Istriku,
Kamu tau bahwa aku ini tidak pandai merangkai kata-kata menjadi sebuah rayuan.
Aku gak romantis.
Kamu tau bahwa aku ini nggak bisa bikin puisi.
Jelas, aku gak bisa puitis.
Kamu pasti kaget kalau aku bikin surat cinta, iya kan?
Nulis pakai bahasa baku aja aku kaku

Kamu memang paling tau soal diriku
Tapi, meskipun surat ini berantakan, tidak beraturan dan isinya gak karuan, pasti kamu akan tetap baca. Iya kan?
Aku juga tau kamu, lho. Hehehe.

Istriku,
"Cinta itu dari mata turun ke hati" begitulah kata para pujangga. Tapi aku bukan pujangga.

Kalaupun mataku sering ngelirik wanita lain, itu cuma nafsu. Bukan cinta atau bahkan sekedar suka. Lihat wanita cantik langsung jatuh hati, memangnya aku pujangga?

Cinta itu, dari hati naik ke mata.

Ketika hatiku mencintaimu, wajahmu terlihat cantik. Bangun tidur, cantik. Keringetan setelah nyuci, cantik. Ga pakai lipstik juga cantik.

Ketika hatiku mencintaimu, suaramu terdengar merdu, omelanmu merdu, bahkan kentutmu pun terdengar syahdu. Meskipun bau.

Ketika hatiku mencintaimu, semua yang ada padamu adalah keindahan.

Istriku,
"Cinta itu butuh pengorbanan" begitulah kata para budak cinta. Tapi aku bukan budak cinta.

Jika aku meninggalkan teman - temanku untuk mengobati rindumu, itu bukanlah ngorbanin pertemanan.
Meninggalkan bos ketika kamu minta dijemput, itu bukanlah ngorbanin pekerjaan.
Juga ketika aku harus AFKdalam Mobile legends, itu bukanlah ngorbanin game.
Bahkan ketika aku harus keluar duit banyak untuk belanja make-up untukmu, itu juga bukan ngorbanin duit.

Itu semua adalah tentang prioritas.
Maafkan aku jika terkadang aku nongkrong sampai larut
Maafkan aku jika terkadang aku kerja sampai lupa waktu
Maafkan aku jika terkadang aku ngaskus sampai lupa kamu hehehe

Istriku,
"Aku cinta kamu sehidup semati" begitulah kata bocah kemarin sore. Tapi, aku juga bukan bocah kemarin sore.

Aku mencintaimu sehidup sesurga
Serius, yang ini gak becanda.