termasuk di setiap tahunnya selama datangnya bulan penuh keberkahan di waktu ramadhan..

Nah ,, gambaran cerita pendek yang di tulis dengan tatanan bahasa seadanya yang mungkin Sulit di mengerti para pembaca kali ini, sementara di sudahi hingga di sini. Dalam update selanjutnya, InsyaAllah, akan di update cerita perasaan ku dalam keseharian menjalankan ibadah di bulan penuh keberkahan..

Selamat berlayar di lautan bulan penuh keberkahan. Ombak dan angin kencang akan menerpa kita semua. Semoga kita semua mampu mengarunginya dan mengalahkan derasnya ombak nafsu pribadi dan kencangnya angin ego dalam diri kita..

Pada kelanjutan cerita singkat harian , Rencananya akan di muat berbagai update kegiatan dan cerita lainnya seputar puasa, mudik dan lebaran gan di tahun 2018 ini.

Mudik, tradisi yang membudaya di negeri kita, setiap tahun tentunya menyematkan banyak cerita dan kenangan. Nah cerita menarik yang ada akan di muat kemungkinan pada update kelanjutan harian pada thread ini.

Lebaran 2018, yang tentunya menjadi garis finis kita untuk melalui waktu berputar kembali hingga menjelang puasa, mudik dan lebaran di tahun berikutnya, tentu banyak cerita singkat yang bisa juga di muat, dalam cerita singkat thread ini. Nantikan saja selanjutnya...