- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Kisah Anak Albino Asal Ciburuy Hampir Mogok Sekolah, STOP Bullying
TS
akbareggy
Kisah Anak Albino Asal Ciburuy Hampir Mogok Sekolah, STOP Bullying
Yah kasus bullying memang bukan menjadi rahasia umum lagi di kancah dunia shinobi. Dalam serial Naruto, tokoh utamanya pun mengalami hal tersebut. Bullying sendiri secara harfiah memiliki pengertian suatu bentuk perilaku agresif yang diwujudkan dengan perlakuan secara tidak sopan dan penggunaan kekerasan atau paksaan untuk mempengaruhi orang lain, yang dilakukan secara berulang atau berpotensi untuk terulang, dan melibatkan ketidakseimbangan kekuatan dan/atau kekuasaan.
Bertepatan tanggal 16 Juli kemarin, menjadi hari spesial bahkan ditunggu-tunggu oleh siswa-siswa seluruh Indonesia untuk kembali bersekolah hehe. Setelah libur panjang hampir sebulanan lamanya. Namun dibalik itu semua ada kisah tidak mengenakkan bagi dunia pendidikan kita.
Kisah Dewi Resmana remaja 13 tahun, salah seorang anak albino di Kampung Ciburuy, nyaris mogok sekolah. Gara-garanya, siswi kelas II SMP Persada Ciburuy itu sering diejek teman-temannya sebagai anak bule.
Albinisme atau albino adalah kelainan keturunan yang ditandai dengan berkurangnya produksi melanin (pigmen yang memberi warna pada kulit, rambut dan mata) sepenuhnya atau sebagian. Sebagai hasilnya, orang dengan albinisme atau yang sering disebut orang albino memiliki rambut, kulit, dan mata dengan warna yang terang atau tidak berwarna. Perbedaan ini membuat mereka terisolasi secara sosial atau mengalami diskriminasi.
Dewi pun sempat beberapa hari tidak masuk sekolah. Ia akhirnya mau bersekolah lagi setelah gurunya menjamin tidak akan ada temannya yang mem-bully lagi.
Dewi yang merupakan anak sulung dari Nana Suryana, juru kunci Kabuyutan Ciburuy (semacam rumah adat di Kampung Ciburuy). Nana memiliki dua anak albino. Selain Dewi, Jajang Gunawan, adiknya yang masih 2,5 tahun, juga memiliki kelainan genetik itu. Padahal, Nana dan istrinya, Siti Rohmah, normal.
Sekedar informasi, kampung Ciburuy memang dikenal sebagai kampung albino atau kampung bule. Orang Garut menyebutnya Sunda Walanda, orang Sunda yang mempunyai warna kulit mirip orang Belanda, yakni putih pucat. Albino merupakan kelainan bawaan hipopigmentasi yang dikarakterisasikan oleh kurangnya pigmen melanin pada mata, kulit, dan rambut.
Di Ciburuy saat ini terdapat sembilan warga albino. Konon, kelainan itu ada sejak zaman nenek moyang mereka berabad lalu. Angka preferensi albino di Ciburuy termasuk tertinggi di Indonesia. Preferensinya 1:178 orang, dengan jumlah penduduk Ciburuy sekitar 1.600 jiwa.
Dilansir dari liputan6 (17/07/2018), Orang tua Dewi Resmana menjelaskan penyebabnya karena ia memang satu-satunya siswa albino di sekolah. Mungkin karena merasa berbeda sendiri, dia kemudian menarik diri dari pergaulan. Dia juga cenderung pendiam.
Orang tuanya pun sempat merasa kesal sehingga mencegat anak-anak yang mengejek Dewi selepas ia pulang sekolah.
Akibat dari pembullyian ini sangat luar biasa sekali. Mengganggu kejiwaan anak yang seharusnya mengalami kebahagiaan di sekolah malah merasa terbebani. Mengubah sifat mereka yang awalnya ceria menjadi pendiam. Mengubah mereka tidak percaya diri lagi, ini berakibat fatal terhadap masa depannya kelak jika ia tidak mampu mengatasinya. Bahkan yang lebih parah, Pembullyan dapat menjadi tradisi yang WAJIB ada. Maka dari itu bahaya sekali penyakit pembullyan ini, seakan-akan ia menulari ke genarasi selanjutnya.
Siapa lagi yang menghentikkan ini? kalo bukan kita semua yang sadar dan menyadarkan mereka pelaku pembullyan. Dan untuk orang tua selalu awasi dan pantau setiap perubahan perilaku si anak. Apalagi tahun ini, menjadi tahun pertama buah hati anak masuk sekolah atau naik ke tingkat pendidikan lebih tinggi.
Sumber data : Liputan6
Sumber : Opini Pribadi
"SAY NO TO BULLYING"
Bertepatan tanggal 16 Juli kemarin, menjadi hari spesial bahkan ditunggu-tunggu oleh siswa-siswa seluruh Indonesia untuk kembali bersekolah hehe. Setelah libur panjang hampir sebulanan lamanya. Namun dibalik itu semua ada kisah tidak mengenakkan bagi dunia pendidikan kita.
Quote:
Image : Liputan6
Kisah Dewi Resmana remaja 13 tahun, salah seorang anak albino di Kampung Ciburuy, nyaris mogok sekolah. Gara-garanya, siswi kelas II SMP Persada Ciburuy itu sering diejek teman-temannya sebagai anak bule.
Albinisme atau albino adalah kelainan keturunan yang ditandai dengan berkurangnya produksi melanin (pigmen yang memberi warna pada kulit, rambut dan mata) sepenuhnya atau sebagian. Sebagai hasilnya, orang dengan albinisme atau yang sering disebut orang albino memiliki rambut, kulit, dan mata dengan warna yang terang atau tidak berwarna. Perbedaan ini membuat mereka terisolasi secara sosial atau mengalami diskriminasi.
Dewi pun sempat beberapa hari tidak masuk sekolah. Ia akhirnya mau bersekolah lagi setelah gurunya menjamin tidak akan ada temannya yang mem-bully lagi.
Dewi yang merupakan anak sulung dari Nana Suryana, juru kunci Kabuyutan Ciburuy (semacam rumah adat di Kampung Ciburuy). Nana memiliki dua anak albino. Selain Dewi, Jajang Gunawan, adiknya yang masih 2,5 tahun, juga memiliki kelainan genetik itu. Padahal, Nana dan istrinya, Siti Rohmah, normal.
Sekedar informasi, kampung Ciburuy memang dikenal sebagai kampung albino atau kampung bule. Orang Garut menyebutnya Sunda Walanda, orang Sunda yang mempunyai warna kulit mirip orang Belanda, yakni putih pucat. Albino merupakan kelainan bawaan hipopigmentasi yang dikarakterisasikan oleh kurangnya pigmen melanin pada mata, kulit, dan rambut.
Di Ciburuy saat ini terdapat sembilan warga albino. Konon, kelainan itu ada sejak zaman nenek moyang mereka berabad lalu. Angka preferensi albino di Ciburuy termasuk tertinggi di Indonesia. Preferensinya 1:178 orang, dengan jumlah penduduk Ciburuy sekitar 1.600 jiwa.
Dilansir dari liputan6 (17/07/2018), Orang tua Dewi Resmana menjelaskan penyebabnya karena ia memang satu-satunya siswa albino di sekolah. Mungkin karena merasa berbeda sendiri, dia kemudian menarik diri dari pergaulan. Dia juga cenderung pendiam.
Orang tuanya pun sempat merasa kesal sehingga mencegat anak-anak yang mengejek Dewi selepas ia pulang sekolah.
Image : Pixebay
Akibat dari pembullyian ini sangat luar biasa sekali. Mengganggu kejiwaan anak yang seharusnya mengalami kebahagiaan di sekolah malah merasa terbebani. Mengubah sifat mereka yang awalnya ceria menjadi pendiam. Mengubah mereka tidak percaya diri lagi, ini berakibat fatal terhadap masa depannya kelak jika ia tidak mampu mengatasinya. Bahkan yang lebih parah, Pembullyan dapat menjadi tradisi yang WAJIB ada. Maka dari itu bahaya sekali penyakit pembullyan ini, seakan-akan ia menulari ke genarasi selanjutnya.
Siapa lagi yang menghentikkan ini? kalo bukan kita semua yang sadar dan menyadarkan mereka pelaku pembullyan. Dan untuk orang tua selalu awasi dan pantau setiap perubahan perilaku si anak. Apalagi tahun ini, menjadi tahun pertama buah hati anak masuk sekolah atau naik ke tingkat pendidikan lebih tinggi.
Sumber data : Liputan6
Sumber : Opini Pribadi
"SAY NO TO BULLYING" 0
4.3K
28
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan