POSTER PERTUNJUKAN MENJADI KOLEKSI YANG PENUH NILAI SEJARAH
TS
az.freak
POSTER PERTUNJUKAN MENJADI KOLEKSI YANG PENUH NILAI SEJARAH
Salam sejahtera untuk kita semua Agan dan Sista sekalian.
Menurut KBBI Online Arti Kata, Koleksi/ko·lek·si/ /koléksi/ n1 kumpulan (gambar, benda bersejarah, lukisan, dan sebagainya) yang sering dikaitkan dengan minat atau hobi objek (yang lengkap); 2 kumpulan yang berhubungan dengan studi penelitian; 3 cara dan sebagainya mengumpulkan gambar, benda bersejarah, lukisan, objek penelitian, dan sebagainya;
Itu artinya, koleksi dapat dikatakan sebagai benda kesayangan atau benda yang memiliki nilai sejarah tersendiri bagi si pemiliknya. Kebanyakan orang akan mengoleksi benda-benda yang menjadi hobi dari aktivitas yang digelutinya, semisal bagi mereka yang suka riding, ada kemungkinan untuk mengoleksi mainan otomotif, atau merek yang suka dengan film-film akan mengoleksi action figure dari tokoh film yang dibintanginya. Nah kali ini ane akan sedikit berbagi kepada agan dan sista sekalian mengenai koleksi ane yang mungkin hanya orang-orang pecinta seni atau aktivitas dunia teater yang suka mengoleksinya. Ya! koleksi yang ane punya adalah POSTER PERTUNJUKAN, mungkin sedikit asing, tapi sebenarnya bagi mereka yang bergelut di dunia teater hal ini menjadi hal yang wajib dimiliki.
Langsung aja gan sis, ini dia beberapa sample koleksi poster yang menurut ane memiliki nilai sejarah luar biasa.
Spoiler for Poster 1:
Pementasan Lakon "Digugu dan Ditiru"
Poster pertama ini adalah poster pementasan dalam rangka ulang tahun yang ke-20 dari komunitas teater ane, yang sampai sekarang masih aktif melakukan proses pertunjukan. Pementasan "Digugu dan Ditiru" karya Gugum Oktariansyah ini menceritakan bagaimana sebenarnya kebobrokan dunia pendidikan yang selama ini secara tidak sadar seorang murid terkurung dalam sebuah penjara yang lebih familiar diakatakan sebagai "Sistem Pendidikan". Kita semua yang mengenyam pendidikan seolah terlena dengan apa yang diberikan oleh para guru, padahal pada nyatanya, kita tidak bisa menelan mentah-mentah apa yang dikatakan si guru ini. Guru adalah sosok yang patut untuk digugu dan ditiru, tapi nyatanya hal tersebut banyak yang menyimpang. Nah di pementasan ini ane berperan ganda, selain menjadi murid, ane juga berperan di belakang panggung menemani sutradara kemana pun pergi.
Spoiler for Poster 2:
Pementasan Lakon "Awal dan Mira"
Poster kedua ini adalah dari pementasan yang paling ane banggakan, karena untuk pertama kalinya ane bisa memimpin sebuah pertunjukan dengan orang-orang yang benar-benar baru dalam dunia seni peran. Ini adalah tugas akhir dari sebuah mata kuliah ketika ane kuliah beberapa tahun yang lalu. Lakon "Awal dan Mira" ini merupakan karya dari seorang sastrawan yang begitu ane idolakan yakni Utuy Tatang Sontani, namanya memang jarang terdengar, tidak setenar Pramoedya, Buya Hamka atau yang lainnya. Tapi jika dibaca karya-karyanya, kita akan terbawa ke dalam denyut nadi cerita tersebut yang dibawakan secara realis. Pementasan ini berlatar pada tahun 1956 yang menceritakan seorang laki-laki yang begitu mendambakan seorang wanita bernama Mira yang tiap harinya hanya bisa menjaga warung kopi. Hingga pada akhirnya Awal mengetahui mengapa Mira tidak bisa keluar dari warung dan tidak bisa diajak bicara di luar barang selangkah dari warungnya dikarenakan kecacatan fisik yang dimiliki Mira. Namun jauh sebelum itu, tiap laki-laki terus berdatangan untuk sekadar mencari hiburan di warung Mira dengan melihat parasnya yang cantik.
Pada pementasan ini, ane bersama teman-teman memberanikan diri untuk menyajikan sebuah pementasan dengan panggung Arena yang mana penonton bisa menyatu dengan para pemain tanpa adanya batas pemisah antara panggung dan kursi penonton.
Spoiler for Poster 3:
Pementasan Lakon "Satu Bangku Dua Laki-Laki"
Poster yang ketiga ini adalah buah dari anak-anak kebanggaan ane, para pemain dan tim produksinya adalah anak-anak SMA. Pementasan ini dilaksanakan dalam rangka mengikuti Festival Teater Pelajar yang tiap tahunnya rutin digelar oleh INDRAJA (Ikatan Drama Jakarta Barat). Ane bersama teman-teman Quantum Teater membawakan lakon realis berjudul "Satu Bangku Dua Laki-laki" yang dalam ceritanya mengisahkan bagaimana sosok laki-laki yang memiliki permasalahan hidupnya masing-masing. Laki pertama adalah seorang paruh baya yang sudah memiliki banyak penyakit yang sudah banyak memakan asam garam dalam hidupnya, sementara Laki kedua adalah seorang pria yang belum lama menikah yang memiliki segudang permasalahan rumah tangga dari gaji yang pas-pasan hingga memiliki istri yang terlalu boros berbelanja. Perjuangan pementasan ini sangatlah pelik dari mulai perizinan murid dengan sekolah sampai aktor-aktor yang masih belia yang masih terombang-aming untuk konsistensi di dunia pementasan teater.
Spoiler for Poster 4:
Pementasan Lakon "Ben Go Tun"
Poster yang keempat ini adalah poster pementasan ane yang terakhir saat kuliah sekaligus menjadi pementasan yang paling melelahkan buat ane. Lakon ini dibawakan sebanyak 4 kali dan ane berperan sebagai sosok yang memiliki penyakit ayan, dan dalam satu pementasan adegan ayan ane harus kumat sebanyak 3 kali, itu artinya 12 kali ane harus ayan di atas panggung. Ini adalah pementasan luar biasa, karena selain menjadi aktor ane juga bertanggung jawab atas properti yang digunakan. Dalam pementasan ini, teater ane menyuguhkan setting sebuah warung yang disampingnya terdapat rumah mewah pada kisaran tahun 1977. Lakon ini dipentaskan sebagai bentuk perayaan ulang tahun Teater Zat di TIM, dan selanjutnya dipentaskan sebagai kegiatan Goes to School yakni ke SMP Labschool dan Global Mandiri. Lakon ini menceritakan bagaimana bentuk intrik-intrik yang ada pada masanya yang mana pengakuan akan sejarah menjadi didamba-dambakan. Media menjadi alat yang paling ampuh untuk menyebarkan berita dan sebagai alat saling memanfaatkan. Ya sampai hari ini pun masih terjadi.
Itu dia gan 4 dari sekian banyaknya poster yang ane punya, itu adalah 4 pementasan yang memiliki cerita luar biasa. Ada satu pementasan yang ane kagumin lagi tapi sayang posternya sobek dan entah kemana, pementasan tersebut adalah parade Utuy Tatang Sontani dan ane membawakan judul Keluarga Wangsa. Mungkin nanti akan ane update disini kalo nemu soft file-nya.
... Selesai ...
az.freak
Thread ini bersumber dari hati kebanggaan akan sebuah proses pertunjukan teater.