Budi daya ikan merupakan salah satu usaha yang menjanjikan keuntungan. Jenis ikan yang satu ini memiliki banyak penggemar, terutama bagi orang-orang yang hobi mengonsumsi ikan bakar. Bisnis ini tidak akan mati karena tingkat konsumsi ikan di Indonesia terus meningkat tiap harinya.

Prospek bisnisnya yang menguntungkan membuat masyarakat terpincut untuk menekuni usaha budi daya ikan. Salah satunya yang marak digeluti masyarakat adalah ikan tawar seperti mujair. Ikan untuk konsumsi ini memiliki ciri badan berbentuk pipih hitam, abu-abu, atau cokelat. Asal mula nama ikan yang konon berasal dari perairan Afrika ini cukup unik. Ikan ini dinamakan Mujair karena orang pertama yang menemukannya yakni Bapak Mujair di muara Sungai Serang Blitar, Jawa Timur, pada 1939.

Jenis ikan yang satu ini memiliki banyak penggemar, terutama bagi orang-orang yang hobi mengonsumsi ikan bakar. Ikan bakar mujair menjadi salah satu menu utama setiap pondok makan atau lesehan yang berada di hampir seluruh rumah makan di nusantara.



Teknik Budi Daya Ikan Mujair
Jika dilihat, pertumbuhan mujair relatif cepat. Hal ini tentu saja bagus untuk usaha budi daya. Meskipun demikian, percepatan pertumbuhannya akan berkurang setalah ikan ini tumbuh dewasa, sedangkan panjang mujair bisa mencapai 40 cm. Budi daya mujair bisa dilakukan dengan banyak alternatif. Jika terkendala lahan ataupun modal yang minim, budi dayanya bisa dilakukan menggunakan kolam terpal. Mujair dapat tumbuh normal jika lokasi pemeliharaan berada pada ketinggian sekitar 150-1000 mdpl. Selain itu, sarana air harus dalam kondisi bersih dan tidak keruh atau tercemar limbah.

Jenis ikan yang satu ini dapat berkembang dengan baik jika kondisi air dalam kolam terus mengalir. Sebab itu, jangan lupa dibuatkan saluran keluar-masuk air dengan suhu air berkisar 20-25 derajat Celsius. Sebelum melakukan budi daya, perlu dilakukan penyiapan media pemeliharaan seperti pengeringan kolam. Lalu lakukan pengapuran yang berfungsi untuk memberantas hama dan ikan-ikan liar. Tidak hanya tanaman yang membutuhkan pemupukan, tetapi budi daya mujair pun membutuhkan proses tersebut. Ini bertujuan agar produktivitas kolam menjadi meningkat dengan merangsang pertumbuhan makanan alami sebanyak-banyaknya. Tidak hanya itu, pupuk yang biasa digunakan adalah pupuk kandang.

Nah, jika produktivitas dan kesuburan kolam makin lama makin berkuran maka bisa diberikan makanan tambahan untuk ikan, seperti tepung ikan sebesar 25%, tepung kopra 10%, dan dedak halus sebesar 65%. Dari bahan itu komposisi ini digunakan jika usaha budi daya dilakukan secara komersial.

Tidak hanya itu, sebagai alternatif guna meningkatkan produktivitas, dapat juga diberi makanan berupa pelet dengan kadar protein yang sedang. Dengan pakan yang cukup maka pertumbuhan ikan mujair akan berlangsung cepat dan pada akhirnya pembudidayanya cair. Cair uangnya.