Perang dunia pertama berakhir pada tahun 1918 dan memakan banyak korban jiwa. Setelah peperangan ini berakhir muncul masalah baru untuk dunia global yaitu adanya penyakit Flu yang menyerang sebagian besar umat manusia.

Penyakit flu ini dikenal dengan Spaniash influenza atau ada juga yang menyebutnya sebagai black flu. Selama satu tahun penyakit ini telah menginefksi 1 dari 3 orang di muka bumi. Sekitar 5% dari populasi manusia saat itu meninggal oleh penyakit flu ini.

Fakta di atas sudah dapat menggambarkan betapa mengerikannya wabah penyakit flu saat itu. Kejadian ini dapat dikatakan sebagai “pembantaian” terbesar oleh sebuah penyakit. Bahkan di beberapa negara, mereka sampai kesulitan dalam menyediakan peti mati karena tingginya angka kematian.

Penyakit flu yang meneror seantero bumi itu disebut sebagai Spanish flu. Sebenarnya penyakit ini bukan berasal dari Spanyol, tetapi nama Spanyol diambil karena banyaknya liputan tentang pandemic , berasal dari negeri Matador ini.

Spanyol sendiri merupakan negara netral saat perang dunia pertama terjadi sehingga memberitakan masalah selain perang menjadi hal wajar bagi mereka. Berbeda dengan Jerman atau Inggris Raya misalnya yang terlibat langsung dalam peperangan. Mereka tidak begitu tertarik dalam memberitakan masalah penyakit Influenza ini. Selain karena fokus dalam peperangan, mengabarkan sebuah pandemic dalam negara meraka, dapat memberi keuntungan bagi musuh dan juga dapat membuat musuh lebih percaya diri.

Lalu berasal dari mana penyakit ini?

Menurut Dr Short dari University of Queensland, wabah ini kemungkinan berasal dari Kansas, US dan disebarkan ke suluruh dunia oleh para tentara US. Akan tetapi banyak juga yang berpendapat bahwa wabah ini dapat berasal dari Prancis, Inggris, atau China.

Flu terjadi setiap tahun, kenapa flu saat itu sangat mematikan?

Flu musiman yang terjadi setiap tahun berbeda dengan flu pandemic saat itu. Flu musiman terjadi secara konstan dan tubuh kita semakin terbiasa dengan flu tersebut yang mengakibatkan level imun kita semakin tinggi sehingga flu tersebut menjadi tidak berbahaya. Akan tetapi, flu secara pandemic terjadi saat ada virus flu baru yang menyerang. Tentu saja tubuh kita belum siap untuk mengatasi virus baru ini sehingga perlu penanganan medis yang tidak sama. Dengan jumlah orang tertular sangat masif tentu akan menyulitkan para tim medis dalam menangani penyakit baru ini.

Virus baru dapat terbentuk saat virus tersebut bermutasi dari yang awalnya berasal dari unggas atau babi lalu berpindah ke mansuia. Virus tersebut menyesuaikan diri dan bermutasi agar dapat tetap hidup di tubuh manusia.

Sebuah pandemic tepat setelah perang usai sangatlah mengerikan. Hal ini menyebabkan kepanikan secara masif. Di US saat itu, mereka mengabarkan bahwa flu ini adalah flu biasa dan tak perlu dikhawatirkan secara berlebihan.

Akan tetapi faktanya banyak orang yang melihat dengan mata kepala mereka sendiri bahwa orang yang mereka sayangi dan tetangga mereka harus meninggal dengan gejala yang mengerikan. Gejala tersebut seperti keluarnya darah di hidung, mulut, telingga, bahkan mata. Sehingga para penduduk saat itu tidak percaya dengan pemberitaan yang ada dan terjadilah kepanikan dan teror saat itu.
Dalam kasus lainnya, terdapat penderita flu yang harus meninggal karena kelaparan. Hal ini disebabkan oleh keluaraga atau tetangga mereka yang ketakutan untuk membawakan mereka makanan.

Di Australia sekitar 12.000 orang meninggal karena penyakit ini di akhir tahun 1919 dengan Sydney menjadi kota paling banyak terjangkit. Pada tahun-tahun itu banyak orang yang selalu memakai masker dalam keseharian mereka. Lalu dilakukan juga pembersihan lingkungan secra besar-besaran.