- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Pendidikan di Asia yang Mengakibatkan Banyaknya Penderita Rabun Jauh (Miopi)
TS
dieckmann
Pendidikan di Asia yang Mengakibatkan Banyaknya Penderita Rabun Jauh (Miopi)
WELCOME TO MY THREAD
Apa yg anda pikirkan tentang gambar di atas?? Kali ini TS akan mengulas apa yang menyebabkan hal tersebut terjadi PLUS Artikel dan Penelitiannya. TS membuat thread ini karena TS juga mangalaminya
dan TS juga banyak melihat kejadian di atas di kota-kota besar aka METROPOLITAN
LANGSUNG LANJUT KE BAWAH GAN SIS
Apa yg anda pikirkan tentang gambar di atas?? Kali ini TS akan mengulas apa yang menyebabkan hal tersebut terjadi PLUS Artikel dan Penelitiannya. TS membuat thread ini karena TS juga mangalaminya
dan TS juga banyak melihat kejadian di atas di kota-kota besar aka METROPOLITANLANGSUNG LANJUT KE BAWAH GAN SIS
Spoiler for Pengertian:
Spoiler for Bukti-Bukti:
Berdasarkan referensi yang ane pakai, persentase miopi pada anak berumur 12 tahun di Singapura sebesar 62%; Guangzhou 49,7%; USA 20%; Australia 11,9%; dan India 9,7% khusus daerah urban. Sedangkan berdasarkan artikel dari Nature dengan judul “THE MYOPIA BOOM” tahun 2015, persentase penderita miopi telah mencapai level epidemik. Di Seoul, hampir seluruh pria berumur 19 tahun mengalami miopi (96,5%), di Tiongkok persentasenya bisa mencapai 90% pada remaja dan dewasa muda, dan sekitar separuh dari total orang dewasa muda (pemuda/i) di USA dan Eropa mengalami miopi. Diperkirakan 1/3 dari seluruh manusia di bumi (2,5 miliar) mengalami miopi pada akhir dekade ini.
Spoiler for Penyebab:
Dahulu kala, para ilmuwan menganggap bahwa miopi disebabkan karena faktor genetik dan memang itu benar. Akan tetapi, pengaruh lingkungan yang membutuhkan penglihatan dekat seperti membaca, mengerjakan PR, dan yang terkini adalah melihat gawai dan komputer ternyata meningkatkan peluang seseorang mengalami miopi secara signifikan. Mekanisme pendidikan di Asia Timur (negara-negara di Asia Tenggara termasuk Indonesia juga memiliki banyak kesamaan) yang memaksa siswa untuk menghabiskan waktu yang lama untuk belajar di dalam ruangan baik di sekolah maupun di rumah (lebih dari 10 jam, bandingkan dengan Eropa yang hanya 5-6 jam) menjadi penyebab utama mengapa jumlah penderita miopi khususnya di Asia Timur sangat signifikan. Banyak penelitian menunjukkan bahwa aktivitas di luar ruangan(outdoor) dalam waktu yang lebih lama menurunkan peluang seseorang mengalami miopi secara signifikan, namun tidak dapat menghilangkannya jika orang tersebut telah mengalami miopi.
Spoiler for Penelitian Lainnya:
Penelitian dengan subjek ayam yang dilakukan oleh Regan Ashby, Arne Ohlendorf, dan Frank Schaeffel pada tahun 2009 menunjukkan bahwa ayam yang terpapar cahaya dengan intensitas tinggi (analog dengan kondisi di luar ruangan) menurunkan pengembangan (development) miopi secara signifikan (60%) dibandingkan dengan ayam yang dipapar dengan cahaya ruangan biasa.
Spoiler for Hipotesis:
Hipotesis dari kedua penelitian yang TS tampilkan adalah cahaya menstimulasi pelepasan dopamin pada retina, dan dopamin bekerja dengan mencegah pemanjangan mata saat pertumbuhan yang menjadi satu dari beberapa penyebab munculnya miopi. Penelitian lain menunjukkan bahwa kadar vitamin D, vitamin yang disintesis oleh tubuh jika terpapar cahaya matahari, pada penderita miopi lebih rendah daripada orang normal dan memunculkan hipotesis bahwa kadar vitamin D yang tinggi menghambat miopi dengan mengatur pertumbuhan skleral atau menigkatkan elastisitas otot siliaris. Otot siliaris merupakan otot mata yang dipakai untuk akomodasi agar cahaya tepat fokus di retina.
Spoiler for Solusi:
Dari berbagai penelitian yang TS rangkum, ada beberapa solusi yang perlu dilakukan, yaitu (INI OPINI TS SIH, KALO ADA YG MAU MENAMBAHNKAN MONGGO 
):
1. Mengurangi waktu anak-anak dan remaja untuk menggunakan gawai, membaca buku terlalu lama, atau komputer dan meningkatkan waktu bermain di luar ruangan bagi orang tua.
2. Menghindari pemberian tugas rumah (PR) yang terlalu banyak atau yang harus menggunakan gawai/komputer dengan waktu lama (untuk anak2 usia 12 tahu ke bawah berdasarkan acuan dari data di Singapura yang TS tampilkan). Sebenernya TS sarankan larangan ini diberlakukan sampai usia 15 tahun, tpi nanti takutnya GAPTEK.Mengurangi tugas rumah bukan berarti menurunkan intenstitas pendidikan (stereotipe pendidikan di Asia). Pemberian pelajaran juga bisa dilakukan di ruangan terbuka (outdoor).
3. Untuk pihak2 yang berwenang, kurikulum pendidikan nasional seharusnya dibuat dengan menghindari proses pendidikan dan pembelajaran dengan jarak dekat dalam waktu lama.
):1. Mengurangi waktu anak-anak dan remaja untuk menggunakan gawai, membaca buku terlalu lama, atau komputer dan meningkatkan waktu bermain di luar ruangan bagi orang tua.
2. Menghindari pemberian tugas rumah (PR) yang terlalu banyak atau yang harus menggunakan gawai/komputer dengan waktu lama (untuk anak2 usia 12 tahu ke bawah berdasarkan acuan dari data di Singapura yang TS tampilkan). Sebenernya TS sarankan larangan ini diberlakukan sampai usia 15 tahun, tpi nanti takutnya GAPTEK.Mengurangi tugas rumah bukan berarti menurunkan intenstitas pendidikan (stereotipe pendidikan di Asia). Pemberian pelajaran juga bisa dilakukan di ruangan terbuka (outdoor).
3. Untuk pihak2 yang berwenang, kurikulum pendidikan nasional seharusnya dibuat dengan menghindari proses pendidikan dan pembelajaran dengan jarak dekat dalam waktu lama.
Spoiler for Referensi (Free Download All):
Spoiler for Referensi Tambahan (terdapat di dalam referensi utama):
SEMOGA THREAD ANE BERMAMFAAT
AND/OR 
Polling
0 suara
Apakah jumlahanak-anak dan remaja yang memakai kacamata sudah parah atau belum?
Diubah oleh dieckmann 20-12-2018 17:50
20
14.4K
107
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan