Siapa sih orang yang gak takut sama hantu, GanSis? Ya, mungkin ada sih beberapa di antara mereka yang jadi praktisi supranatural begitu. Namun fakta uniknya, banyak orang yang takut sama hantu tetapi suka menonton film horror. Unik kan? Mungkin salah satunya GanSis juga ya.

Pengalaman pribadi, menonton film horror sama temen penakut. Pengen nonton tapi pas dateng hantunya, mukanya ditutupin bantal, GanSis.

Nah, kali ini ane mau ngajak bernostalgia tentang film horror GanSis. Ini berangkat dari rasa haus ane tentang film horror yang akhir-akhir ini menurut pendapat pribadi tak sebegitu mengejutkan seperti film satu ini. Entah kenapa GanSis, rasanya sampai sekarang belum bisa move on dari film horror asia ini. GanSis ada yang mau nebak gak? The Eye? Bukan. The Ring? Bukan. Audition? Bukan juga. Ju-On? Masih Bukan, GanSis. "Terus apa sih, lama amat nyebutin judul film doank!" Kata GanSis dalam hati. Ya kan?

Yaudah GanSis, ane bilang. Shutter, GanSis. "Ah udah pernah." Jangan bilang gitu dulu GanSis. Film yang dirilis tahun 2004 ini begitu menancapkan memori di kepala ane sebagai penikmat film, meskipun sebetulnya ane bukanlah penggemar film horror berbasis supranatural. Karena film itu, ane mulai berniat beberapa kali mencari film horror lain yang melebihi ekspektasi dari Shutter ini. Pasti GanSis masih ingat pemeran penting dalam film horror Thailand ini, Ananda Everingham (Tun),  Natthaweeranuch Thongmee (Jane) dan Achita Sikamana (Natre/hantu). 







Berikut beberapa hal yang bikin ane sebagai penonton film tersebut belum bisa move on, GanSis.







Itulah GanSis beberapa kelebihan film "Shutter" ini yang membuat ane gagal move on dan beralih ke film horror yang lain untuk mengatakan lebih baik. Tentu saja ini hanya pendapat pribadi, lantas bagaiaman menurut GanSis?