Dulu sangatlah tabu jika ada orang membicarakan aktivitas yang satu ini karena sifatnya sangat pribadi. Walaupun masyarakat pasti tahu dan kelak melakukannya karena keinginan biologis menghendaki hal itu.

Semua berubah ketika era keterbukaan informasi menyerang. Informasi mengenai aktivitas seks terbuka lebar dan dapat diakses dimana saja, bahkan sampai informasi yang sifatnya detail. Tak terkecuali perihal tentang lama tidaknya aktivitas seksual pasangan.

Beberapa hari lalu, saya membaca postingan di Instagram yang menjelaskan tentang durasi rata-rata hubungan seksual setiap pasangan. Yang membuat menarik adalah bahwa mindset saya selama ini tentang durasi hubungan seksual ternyata kurang pas.

Jadi, berapa sih rata-rata pasangan berhubungan seksual?? Penasaran?? Simak penjelasannya setelah pesan-pesan berikut ini.



Jujur saya geli sendiri menulis bahasan seperti ini di thread karena saya dibesarkan pada era dimana bahas seks itu tabu, bahkan cenderung dipandang negatif pada beberapa kelompok. Agar tidak terlalu menggelikan, akan saya paparkan dari kacamata ilmu pengetahuan.



Dr. Brendan Zietsch seorang psikolog dari University of Queensland ternyata juga penasaran dengan hal tersebut . Ia menemukan sebuah penelitian terbaru yang dilakukan terhadap 500 pasangan di seluruh dunia. Mereka diminta untuk berhubungan seks selama 4 minggu sambil menggunakan stopwatch. Jadi peserta harus menekan tombol start saat mulai penetrasi dan tombol stop saat ejakulasi. Hmmm...

Hasilnya, durasi tercepat berhubungan seks selama 33 detik dan terlama hingga 44 menit dengan rata-rata 5,4 menit tiap pasangan. Sungguh sebuah hasil yang cukup kontras antara yang tercepat dan terlama. Jika dibandingkan dengan durasi aktivitas seks yang direkam dalam Blue Film yang sampai berjam-jam itu, maka hasil penelitian diatas cukup mengagetkan.



Saya sering sekali melihat iklan-iklan obat kuat serta penambah gairah atau semacamnya. Dalam labelnya, pasti tertulis "kuat dan tahan lama, bisa berjam-jam". Dari situ saya coba menerka, apakah mindset masyarakat kita menganggap bahwa standar hubungan seks sampai berjam-jam sehingga muncul penawaran dalam bentuk promosi obat kuat seperti itu. Padahal definisi seks bagi tiap orang pasti tidaklah sama. Ada yang menganggap bahwa hubungan seks ya...hubungan antar dua kelamin saling beradu. Tapi ada juga yang mengatakan bahwa kegiatan-kegiatan seperti foreplay, pijat plus-plus, dan kegiatan seks lainnya masuk dalam definisi seks diatas.

Sebagai seorang peneliti evolusi, Zietsch juga bertanya-tanya, mengapa seks dilakukan dengan durasi yang lama. Semua seks pasti memerlukan pencapaian yaitu masuknya sperma untuk membuahi sel telur. Ada apa dengan durasi seks yang singkat kemudian melanjutkan hari dengan aktivitas lain?? Jika jawabannya hanya karena itu "enak dan menyenangkan" ingatlah bahwa evolusi tidak peduli dengan kesenangan tersebut.



Seks didesain menjadi "menyenangkan" agar dapat membantu nenek moyang kita menghasilkan generasi mendatang. Ibaratnya, meski kita suka makan tapi kita tidak mengunyah makanan selama 5 menit hanya untuk membuat kenikmatan lebih lama. Zietsch menduga bahwa bentuk penis lah yang mempengaruhi durasi berhubungan seks.



Saya dan mantan pacar saya sangat terbuka dalam hal aktivitas ini. Bahkan ada beberapa momen yang seharusnya itu jadi mesra malah jatuhnya jadi jenaka. Tapi, kami sadar bahwa aktivitas tersebut bukanlah sesuatu yang substansial dalam mengarungi samudera rumah tangga. Oke setuju kalau itu penting, cuma menurut saya bukan itu tolak ukurnya. Masih ada banyak hal penting lainnya yang harus diberi atensi lebih daripada hanya ngurusi masalah "wikwik".

Silahkan guyur saya dengan cendol ijo seger, rate, dan share thread ini jika menurut kalian isinya menarik . Sebaliknya kalau ndak bagus, batain aja bray, ikhlas saya. SALAM