Adat Mengajak 7 Janda Pilihan Tidur di Rumah Baru Selama 7 Malam, Tujuannya Mulia

Beranda
Komunitas
Entertainment
The Lounge
Adat Mengajak 7 Janda Pilihan Tidur di Rumah Baru Selama 7 Malam, Tujuannya Mulia

Kokonata

03-06-2021 07:08

Adat Mengajak 7 Janda Pilihan Tidur di Rumah Baru Selama 7 Malam, Tujuannya Mulia

Keluarga yang akan menempati rumah baru mengundang 7 orang janda. Ketujuh janda itu melakukan berbagai aktivitas dan tidur di rumah baru selama 7 hari 7 malam yang dimulai dari malam Jum’at. Setelah mereka pulang, barulah tuan rumah sekeluarga menempatinya.

H. Kemas Mas’ud menceritakan adat Palembang itu di kanal Youtube Mang Dayat publikasi (28/5/2021). Vebri Lintani selaku Sejarawan Palembang menjadi pemantik diskusi bersama Tokoh Adat Palembang tersebut. Seperti apa adat unik yang hampir punah itu?

Bukan Janda Biasa

Rumah untuk ditempati para janda adalah rumah milik sendiri. Tuan rumah membeli atau membangun dari awal. Jadi bukan rumah sewaan atau kontrakan.

Tuan rumah cukup menghubungi ketua janda saja. Sang ketua inilah yang akan mencari 6 janda lainnya. Tidak ada batasan usia janda. Mereka dapat berasal dari keluarga dekat atau kerabat tuan rumah. Ada hubungan kekerabatan dengan tuan rumah lebih utama.

Selain itu, minimal satu dari ketujuh janda sudah menunaikan ibadah haji. Idealnya semua janda ahli ibadah. Merka pandai membaca Al Qur’an. Selama 7 hari mulai dari malam Jum’at, mereka beribadah wajib dan sunnah di rumah baru.

Tuan rumah menyediakan makanan dan minuman untuk para janda. Mereka tidak sibuk memasak selama menginap. Sekadar memanaskan makanan atau menjerang air saja. Fokus kegiatan mereka adalah ibadah.

Usai menginap selama tujuh hari, tuan rumah akan memberikan tanda terima kasih berupa barang dan uang. Zaman dulu, barang itu berupa pakaian satu setel, gelas selusin dan uang. Jumlah uang sesuai dengan perhitungan kebutuhan rata-rata tiap janda selama tujuh hari.

Tujuan Menginapkan Janda

Mendapatkan berkat dari kegiatan ibadah para janda adalah tujuan menginapkan mereka. Mengundang para janda menjadi bentuk kesyukuran tuan rumah atas rumah barunya. Bersyukur dan berdoa merupakan tuntunan ajaran Islam bagi orang-orang yang memiliki rumah baru.

Keberkahan juga menjangkau usaha atau pekerjaan tuan rumah. Kemas Mas’ud Merasakan hal itu. Meskipun usahanya tidak besar, namun dia yang memiliki lima anak hidup berkecukupan.

Apabila rumah ada makhluk halus penunggunya, para janda dapat merasakan terlebih dahulu. Mereka akan mengungkapkan hal itu pada tuan rumah. Keluarga tuan rumah tidak perlu khawatir. Selama tidak sombong dan tekun beribadah, makhluk halus akan menganggu.

Kenapa Bukan Duda?

Kemas Mas’ud tidak menjelaskan kenapa tuan rumah mengundang janda, bukan duda. Namun logikanya, perempuan lebih telaten beribadah di rumah. Perempuan tidak wajib shalat berjema’ah di masjid seperti laki-laki.

Para janda pun umumnya tidak memiliki pekerjaan tetap. Tidak seperti duda yang bekerja atau memiliki profesi tertentu. Secara tidak langsung tuan rumah bersedekah kepada para janda dengan cara mengundangnya ke rumah baru.

Hampir punah

Adat mengundang janda ke rumah baru ini masih marak pada tahun 1970-an. Warga asli Palembang pada umumnya menjalankan adat mengundang janda pada waktu itu. Tahun 1990-an pun, masih banyak warga Palembang yang mengundang janda ke rumah barunya.

Sayangnya, adat Palembang ini sekarang sudah jarang. Mungkin karena repot atau kurang sosialisasi. Sekadar yanisan, karena pindahan rumah baru masih marak saat ini.

Saya pun yang tinggal di Palembang sampai awal tahun 2000 pun belum pernah mendengar adat ini. Mungkin karena keluarga dan tetangga saya bukan orang asli Palembang sehingga adat ini tidak sampai ke telinga kami.

Nah, Agan Sista yang pindah rumah ke Palembang bisa melaksanakan adat ini. Utamakan janda solehah, bukan sekadar janda muda. Semoga rumah dan kehidupan jadi berkah.

Sumber
Video
Rujukan

Gambar
Liputan 6
MuslimahZone
Travel Kompas