arai01Avatar border
TS
arai01
Fanservice dalam Anime, Good or Bad?
Jika agan sering melanglang buana dalam dunia peranimean, mungkin agan tau beberapa anime yang mengusung fan service dalam ceritanya. Berbicara sebagai seorang fan dan seorang critic, fan service ini merupakan hal yang cukup sensitif, khususnya kalau berkaitan dengan fans di Indonesia yang masih kental dengan kearifan budaya. Enggak dapat dipungkiri juga bahwa terdapat beberapa seri yang secara jujur menyebut dirinya merupakan anime yang memiliki banyak konten dewasa, dan kadang menjadi cap atau meme yang mewakili semua seri anime, bahwa anime itu selalu membawa tema dan visual yang vulgar, dan akan berimbas kepada anggapan negatif atas kaum otaku yang menikmatinya. Generalisasi yang dipaksakan seperti inilah yang paling sering ane temui baik di lingkup offline maupun di online. Lalu sebenarnya apa sih definisi dari fan service itu sendiri?


Menurut ANN, fan service adalah tindakan penambahan konten yang tidak memiliki relevansi secara langsung terhadap cerita atau perkembangan karakter di dalam anime (atau manga) yang bertujuan untuk menyenangkan penggemar. Bentuk paling umum dari suatu fan service yaitu pakaian yang minim, pose yang menggoda, maupun lainnya yang sejenis (panty shot).

Disitu ditekankan, bahwa fan service memiliki tujuan utama menyenangkan penggemar, dengan bentuk yang berbeda-beda. Jadi fan service tidaklah harus berbau seksual. Dalam anime yang bertema mecha, para fans pun dapat mendapat kepuasan dengan menonton transformasi robot raksasa yang menggelegar. Juga dalam seri magical girls, fans dapat menyaksikan transformasi para gadis yang menggunakan sihir untuk berubah menjadi magical girls. Itu merupakan bentuk lain dari fan service. Ane aja waktu menonton Holy Quintet-nya Madoka Magica Rebellion sampe kegirangan kokemoticon-Big Grin.



Kembali ke topik. Fan service itu sama sekali berbeda dengan adegan vulgar yang dipakai sebagai elemen penting dalam suatu plot, secara fan service itu tujuannya hanya untuk menyenangkan penggemar. dan memberikan apa yang para fans (sebagian) harapkan. Fan service seperti ini cocok untuk anime romcom macem Haganai dan Haruhi, karena anime-anime seperti itu masih masuk akal jika tiba-tiba ada episode pemandian umum, maupun adegan pantai. Namun yang bikin heran yaitu jika ada anime aksi yang serius, lalu membawa fan service yang tidak diperlukan, nah itu yang kadang memberikan rasa cringe bagi penonton. The art of fan serviceinilah yang menjadi pertimbangan apakah fan service itu masih bisa ditoleran, atau malah membuat kesan negatif untuk penonton. Merangkum dari ANN (lagi), setidaknya ada 5 langkah suatu fan service bisa menjadi lebih baik, yaitu:

1. Konsisten
Quote:


2. Bukan Sebagai Alasan kalau Ceritanya Gak Bagus
Quote:


3. Tau Caranya Menggambar Tubuh Manusia
Quote:


4. Tidak Berlebihan dan Dibuat Sebaik Mungkin
Quote:


5. But, It's Okay to be Over The Top
Quote:


Censorship and Bluray Release
Ane enggak tau banyak sih mengenai teknik penyensoran, namun ane denger hal ini memang diatur dalam Article 175 of The Criminal Code of Japan yang menuntut adanya penyensoran di area genital dan obyek tentakel. Untuk anime yang ditayangkan di TV, sudah menjadi hal umum jika banyak sinar dewa, mosaik, maupun blok-blok untuk menutupi body parts yang terlalu sensitif untuk dikonsumsi bagi masyarakat awam. Penyensoran yang terkesan lucu, dipaksakan, maupun dengan cara cerdas dapat ditemui. Namun studio animasi kadang melepaskan sensor dalam rilis Bluray-nya, karena memang untuk koleksi para fans sejati. Untuk kasusnya Nisekoi, ane kok heran rilis bluray-nya malah punya sensor yang lebih tebel ya?

Perbandingan Nisekoi versi TV (kiri) dan Bluray (kanan)


Final Thoughts
Keberadaan fan service ibarat pedang bermata dua, bisa menjadi nilai plus, maupun nilai minus. Namun bagi para fans anime hendaklah menonton anime dengan pemikiran terbuka. Kalo memang menemukan fan service, sikapilah secara bijak, dan jangan memperlihatkannya kepada para normies yang terlalu sensitif sama hal seperti ini. Kesalahan terletak bukan pada animenya, namun ada pada para penontonnya yang kerap menggembar-gemborkan fan service sehingga menjadi hal yang mainstream dan memunculkan anggapan negatif. Bagi yang gak doyan sama sekali dengan fan service, masih banyak kok anime yang bebas dari elemen tersebut. Cari aja yang enggak ada rating Mild Nudity-nya. Seperti kata orang bijak, semua hal punya sisi positif dan negatif, dan anime pun begitu. Ambil sisi positifnya, entertainment value-nya, dan buang sisi negatifnya. Paling enggak kalo emang sudah menjadi selera, simpanlah sendiri-sendiri dalam lingkup sosial yang relevan. Dan untuk para normies, enggak usah berlaku sok alim dan sembarang memberikan cap kepada orang lain beserta hobinya. Hormatilah satu sama lain karena manusia itu mempunyai bermacam-macam karakter yang enggak kita tahu, apalagi di forum online seperti ini.

Sekian trit kali ini. Semoga dapat meluruskan apa yang belum lurus. Mohon maaf kalau ada kekurangan. Monggo para suhu barangkali ada tambahan dan perbaikan. Terima kasih.
El. Psy. Congroo.


Quote:
Diubah oleh arai01 01-02-2019 15:22
penyukabiruAvatar border
delakeAvatar border
nona212Avatar border
nona212 dan 21 lainnya memberi reputasi
22
26.3K
128
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan