AboeyyAvatar border
TS
Aboeyy
Waspada! 5 Games Mobile ini Bisa Membentuk Karakter Anak


Beberapa waktu yang lalu, saya pulang dari Rapat Komite Sekolah. Ketika di halaman sekolah, terdengar seorang anak laki-laki berteriak-teriak memanggil temannya: “Hai, be*o, cepat sini! Dasar ban*sat, lambat amat, udah ditungguin dari tadi.” Saya menatap tajam ke arahnya dan memperhatikan raut wajahnya. Namun ia seolah-olah tidak melihat saya. Dilihat dari postur tubuhnya, sepertinya ia anak kelas III atau IV.

Sesaat kemudian, temannya datang menghampiri, lalu keduanya terlibat pembicaraan. Dari obrolan mereka, saya mengingat beberapa nama Games Mobile yang mereka sebut. Sepertinya mereka janjian untuk memainkan games tersebut setelah pulang sekolah nanti.

Sepanjang perjalanan pulang, saya berpikir. Apakah perilaku anak seusia itu, yang sudah bisa/terbiasa berkata-kata kasar, merupakan dampak dari games yang sering mereka mainkan? Jika ya, maka saya sebagai Ketua Komite Sekolah merasa prihatin dan berkewajiban untuk memberikan masukan bagi sekolah yang sedang menggalakkan Pendidikan Karakter, bagaimana mengatasi dampak Mobile Games terhadap peserta didik. Seperti sebelumnya, ketika Pokemon Go booming, pihak sekolah dengan cepat mengantisipasinya, sehingga wabah game itu tidak sempat menulari anak-anak.

Sesampai di rumah, saya langsung browsing Internet dengan keywords “dampak games mobile terhadap anak.” Dari hasil penelusuran tersebut, saya menemukan tulisan Vrisko Putra di Kompasiana dengan judul “Demam Gim Mobile Legends Pengaruhi Psikologi dan Mental Anak.” Vrisko menyimpulkan bahwa dampak game Mobile Legends adalah membuat anak kecanduan, bermental penakut serta bersifat tertutup. Sedangkan M. Albir Damara di Jurnalilmiah dengan judul “Dampak Game Terhadap Perkembangan Anak,” menyimpulkan bahwa game mobile dapat menyebabkan anak kurang bersosilisasi, menurunnya prestasi belajar, dan malas mengerjakan tugas sekolah.

Saya sendiri berasumsi bahwa dampak Games Mobile bukan sekedar membuat anak kecanduan, bersifat tertutup dan mempengaruhi aktivitas dan prestasi belajar saja. Tapi yang lebih parah adalah membentuk karakter anak yang kurang terpuji, seperti yang saya gambarkan di awal tulisan ini. Hal itu disebabkan ketika bermain mereka kadang emosi karena kalah, sehingga mengeluarkan kata-kata makian untuk meluapkan kekecewaannya. Jika hal ini terjadi terus menerus dalam waktu yang lama, akhirnya menjadi karakter tetap pada diri anak, bukan hanya dalam game, tapi juga pada kehidupan nyata sehari-hari.

Karena itu, seyogyanya games mobile ini juga ada penggolongan kategori. Jika dalam acara televisi ada jenis tayangan Bimbingan Orangtua (BO), Remaja (R), Dewasa (D), dan Anak-anak (A), harusnya dalam Games Mobile juga harus ada kategori seperti itu. Sebab Games lebih berpengaruh terhadap anak, ketimbang acara yang mereka tonton. Dalam Games, anak berperan langsung sebagai pemain, dan sangat menghayati jalannya permainan, sehingga sangat berpengaruh terhadap emosi dan watak anak.

Dari penelusuran saya, setidaknya terdapat 5 games yang sering dimainkan anak-anak, namun tidak terbatas pada games ini saja, yang dapat merusak karakter anak karena mengandung Unsur Kekerasan, sehingga perlu adanya bimbingan orangtua. Kelima games tersebut adalah:

1. Mobile Legends
Spoiler for ML:

2. Clash of Clans
Spoiler for CoC:

3. Rules of Survival
Spoiler for RoS:

4. Toram Online MMORPG
Spoiler for Toram:

5. PUBG Mobile
Spoiler for PUBGM:


Itulah contoh 5 Games Mobile yang perlu bimbingan orangtua saat dimainkan oleh anak-anak, khususnya yang masih Sekolah Dasar, sebab bisa membentuk karakter yang tidak baik bagi anak.(*)

Spoiler for Referensi:
Diubah oleh Aboeyy 11-04-2018 11:10
0
1.4K
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan