KokonataAvatar border
TS
Kokonata
Ketika Anak Bertanya Seks Tidak Dijawab dengan Benar, Akibatnya Lucu dan Bikin Malu

Sebagian orang tua masih menganggap bahasan seks hanya seputar persenggamaan. Padahal seks cakupannya luas terkait jenis kelamin. Pembicaraan tentang seks juga masih tabu. Orang tua enggan membahas masalah seks, padahal anaknya ingin tahu.
 
Ada satu kisah dalam buku Ketika Anak Bertanya Seks (Gramedia Widiasarana, 2008). Ditulis oleh para pakar kesehatan dan psikologi. Mereka adalah dr. H. Hanny Ronosulistyo, Sp.OG(K).,M.M.,Dr. Seto Mulyadi, Psi, M.Si., dan Lia Muliawati.  
 
Anak Bertanya Orang Tua Tidak Siap
 
Fitri yang masih berusia 4 tahun bertanya kepada ibunya. “Ma, Penis itu apa, sih?”

Sang ibu tengah melipat baju gelagapan. Kaget dengan pertanyaan anaknya.

“Hus! Kamu kok tanya-tanya gitu?” kata si ibu sambil melotot.

“Kok , Mama marah. Penis itu apa?” tanya Fitri terus mengejar jawaban.

Karena tidak tahan terus dikejar, si ibu yang melihat gantungan baju menjawab, “penis itu gantungan baju.”

Fitri melanjutkan bermain. Tidak bertanya-tanya lagi. Si ibu lega. Dugaan sang ibu, Fitri bertanya begitu karena tidak sengaja mendengar kakaknya yang tengah menghafal pelajaran biologi dengan suara keras.

Di lain kesempatan, Fitri bertanya lagi kepada ibunya, “Ma, senggama itu apa?”

Sang ibu kembali terkejut. Dia salah tingkah. Karena si ibu mau ke kamar mandi, terucaplah kata  “mandi!”


Inilah Akibatnya, Lucu Tetapi Bikin Malu Orang Tua

Beberapa pekan kemudian, paman Fitri datang berkunjung. Sang paman adalah adik ibu. Saat datang cuaca sedang panas, paman memakai jaket.

Melihat pamannya meletakkan jaket di sandaran kursi, Fitri berkata, “Om jaketnya jangan taruh di kursi. Gantungin aja di penis.”

Sang paman kaget luar biasa dengan saran bocah kecil keponakannya itu.

Saat ditanya, “ibu kamu mana?”

Fitri memberikan jawaban mengejutkan juga. “Lagi senggama di kamar mandi!”

Ternyata jawaban asal-asalan yang diberikan ibunya dapat diingat baik oleh anak usia 4 tahun. Dia menggunakan kata itu di lain kesempatan. Tentu saja dengan makna yang dipahaminya saja.


Pakailah Kata atau Istilah yang Universal, Bahasa Medis

Itulah pentingnya untuk menggunakan kata atau istilah medis yang universal untuk kelamin dan segala hal terkait seks. Sebenarnya jawaban dari pertanyaan Fitri dapat disuaikan dengan usianya saja. Namun karena si ibu merasa bahasan seks tabu dan tidak punya ilmu juga untuk menjelaskan kepada anak, jadilah dijawab asal saja. Akibatnya memalukan, ya.

Di era informasi yang deras seperti sekarang, sudah sepatutnya orang tua melakukan edukasi menyeluruh pada anaknya. Termasuk pengetahuan seksual. Bukan sekadar soal hubungan intim persenggamaan, namun segala hal terkait jenis kelamin. Membahas ketika laki-laki yang tumbuh bulu lebih lebat daripada wanita saja sudah termasuk pembahas soal seks.


Jangan sampai anak penasaran sehingga mencari sendiri informasi di internet. Bisa lebih berisiko karena mesin pencari dapat mengantarkannya pada konten-konten ‘ajaib’. Lebih baik tahu dari orang tua sendiri, jadi bahan diskusi. Inilah pentingnya orang tua selalu up to date, belajar dan belajar. Jangan sampai kalah pintar dari anak sehingga salah tingkah saat anak bertanya.  



Sumber: Ketika Anak Bertanya Seks olehdr. H. Hanny Ronosulistyo, Sp.OG(K).,M.M.,Dr. Seto Mulyadi, Psi, M.Si.,Lia Muliawati, Gramedia Widiasarana 2008. Foto dari 
Freepik.com


emoticon-Shakehand2




Boleh Baca Juga


Diubah oleh Kokonata 07-11-2021 11:08
0
1.8K
13
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan